Ceramah Master Cheng Yen: Memberi Ketenangan dan Kebahagiaan bagi Semua Makhluk

”Hari ini kalian mengobati penyakit saya dan mengajarkan Kata Renungan Jing Si kepada saya. Saya belajar bahwa kebahagiaan datang bukan karena kita memiliki lebih banyak dari orang lain,  melainkan karena kita dapat menghargai segala yang dimiliki,” kata seorang pengungsi. 

Kami berharap semua orang yang datang bukan hanya dapat mendapatkan pengobatan medis, tetapi semangat dan kebijaksanaan mereka juga dapat bertumbuh. Bodhisatwa adalah seseorang yang sudah tersadarkan dan memahami ajaran Buddha. Karena memahami dan tidak tega melihat penderitaan semua makhluk mereka mempraktikkan kebenaran secara nyata dan mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk terjun ke tengah penderitaan. Inilah cinta kasih dan belas kasih Bodhisatwa.

Kita harus membangkitkan cinta kasih dan belas kasih terhadap semua makhluk  serta niat untuk melindungi dan tidak melukai semua makhluk. Niat ini disebut “sebab”. Saat kita bersedia melindungi semua makhluk dengan penuh cinta kasih, itu adalah sebutir benih baik. Dengan demikian, secara alami  kita akan mengambil tindakan nyata. Karena itu, “sebab” ini sangat penting. Dengan “sebab” ini, kita tidak sulit untuk melakukan tindakan. Asalkan bersedia melakukan tindakan, maka kita dapat mengatasi berbagai kesulitan.


Beberapa tahun ini, di seluruh dunia, kita sering mendengar tentang penderitaan dan bahaya yang dihadapi para pengungsi. Para pengungsi meninggalkan negara tempat tinggal mereka. Dalam menempuh perjalanan yang jauh, sebagian besar pengungsi hanya mengandalkan sepasang kaki mereka. Mereka harus melewati zona tempur yang sangat berbahaya atau melewati jalur laut.

Kita sering mendengar berita tentang kapal yang kelebihan muatan sehingga kapalnya tenggelam. Berita seperti ini sungguh banyak. Inilah penderitaan di zaman kita. Pada masa sekarang, masih adakah pengungsi yang meninggalkan negara mereka? Ya, masih ada. Mereka sangat bersusah payah untuk mengungsikan diri. Beberapa negara di Eropa  menutup pintu karena enggan menerima para pengungsi. Akibatnya, para pengungsi terpaksa berhenti di wilayah perbatasan.

Para pengungsi di Serbia juga sangat menderita. Selama beberapa tahun ini, ada sekelompok relawan Tzu Chi yang berusaha segenap hati dan tenaga  untuk mengasihi dan melindungi para pengungsi. Karena tidak tega melihat penderitaan para pengungsi, mereka pun membangkitkan cinta kasih dan belas kasih.


”Saya sangat suka bekerja sama dengan relawan Tzu Chi. Kita sungguh dapat membantu orang-orang yang menderita di seluruh dunia,” kata Wilson, seorang pengungsi.

”Saya rasa setiap orang sangat puas dengan bantuan Tzu Chi. Terima kasih atas kedatangan kalian,” kat Wang Zhong-xian, Relawan Tzu Chi.

”Para pengungsi kehilangan segalanya. Saya merasa sangat luar biasa karena dapat memberi secercah harapan bagi mereka. Mari kita bersama-sama  melewati kesulitan ini,” kata Mootowi, seorang relawan Serbia.

“Terima kasih atas semua kontribusi kalian. Kami sangat berterima kasih atas semua bantuan kalian. Ini menunjukkan cinta kasih yang tiada tara. Kami sangat berterima kasih kepada kalian,” ujar Aziz seorang pengungsi.

Relawan Tzu Chi juga menyediakan makanan dua kali dalam sehari. Para staf dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi juga bekerja sama dengan Tzu Chi untuk membantu para pengungsi. Para staf itu menjalin hubungan yang baik dengan relawan Tzu Chi dari Eropa. Tahun lalu, mereka juga berkunjung ke Taiwan untuk lebih memahami Tzu Chi. Mereka juga mempelajari konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi. Mereka juga berkunjung ke DA.AI Technology untuk melihat proses pengolahan botol plastik  menjadi serat,  kemudian dibuat menjadi kain yang ringan, hangat, dan berkualitas baik.


Mulanya, mereka berencana untuk memesan jaket kita. Namun, para relawan Tzu Chi dan staf di DA.AI Technology  memutuskan untuk menghadiahkan jaket-jaket itu kepada mereka. Setelah pembuatan jaket selesai, relawan kita mengantarkannya secara langsung kepada mereka. Kita dapat melihat betapa gembiranya mereka. Setelah itu, kita mulai mencurahkan perhatian bagi para pengungsi.

Pada perjalanan ke Serbia kali ini, relawan kita melihat para staf  dari Komisaris PBB untuk Pengungsi dan para relawan dari Bosnia mengembangkan pendidikan penuh cinta kasih yang mereka pelajari di Taiwan. Mereka juga membimbing para pengungsi dengan penuh cinta kasih. Kini lingkungan di kamp pengungsian sangat bersih dan rapi. Hubungan antarsesama juga sangat harmonis.  Saat bertemu dengan relawan Tzu Chi, para pengungsi bagai bertemu dengan keluarga sendiri.

Dapat menjadi orang yang dibutuhkan sesama sungguh bukan hal yang mudah. Para relawan Tzu Chi mengembangkan cinta kasih dan belas kasih karena mereka ingin melindungi para pengungsi. Karena sebab inilah, kehidupan mereka menjadi sangat bermakna. Kita harus selalu memperhatikan hal-hal terjadi di dunia. Dengan begitu, baru kita memiliki cara untuk terjun memberikan bantuan. Kita harus memahami kondisi di dunia dengan sepenuh hati.


Bodhisatwa bukan yang dideskripsikan di dalam Sutra yang bisa berubah wujud dan memiliki kekuatan batin. Tidak. Kalian harus lebih memahami kondisi sekarang agar bisa mengatasi kesulitan untuk terjun ke tengah masyarakat. Lihatlah relawan Tzu Chi di Eropa. Mereka tinggal di negara yang makmur. Bagaimana cara mereka menapaki Jalan Bodhisatwa,  bersumbangsih bagi sesama, dan mengembangkan cinta kasihdan belas kasih mereka? Inilah jalinan jodoh mereka.

Mereka memanfaatkan penderitaan di dunia guna mencapai misi seorang Bodhisatwa. Jika tidak ada makhluk yang menderita, bagaimana mereka berkesempatan untuk bersumbangsih? Ini disebut memanfaatkan jalinan jodoh semua makhluk. Orang-orang yang menderita itu telah mendukung pencapaian mereka dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya sering berkata bahwa kita harus bersumbangsih tanpa pamrih dan selalu bersyukur. Ini merupakan cara untuk memperteguh tekad pelatihan diri.

Mendengar dan meringankan penderitaan orang-orang di dunia

Membangkitkan cinta kasih untuk melindungi semua makhluk

Memberikan ketenangan dan kebahagiaan bagi orang-orang yang menderita

Membangun tekad untuk memberi manfaat bagi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 April 2018

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -