Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Bantuan Kemanusiaan dan Menciptakan Berkah
Terjangan Badai Matthew telah mendatangkan bencana besar bagi Haiti. Kini yang paling mengkhawatirkan adalah penyebaran kolera. Kita bisa melihat sebuah kapal perang yang sangat besar di Amerika Serikat yang mengangkut barang bantuan yang sangat dibutuhkan. Kapal ini sungguh merupakan kapal penyelamat. Di kapal ini juga terdapat dua ruang operasi yang bisa digunakan untuk menyelamatkan orang. Saya sungguh sangat tersentuh.
Ini merupakan kekuatan yang sangat besar. Jika barang bantuan bisa lebih banyak, maka Haiti akan memperoleh lebih banyak manfaat. Dengan lokasi bencana seluas ini, meski kekuatan Amerika Serikat sangat besar, tetapi tetap tidak cukup untuk memberi bantuan. Kita perlu mengajak lebih banyak orang untuk bersumbangsih dengan cinta kasih.
Kini, banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia karena alam telah jatuh sakit. Kini Amerika Serikat juga dilanda bencana besar. Namun, Amerika Serikat memiliki kekuatan yang sangat besar. Asalkan setiap warga AS dapat membangkitkan niat baik dan pemerintah setempat mendukung, maka sendi kehidupan setempat akan pulih. Akan tetapi, lain halnya dengan Haiti yang selama ini selalu kekurangan dan terus-menerus dilanda bencana.
Alangkah baiknya jika setiap orang bisa membangkitkan welas asih Bodhisatwa Avalokitesvara dan ikrar agung Bodhisatwa Ksitigarbha. Jika kita bisa bersumbangsih dengan penuh welas asih, kebijaksanaan, dan kekuatan cinta kasih, maka Haiti bisa memperoleh lebih banyak manfaat dan sendi kehidupan setempat dapat pulih. Ini semua membutuhkan cinta kasih dan kesabaran banyak orang. Kita harus membentangkan jalan cinta kasih dan mewariskan cinta kasih berkesadaran.
Untuk mewariskan ajaran Buddha dan menyelamatkan semua makhluk, dibutuhkan keteguhan hati. Banyak bencana alam yang terjadi. Melihat ketidakselarasan iklim dan bencana alam begitu kerap terjadi, kita hendaknya mengubah pola pikir kita. Kita harus segera mengembangkan cinta kasih, baru bisa menciptakan ketenteraman. Jika kita terus hidup dalam ketersesatan dan tidak tersadarkan, maka semuanya akan terlambat.
Singkat kata, saya berharap kita semua dapat menggunakan kesungguhan hati dan cinta kasih untuk menjalankan praktik Bodhisatwa di lebih banyak tempat. Sebagai Bodhisatwa dunia, kita harus mengembangkan potensi kita lewat praktik nyata.
Kita bisa melihat Kamboja. Tahun ini, 600 ton beras dari Taiwan telah dikirimkan ke Kamboja. Berhubung insan Tzu Chi setempat tidak banyak, maka insan Tzu Chi dari tiga negara lainnya pergi ke Kamboja untuk membantu membagikan beras bantuan. Kini Kamboja mulai bersedia menerima bantuan dari luar. Karena itu, relawan kita melakukan perencanaan dengan sepenuh hati. Relawan kita berkomunikasi dengan pemerintah setempat dan mengunjungi kui-kuil setempat. Pemerintah setempat memberikan data warga yang hidup kekurangan serta melakukan survei dan pendataan bersama insan Tzu Chi.
Enam ratus ton beras ini membawa manfaat bagi lebih dari 15.000 keluarga di 1.000 desa di 12 kabupaten di pinggiran kota Phnom Penh. Inilah yang kita lakukan di Phnom Penh. Saat melakukan survei menjelang pembagian beras, relawan kita terus menyosialisasikan semangat celengan bambu dan konsep daur ulang.
“Hari itu, saya mendengar bahwa boleh membawa botol plastik saat mengikuti pembagian beras bantuan. Semakin banyak botol plastik yang terkumpul, maka akan semakin baik untuk lingkungan. Banyak orang yang membuang botol sembarangan setelah selesai minum. Karena itu, saya memungutnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Saat mendengar bahwa boleh membawa botol sebanyak mungkin, saya pun mulai mengumpulkannya. Dengan begitu, kita juga bisa mendidik generasi penerus kita untuk tidak membuang sampah sembarangan agar kebersihan lingkungan terjaga,” kata Sok Cheapy seorang penerima bantuan.
“Komunitas di Kamboja penuh dengan botol plastik dan sampah-sampah. Karena itu, kami berpikir untuk memanfaatkan kondisi ini. Jika tak bisa menyisihkan uang ke dalam celengan, warga bisa mengumpulkan botol plastik. Botol plastik kecil yang dikumpulkan juga merupakan wujud cinta kasih,” kata Thlork Kosal seorang kepala desa.
Relawan kita menggunakan metode praktis untuk membimbing warga setempat. Dalam pembagian beras bantuan kali ini, botol plastik yang terkumpul berhasil dijual lebih dari 2.000 riel berhasil dijual atau sekitar 15 dolar NT. Hasil penjualan ini juga bisa digunakan untuk menolong orang. Metode yang digunakan untuk membimbing mereka telah membuahkan hasil.
Kini warga setempat bisa lebih menghargai barang-barang yang mereka miliki. Ada satu orang yang menderita lumpuh yang mengemis setiap hari untuk bertahan hidup. Dia menyisihkan sebagian uang yang diperolehnya ke dalam celengan bambu. Dia berkata bahwa dia tidak menciptakan berkah di kehidupan lampau sehingga begitu menderita di kehidupan ini. Dia berharap dapat menggenggam kesempatan pada kehidupan ini untuk menciptakan berkah. Inilah orang kurang mampu yang kaya batinnya. Menginspirasi yang kaya untuk menolong yang miskin dan membangkitkan kekayaan batin orang miskin, inilah potensi yang dikembangkan insan Tzu Chi di Kamboja.
“Orang lain menolong kami, kami juga ingin menolong orang lain. Karena itu, saya menyisihkan uang ke dalam celengan untuk menolong orang lain seperti Tzu Chi menolong saya,” kata Kal Asiyas seorang penerima bantuan.
“Meski warga hidup kekurangan, tetapi asalkan mau bekerja keras, mereka pasti bisa bertahan hidup. Saya memberi tahu warga bahwa himpunan kebajikan kecil dalam kehidupan sehari-hari dapat membentuk cinta kasih universal,” kata relawan Tzu Chi.
“Saya merasa gembira dari lubuk hati saya. Saya menggunakan cara ini untuk membalas budi Tzu Chi karena saya juga ingin menolong orang lain yang kekurangan seperti saya. Saya berharap mereka juga bisa menerima beras,” kata Kal Asiyas lagi.
Semua praktik kebenaran ini berawal dari Taiwan. Konsep-konsep ini telah tersebar hingga ke Kamboja. Relawan dari negara-negara di sekitar Kamboja juga menghimpun kekuatan dan pergi ke Kamboja untuk bersumbangsih.
Lihatlah, ini semua merupakan cinta kasih. Cinta kasih mereka tidak berbeda dengan kita. Semua orang memiliki cinta kasih yang sama. Kita harus memulihkan semangat Tzu Chi dan cinta kasih di dalam hati. Jika tidak, bencana akan semakin kerap terjadi. Ini sungguh mengkhawatirkan. Semoga semua orang hidup aman dan tenteram serta dapat mengerahkan kekuatan untuk menolong lebih banyak orang. Menolong sesama berarti menciptakan berkah. Jadi, kita harus lebih banyak menciptakan berkah.
Badai Matthew mendatangkan bencana bagi dunia
Amerika Serikat mengirimkan barang bantuan dengan kapal perang amfibi ke Haiti
Membagikan beras bantuan kepada orang kurang mampu dan penderita lumpuh
Memulihkan cinta kasih dan kembali menciptakan berkah
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Oktober 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 Oktober 2016