Ceramah Master Cheng Yen: Memberi Bantuan dengan Cinta Kasih dan Empat Kebijaksanaan
“Kami menunggu
izin untuk mengubur jenazah. Ada banyak jenazah yang perlu segera dikubur karena
sudah mulai membusuk,” kata seorang relawan
medis.
“Kita berusaha mencegah penyakit kolera. Kini kita berada di musim hujan, penyakit yang bisa menular lewat air sangat banyak. Nyamuk dan penyakit malaria adalah risiko. Terlebih, saat sarana air bersih dan sanitasi rusak, risikonya semakin tinggi,” terang Sunil Saigal, Residen Koordinator PBB di Sierra Leone.
“Kita
melihat anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka. Anak-anak ini kehilangan saudara dan
orang tua. Mereka sangat rentan
saat ini,” ujar seorang ahli perawatan trauma.
Kondisi di Sierra Leone sungguh membuat orang tidak tega
melihatnya, terlebih kondisi para korban bencana. Selain korban jiwa, orang
yang belum ditemukan juga tidak sedikit. Selain itu, yang kehilangan tempat
tinggal hampir mencapai 4.000 orang. Kini, kita harus memberikan bantuan
darurat.
Di Sierra Leone juga ada organisasi amal, seperti Caritas Freetown
Foundation dan Healey International Relief Foundation, yang selama ini selalu
bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menyalurkan bantuan. Kali ini, kita juga
segera menyatukan tenaga dan barang bantuan untuk menolong para korban bencana.
Namun, bantuan lanjutan juga dibutuhkan. Sejak pertengahan bulan Agustus, kita
terus menyediakan makanan hangat.
Agar dapat terus menyediakan makanan, kita membutuhkan bahan
pangan. Kemarin, kita berusaha mencari jalan keluar. Beberapa hari belakangan
ini, ketua dan wakil ketua Tzu Chi Amerika Serikat kembali ke Griya Jing Si untuk
melaporkan penyaluran bantuan yang mereka jalankan di beberapa negara. Topik
utama kita adalah Sierra Leone.
Setelah melakukan evaluasi, kita mendapati bahwa kita harus menyediakan makanan bagi 4.000 orang selama 14 hari. Ini termasuk dalam bantuan darurat yang harus dilakukan secepat mungkin. Kemarin, kita memutuskan bahwa begitu beras yang dikirimkan dari Taiwan tiba di Sierra Leone, kita harus segera membagikannya. Kita akan tetap bekerja sama dengan organisasi amal setempat untuk mengumpulkan lebih banyak relawan guna memasak nasi.
Kita juga harus segera membeli alat masak bagi para korban bencana
agar mereka bisa memasak sendiri. Kita berharap dapat memberikan bantuan tepat
waktu. Kita juga harus segera menyediakan alat makan agar mereka tidak makan
secara langsung dengan tangan. Ini kurang higienis dan mungkin dapat
menimbulkan penyakit. Karena itu, kita harus bergerak dengan cepat.
Mereka hanya makan sekali dalam sehari. Saya sungguh tidak tega
melihatnya. Dibandingkan dengan mereka, kita sungguh sangat beruntung. Saat
kita memberikan makanan pada anak kita, mereka belum tentu bersedia memakannya.
Orang dewasa harus terus membujuk mereka, mereka baru bersedia memakannya. Lain
halnya dengan Sierra Leone, banyak anak yang menjadi anak yatim piatu.
Kemarin, Ci Hui menunjuk seorang anak dalam foto dan berkata bahwa
dia adalah anak yatim piatu. Anak itu dilanda bencana alam dan hidup
kekurangan. Tegakah kita melihat kondisi anak itu? Tentu merasa tidak tega.
Kita tidak tega melihat anak itu menderita. Karena itu, kita segera mengirimkan
barang bantuan yang paling dibutuhkan lewat udara.
Kita juga harus segera membeli barang bantuan di Sierra Leone untuk
menghemat biaya pengiriman. Dengan begitu, kita bisa membeli lebih banyak
barang bantuan dan mengirimkannya dengan kapal. Barang bantuan inilah yang akan
digunakan dalam penyaluran bantuan jangka menengah dan jangka panjang.
Singkat kata, dalam ceramah pagi, saya mengulas bahwa Bodhisatwa
memiliki Empat Kebijaksanaan. Kita harus memiliki kebijaksanaan yang mendukung
pencapaian segala aktivitas, kebijaksanaan dalam mengamati, kebijaksanaan yang
tidak membeda-bedakan, dan kebijaksanaan bagai cermin yang bulat dan jernih. Kita
harus sangat bersungguh hati melakukan praktik Bodhisatwa dalam kehidupan
sehari-hari.
Hanya satu wilayah yang melakukannya tidaklah cukup. Tzu Chi
Taiwan berniat menolong, tetapi tidak bisa menjangkau Sierra Leone. Namun,
insan Tzu Chi Amerika Serikat bisa menjangkau Sierra Leone dan menginspirasi
banyak orang yang bersedia bersumbangsih bersama tanpa memandang perbedaan
agama dan latar belakang.
Meski demikian, dibutuhkan kekuatan cinta kasih dari lebih banyak
Negara untuk menghimpun barang bantuan bagi mereka. Dengan kesatuan hati yang
tidak memandang perbedaan kewarganegaraan, ras, dan agama, kita baru bisa
menolong orang yang membutuhkan. Inilah penderitaan dalam hidup manusia.
Penderitaan berasal dari karma buruk kolektif semua makhluk.
Kita juga melihat Vietnam. Sejak Vietnam dilanda kekeringan tahun
lalu, insan Tzu Chi mendapati bahwa warga setempat membutuhkan tangki air.
“Musim
kemarau di Vietnam berlangsung setengah tahun. Jadi, sebelum musim hujan
berakhir, warga harus menampung air hujan yang cukup untuk musim kemarau,” ujar
Chen Da-yu, relawan Tzu Chi.
“Tahun lalu,
karena bencana kekeringan dan intrusi air asin, warga kekurangan air bersih. Tzu
Chi telah datang menolong kami tahun lalu. Tahun ini, kalian kembali dengan membawa
tangki air. Warga sangat gembira,” kata Vu Kim Lien, Kepala
desa.
“Saya
berharap pejabat setempat dapat mengajari warga bagaimana cara memanfaatkan
tangki air sebaik mungkin. Saya juga berharap warga sebaik mungkin dapat
menghargai hadiah ini dan menjaga kebersihan air kita,” kata Tran Van Hoan, Wakil ketua Dewan Peninjau Kelembagaan Ba Tri.
Kita memberikan tangki air yang dapat menyaring daun dan sebagainya
sehingga yang masuk ke dalam tangki adalah air bersih. Relawan kita menggunakan
kebijaksanaan dan kebajikan mereka. Relawan kita bersusah payah mengantarkan
tangki air ke berbagai wilayah, termasuk pulau terpencil. Relawan kita bahkan
mengarungi sungai. Melihat tangki air ini, warga setempat sangat menghargainya.
“Dengan
adanya tangki dan bak air, kami bisa menggunakan air dengan leluasa. Air di bak
untuk kebutuhan sehari-hari dan air di tangki untuk diminum,” kata Nguyen Thi Ket, seorang warga.
Ada pula yang memperlihatkan tangki air kepada dewa dan leluhur
terlebih dahulu karena itu merupakan pusaka terpenting baginya yang dapat
menyelamatkan kehidupan. Lihatlah betapa langkanya air di sana. Air merupakan
sumber kehidupan kita, tetapi kita tidak tahu untuk menghargainya.
Setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah. Kita
harus meningkatkan kewaspadaan, bermawas diri, dan berhati tulus. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita harus menunaikan kewajiban, menciptakan berkah bagi
umat manusia, dan menolong orang yang membutuhkan.
Melihat para relawan di Vietnam mengerahkan segenap hati dan tenaga, saya sangat bersyukur dan tersentuh. Kekuatan cinta kasih sangat besar. Kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Relawan kita membentangkan inci demi inci jalan
dengan cinta kasih. Meski perjalanan ini penuh rintangan, tetapi
relawan kita dapat mengatasi segalanya. Saya sungguh sangat tersentuh dan
bersyukur.
Hujan deras memicu terjadinya
tanah longsor yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka
Bergotong royong menolong Sierra
Leone
Menghimpun cinta kasih dan
menggunakan Empat Kebijaksanaan
Membagikan
tangki air di Vietnam
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Agustus 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina