Ceramah Master Cheng Yen: Memberi Persembahan dengan Dharma dan Berikrar di Jalan Bodhisatwa
ita bisa melihat ketekunan
relawan kita. Sejak awal bulan April, saya setiap hari melihat Bodhisatwa yang
tekun dan bersemangat kembali ke kampung halaman batin dari berbagai negara dan
wilayah. Setiap hari, saya melihat mereka melakukan ritual namaskara. Meski
jalan yang ditempuh dalam ritual namaskara berliku-liku, tetapi semua orang
menuju satu tujuan yang sama.
Mereka melangkah dan bersujud
dengan khidmat dan tulus. Inilah kekhidmatan dan ketulusan relawan kita. Setiap
insan Tzu Chi tulus, benar, yakin, dan bersungguh-sungguh. Dengan memiliki
ketulusan, hati kita tidak akan terganggu. Kita memiliki kesatuan tekad untuk
meneladani Buddha dan mencapai kebuddhaan.
Kita meneladani Buddha yang mulai
berlatih dari seorang makhuk awam dan bertujuan untuk mencapai pencerahan. Mencapai
pencerahan berarti mencapai kebuddhaan. Perjalanan dari makhluk awam hingga
mencapai kebuddhaan bagaikan perjalanan dalam ritual namaskara. Meski perjalanannya
sangat panjang dan berliku-liku, tetapi kita semua menuju satu tujuan yang
sama.
Meski pola pikir setiap orang
berbeda-beda, tetapi dengan bimbingan ajaran Buddha, semua orang bisa menuju
satu arah yang sama, yakni jalan menuju kebuddhaan. Menempuh jalan menuju
kebuddhaan berarti menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita
harus terjun ke tengah masyarakat dan memahami penderitaan di dunia. Dengan
begitu, kita baru bisa memahami ajaran Buddha.
Dunia ini penuh dengan
penderitaan. Kita harus menjangkau orang yang menderita, menolong mereka, dan melenyapkan
penderitaan mereka. Setelah melenyapkan penderitaan mereka, kita juga harus
berbagi Dharma dengan mereka. Kita bisa melihat banyak penderitaan di dunia
ini.
Bagaimana cara kita memperbaiki
kehidupan orang-orang yang menderita dan membimbing mereka berpikiran terbuka agar
penderitaan batin mereka terlenyapkan? Tanpa terjun ke tengah masyarakat, bagaimana
kita bisa berinteraksi dengan orang-orang yang menderita? Tanpa berinteraksi
dengan mereka, bagaimana bisa kita memahami bahwa semua manusia adalah setara?
Buddha mengajari kita untuk
memandang semua manusia secara setara. Kita harus bersumbangsih bagi
orang-orang yang membutuhkan. Berhubung di dunia ini terdapat berbagai
penderitaan, maka setiap orang hendaknya membangkitkan cinta kasih.
Insan Tzu Chi telah mendampingi
saya melalui 51 tahun. Pada bulan pertama berdirinya Tzu Chi, tepatnya hari ini
pada 51 tahun yang lalu, yang hadir di Vihara Pu Ming kurang dari sepuluh
orang. Kini, 51 tahun kemudian, sejak awal bulan April, relawan dari seluruh
Taiwan dan luar Taiwan berangsur-angsur kembali ke kampung halaman batin.
Selain itu, tahun ini, sejak
tanggal 7 April, kita mengadakan rapat tahunan Tzu Chi luar negeri. Relawan
yang menghadiri rapat berasal dari 20 negara dan wilayah. Sebelum itu, kita
sudah melihat banyak insan Tzu Chi Taiwan melakukan persiapan untuk menyambut
mereka sekaligus menyambut ulang tahun Tzu Chi yang ke-51.
Setiap hari, ada hampir 200 orang
yang bertugas di dapur untuk memilih sayuran, mencuci sayuran, memasak, dan menyajikannya
di atas meja makan. Setiap hari, mereka menyiapkan makanan untuk lebih dari
1.000 orang. Inilah yang mereka lakukan sejak awal bulan April.
Kita juga melihat relawan kita membuat
kue pao berbentuk persik. Relawan Fang mengajak orang-orang yang ahli membuat
kue kembali ke Griya Jing Si dan telah membuat lebih dari 102.000 buah kue pao
berbentuk persik. Semua orang dipenuhi sukacita.
Kita juga melihat Bapak Bruce Knotts. Beliau adalah ketua komite eksekutif Departemen Informasi Publik PBB untuk organisasi nonpemerintah. Tahun ini, beliau juga mengajak anggota organisasi nonpemerintah ke Taiwan. Setelah tiba di Taiwan, beliau berkata pada mereka, “Saya sudah pulang ke rumah. Karena itu, saya harus melakukan pekerjaan rumah tangga.”
Berhari-hari yang lalu, beliau
pergi ke Xie Li Products Co.,Ltd. untuk membantu. Saat pulang pada
sore hari, beliau juga membantu pekerjaan di Griya Jing Si dan pergi ke rumah
sakit untuk menjadi relawan. Beliau juga membantu memasak di dapur. Beliau
berkata bahwa beliau ingin menyiapkan makanan untuk saya.
Beliau melakukan pekerjaan rumah
tangga bagai berada di rumah sendiri. Beliau juga ingin menyampaikan kepada PBB
tentang pentingnya bervegetaris. Tujuan beliau kembali ke Griya Jing Si kali
ini adalah untuk menyampaikan keinginan beliau menggalakkan pola makan
vegetaris karena bermanfaat untuk melestarikan lingkungan dan menyucikan hati
manusia.
Melihat para insan Tzu Chi Taiwan
berinisiatif kembali ke Griya Jing Si dan mengemban tugas di posisi
masing-masing, saya sungguh sangat bersyukur. Hal yang harus disyukuri sungguh
sangat banyak. Setiap hari, kita bisa melihat dunia Tzu Chi yang harmonis.
Saya juga mendengar bahwa
beberapa hari ini, kebaktian Sutra Bunga Teratai di berbagai Negara yang
terhubung lewat telekonferensi dengan Griya Jing Si diikuti oleh lebih dari
100.000 orang. Melihat kebaktian Sutra Bunga Teratai dijalankan di berbagai
negara, saya merasa dipenuhi sukacita.
Insan Tzu Chi membina
keharmonisan dan mendalami Dharma sebagai wujud persembahan bagi saya. Ini
lebih menggembirakan dari persembahan apa pun. Ritual namaskara juga dilakukan di
ladang pelatihan di berbagai negara. Meski menganut agama yang berbeda-beda, para
relawan bisa mengikuti ritual namaskara. Saya sungguh sangat tersentuh dan
bersyukur.
Namun, yang terpenting adalah mengemban
misi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengemban misi
kesehatan, amal, pendidikan, dan budaya humanis. Kita menjalankan Empat Misi
Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma dengan langkah-langkah yang mantap. Kita semua
memiliki satu tujuan yang sama, yakni menyucikan hati manusia dan melenyapkan
penderitaan. Kita harus memperluas kekuatan cinta kasih, baru bisa menolong
orang-orang yang menderita di seluruh dunia.
Berikrar menapaki Jalan Bodhisatwa menuju kebuddhaan
Insan Tzu Chi melakukan persiapan untuk menyambut ultah Tzu Chi yang ke-51
Mengikuti ritual namaskara dan kebaktian sebagai wujud persembahan bagi Master
Bersatu hati untuk menyucikan hati manusia
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 April 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 April 2017