Ceramah Master Cheng Yen: Memberi Bantuan dengan Tulus dan Mewariskan Keterampilan Medis
Di Filipina, terdapat banyak
orang kurang mampu. Mereka menjalani hidup dengan penuh kesulitan. Karena itu, insan
Tzu Chi senantiasa mencurahkan perhatian. Saya juga berterima kasih kepada
Dewan Pertanian Taiwan yang menyumbangkan beras pada Tzu Chi.
Tzu Chi bertanggung jawab untuk
memastikan setiap butir beras sampai di tangan orang-orang yang menderita agar
mereka bisa hidup tenteram. Meski kita tidak bisa menyediakan beras dalam jangka
panjang, tetapi setidaknya mereka bisa menikmati nasi putih untuk sementara
waktu.
“Saya sungguh sangat berterima
kasih. Anak-anak saya akhirnya dapat makan dan tidak kelaparan. Mereka bisa
tumbuh besar dengan sehat. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih atas bantuan
kalian,” kata Maricel Godino, seorang warga.
“Ini untuk pertama kalinya saya
menerima beras. Jika ada tetangga saya yang tidak punya beras, maka saya akan
berbagi dengan mereka,” ujar warga lainnya, Prisco Olaseo.
Wakil presiden Filipina juga
hadir untuk melihat bagaimana Tzu Chi membagikan bantuan dan menyebarkan
kekuatan cinta kasih ke dalam hati setiap orang.
“Setiap kali bencana terjadi, Tzu
Chi-lah yang pertama tiba di lokasi bencana. Jadi, saya sangat penasaran
bagaimana kalian membentuk semangat seperti ini dalam organisasi. Saya sangat
berterima kasih telah diundang ke sini hari ini. Saya juga bersyukur kepada
Yayasan Tzu Chi atas segala sesuatu yang telah kalian lakukan bagi warga
Filipina,” kata Leni Robredo, Wakil presiden Filipina.
Beliau juga memperhatikan warga
kurang mampu. Saya sangat berharap kita bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk
membangkitkan cinta kasih guna bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Di
Malaysia, insan Tzu Chi juga menjangkau keluarga-keluarga yang menderita. Meski
penerima bantuan ini pernah salah paham terhadap Tzu Chi, tetapi insan Tzu Chi mendekatinya
dengan cinta kasih yang tulus. Kini, yang paling dinantikannya adalah
kedatangan insan Tzu Chi.
“Setelah mengenal Tzu Chi, saya
merasa bahwa bantuan insan Tzu Chi melebihi segalanya. Curahan perhatian kalian
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” kata Zhu Yi-quan, Penerima bantuan
Tzu Chi.
Ini semua membutuhkan ketulusan
hati. Kita harus membangkitkan ketulusan, baru bisa membimbing semua orang, baik
dari kalangan menengah ke atas, kalangan menengah, maupun kalangan menengah ke
bawah. Meski orang lain salah paham terhadap kita dan memperlakukan kita dengan
sikap yang tidak baik, tetapi kita tetap harus menggunakan ketulusan untuk
menyentuh hati mereka. Membimbing semua makhluk dengan tulus, inilah praktik
Bodhisatwa.
Dengan tekad yang tak
tergoyahkan, kita terus melangkah maju untuk menginspirasi orang berada menolong
orang kurang mampu. Inilah tujuan kita. Di Malaysia, juga ada sekeluarga 6
orang yang menjadi relawan Tzu Chi. Awalnya, relawan kita membimbing satu
orang, lalu yang kedua, ketiga, hingga akhirnya membimbing keenamnya.
Mereka semua bisa merasakan kekuatan
cinta kasih Tzu Chi. Ini sungguh tidak mudah. Inilah yang disebut menginspirasi
kekayaan batin. Kita tidak tega melihat orang lain tidak berkesempatan
mendalami Dharma. Jadi, saya berharap benih cinta kasih bisa ditaburkan di
dalam ladang batin setiap orang.
Jika di dalam satu keluarga ada
satu orang yang bisa merasakan kebaikan Tzu Chi, maka seluruh anggota
keluarganya akan terinspirasi menjadi relawan Tzu Chi. Menciptakan keluarga
yang harmonis dan bahagia, ini juga merupakan tujuan kita. Kita harus
menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik. Kita harus membabarkan Dharma
ke dalam hati setiap orang agar seluruh masyarakat bisa harmonis, membuka pintu
hati, dan membangkitkan kekuatan cinta kasih untuk menolong semua makhluk yang
menderita.
Setelah melenyapkan penderitaan, kita
juga harus berbagi Dharma dengan mereka. Kita juga melihat acara doa dalam
rangka Tahun Baru Imlek di Afrika Selatan. Warga keturunan Tionghoa dan pemuka
agama juga hadir. Setiap orang datang dengan membawa celengan bambu dan
menuangkan isinya dalam acara itu. Kita bisa melihat bahwa dalam sebutir beras
terhimpun cinta kasih sepanjang masa dan dalam hal terkecil pun terkandung
Dharma yang mengubah kehidupan.
Dengan menyisihkan sedikit uang
setiap hari, tanpa disadari, kita bisa mendukung penyaluran bantuan besar. Inilah
yang terjadi di Afrika Selatan. Melihatnya, saya sangat terhibur dan bersyukur.
Selain misi amal, misi kesehatan juga giat dijalankan.
Kita juga bisa melihat harapan
baru bagi penderita radang sendi lutut di RS Tzu Chi Dalin. Selama ini, dr. Lyu
selalu sangat bersungguh hati meneliti metode pengobatan yang bisa membawa
banyak manfaat. Dia telah menemukan metode agar pasien tidak perlu menggunakan
sendi buatan. Meski menggunakan sendi sendiri, pasien tetap bisa sembuh dan
berjalan dengan mantap.
dr. Lyu selalu berharap bisa
membawa manfaat bagi pasien agar pasien lekas sembuh dan penderitaannya bisa
dipersingkat. Dia berharap bisa mewariskan keterampilan dan pengetahuan
medisnya kepada lebih banyak orang. Selain bersungguh hati menulis tesis, dia
juga memberikan bimbingan secara nyata. Saya sangat tersentuh. Selain memberi
pengobatan, dia juga membina insan berbakat.
Kita juga melihat seorang ibu yang
tinja dan air seninya keluar dari saluran yang sama. Bagaimana dia menjalani
hidupnya? Setelah ditangani oleh dokter kita dengan sepenuh hati, penderitaannya
selama 20 tahun lebih bisa teratasi. Biasanya, dia sangat minder dan tidak
berani keluar rumah. Namun, kini dia bisa mengenakan celana panjang dan
melakukan pekerjaaannya dengan leluasa. Ini juga membuat saya sangat tersentuh.
Jadi, kita harus menggenggam
waktu. Selama sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Kita harus menggenggam
setiap waktu dan mempertahankan tekad untuk selamanya. Kita harus menggenggam
setiap waktu dan terus melakukannya untuk selamanya.
Sumbangsih yang singkat membuat kita merasa sangat bermakna. Karena itu, kita tidak ingin mundur dan terus melangkah maju. Selama sesuatu itu benar, maka lakukan saja.
Mencurahkan perhatian dan memberikan bantuan dengan cinta kasih yang tulus
Membawa harapan baru bagi penderita radang sendi lutut
Mewariskan keterampilan medis pada orang lain
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Maret 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina