Ceramah Master Cheng Yen: Memberi Bantuan ke Garis Depan dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan

Setiap hari kita mendengar dan melihat berita tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan wabah. Lihatlah, satu demi satu brankar (tempat tidur pasien) membawa jenazah orang yang meninggal.

Saat wabah merebak, betapa pun tingginya kedudukan, ketenaran, dan banyaknya harta seseorang atau betapa pun miskinnya seseorang, begitu orang itu terjangkit COVID-19, tidak mudah baginya untuk melewati kesulitan ini. Jika tidak bisa melawan virus ini, dia mungkin akan meninggal.

Saat kita masih bisa bernapas, yang berarti kita masih hidup, untuk selalu sehat pun tidak mudah bagi kita. Begitu tubuh menua dan didera penyakit, banyak hal tidak leluasa kita lakukan, terlebih saat merebaknya wabah seperti sekarang. Jadi, dalam kehidupan ini, waktu yang paling berharga ialah saat diri kita sehat. Saat itu, kita harus segera menggenggam waktu kita untuk mengembangkan makna dan nilai kehidupan. Kita harus bersumbangsih bagi dunia. Yang terbaik ialah kita tetap mematuhi peraturan.

Genggamlah waktu yang ada saat ini untuk memperbarui diri setiap hari dan menyerap berbagai pengetahuan. Lebih jauh lagi, kita hendaknya menyerap semangat positif dalam keyakinan agama dan ajaran kebenaran. Agama apa pun bukan masalah, selama agama itu baik dan mengajarkan keyakinan benar. Bangkitkan ketulusan kita dan kendalikan pikiran kita. Dengan hati yang tulus, bertobatlah sesuai ajaran agama Anda.

 

Semua agama mengajarkan tentang pertobatan. Ambil pakaian kita sebagai contoh. Pakaian yang kita kenakan saat keluar rumah mungkin kotor karena terkena kotoran dari luar dan dihinggapi oleh bakteri yang tak terlihat. Namun, sepulangnya ke rumah, kita dapat berganti pakaian. Ini berarti kita memperhatikan kebersihan.

Penyakit COVID-19 kali ini belum memiliki metode penanganan yang pasti. Karena itu, kita harus berdisiplin dan menjaga diri dengan baik. Kita harus menjaga diri sendiri dan orang lain karena jika ada orang yang tertular penyakit ini, dia bukan hanya akan memengaruhi keluarganya saja. Bukan.

Satu orang yang tertular bisa menjadi masalah bagi satu komunitas, juga seluruh masyarakat, bahkan satu negara. Karena itu, kita mendengar berbagai negara menerapkan pembatasan atau karantina wilayah. Saat kasus positif bertambah dan menyebar dari satu daerah ke daerah lain, penutupan bukan lagi hanya dilakukan di satu daerah, melainkan dilakukan secara nasional.

Wabah kali ini sungguh merupakan masalah serius. Penyebaran wabah ini merupakan masalah besar. Tingkat penularan penyakit ini sangat tinggi. Jadi, penyakit ini menular dengan cepat. Jumlah kasus positifnya terus bertambah di seluruh dunia. Banyak negara menerapkan penutupan wilayah. Kini, perhatian seluruh dunia terpaku pada bidang industri dan perdagangan. Semua orang mengeluhkan masalah ekonomi. Namun, saya berkata bahwa kini yang terpenting ialah membangkitkan pertobatan mendalam. Setiap orang harus  sungguh-sungguh berintrospeksi. Bukankah wabah ini memberi pelajaran besar bagi kita?

 

Wabah kali ini terus menyebar dan meluas dan telah menjadi pandemi. Jumlah kasus positifnya terus bertambah. Dahulu, saat suatu negara dilanda bencana, kita bisa segera meminta para relawan di negara lain untuk menyediakan dan menyalurkan bantuan, baik sandang, pangan, maupun uang tunai. Namun, dalam masa wabah kali ini, bantuan dibutuhkan di seluruh dunia sehingga harus menunggu.

Proses pengiriman bantuan ini sungguh tidak mudah. Sejak sekitar bulan Januari atau awal Februari, kami telah mencari cara agar bantuan bisa dikirimkan, tetapi berbagai masalah terus bermunculan. Karena itu, tidak ada pengiriman. Masalah yang ada berkaitan dengan dari mana dan bagaimana barang bantuan dikirim,” kata dr. Ke Xian-zhi anggota TIMA Filipina.

Melihat barang-barang ini tiba dengan lancar, kami sangat gembira. Ini dapat membantu Filipina dalam menghadapi wabah. Kami juga senang ada banyak orang bersedia membantu kami,” kata Eric penanggung jawab property.

Tentunya ini semua bisa terwujud berkat adanya dukungan dari pengusaha peduli NKRI dan seluruh lapisan masyarakat yang berdonasi melalui yayasan Tzu Chi. Tentu ini belum cukup, ini masih belum selesai, kami masih terus berharap adanya dukungan dari semua pihak ke yayasan Tzu Chi sehingga kita bisa berbuat lebih banyak lagi,” kata Suriadi Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia

 

Insan Tzu Chi terus berusaha menyalurkan bantuan ke berbagai negara sesuai kebutuhan. Kebutuhan terus didata. Begitu barang diterima, akan segera kita kirimkan. Karena itu, dalam masa wabah kali ini, semakin dibutuhkan lebih banyak orang di seluruh dunia yang membangkitkan cinta kasih dan ketulusan serta membangun ikrar agung bagi dunia.

Kita harus memiliki hati yang tulus. Ketika pikiran kita senantiasa tulus, para dewa dan makhluk pelindung Dharma di sekitar kita akan dapat merasakan dan mengamati pikiran dan tindakan kita ini.

Penyakit bisa menjangkiti siapa saja tanpa pandang bulu
Menjadikan sila sebagai pedoman untuk mendisiplinkan diri dan orang lain
Memberi bantuan ke garis depan dengan welas asih dan kebijaksanaan
Pertobatan dan doa yang tulus terdengar oleh para dewa

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 April 2020            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 15 April 2020
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -