Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Bantuan yang Bermanfaat untuk Menenteramkan Fisik dan Batin
“Saat bencana terjadi, kita harus bergerak untuk membantu. Melihat kondisi para korban bencana, kita merasa sangat sedih. Jadi, kita harus bergerak untuk membantu para korban bencana. Tim relawan kita juga bekerja sama dengan harmonis. Hari ini, kita membagikan uang tunai agar para korban bencana dapat membangun kembali rumah mereka. Inilah yang terpenting. Dengan uang ini, mereka dapat membeli material, seperti lembaran seng dan papan, untuk membangun kembali rumah mereka,” kata Cai Tianbao, relawan Tzu Chi.
Kita bisa melihat di Filipina, insan Tzu Chi memberikan bantuan. Saya berharap para korban bencana dapat memperoleh bantuan yang dibutuhkan. Semoga bantuan yang kita berikan benar-benar membawa manfaat bagi mereka serta dapat menenteramkan kehidupan, fisik, dan batin para korban bencana.
Kita mengadakan pembagian bantuan di Filipina karena guncangan gempa bumi telah menimbulkan dampak serius dan banyak rumah yang roboh. Rumah yang roboh bukan hanya rumah orang kurang mampu, tetapi juga rumah orang-orang yang hidup berkecukupan. Saat rumah mereka roboh akibat gempa, di manakah mereka harus tinggal?
Saat berkunjung ke Taipei, saya mendengar laporan relawan kita dan memberikan saran cara menyalurkan bantuan di sana. Insan Tzu Chi setempat sangat teliti. Tanggung jawab mereka ialah memastikan semua dana digunakan pada tempat yang tepat.
Untuk membagikan bantuan pascabencana besar seperti ini, mereka juga perlu melakukan perencanaan. Saat mendengar relawan kita berkata bahwa mereka berencana untuk membagikan seribu atau lima ratus peso Filipina, saya berpikir bahwa seribu peso Filipina hanya setara dengan 500–600 dolar NT.
Berhubung dampak bencana sangat serius, kita harus memberikan bantuan yang benar-benar bermanfaat bagi para korban bencana. Jadi, saat mereka memberi tahu saya, saya berkata, “Ini tidaklah benar. Kita harus memberikan bantuan yang benar-benar bermanfaat bagi mereka. Dengan demikian, para donatur Tzu Chi dapat melihat sumbangsih kalian, para penerima bantuan juga bisa benar-benar memperoleh manfaat.”
Kita memberikan bantuan uang tunai agar kebutuhan pangan dan papan anak-anak terpenuhi. Jika kita membagikan 10.000 peso Filipina, para korban bencana bisa membeli beberapa lembaran seng. Material yang sering digunakan di sana ialah lembaran seng. Jika tidak, orang-orang akan menggunakan jerami.
Saya sangat berharap dengan bantuan yang kita berikan, warga yang rumahnya roboh dapat kembali membangun rumah yang sederhana untuk melindungi diri dari angin dan hujan. Inilah yang saya sebut dengan bantuan yang bermanfaat bagi mereka.
Pada saat yang sama, kita juga membagikan tempat tidur lipat dan selimut. Warga setempat sangat tersentuh. Mereka berkata bahwa mereka tidak pernah membayangkan bisa memiliki semua itu.
“Saya sangat gembira pagi ini. Warga juga sangat gembira. Kalian bisa melihat wajah mereka, ada sebagian orang yang menangis. Mereka menangis bukan karena sedih, melainkan karena bahagia. Mereka tidak pernah membayangkan bisa menerima bantuan seperti ini. Mereka mengira bahwa ini hanya pembagian beras. Namun, tidak disangka juga ada selimut dan uang tunai. Ini berbeda dengan organisasi lain. Setelah mereka pulang, saya yakin mereka tidak akan melupakannya,” ungkap Arthur D. Davin, Wali Kota Magsaysay.
Kita membagikan barang bantuan yang mencukupi kebutuhan korban bencana. Kita membagikan bahan pangan bukan untuk sekali atau dua kali makan saja, melainkan untuk sebulan atau sebulan lebih agar mereka dapat berfokus membangun kembali rumah mereka dan mencari pekerjaan. Contohnya seorang penerima bantuan kita. Setelah menerima bantuan uang tunai, dia sangat menghargainya dan melakukan perencanaan untuk menjaga kelangsungan hidup keluarganya. Dia membeli seekor kuda dan menamainya “Tzu Chi”.
“Saya menamai kuda ini ‘Tzu Chi’. Saat saya memanggilnya ‘Tzu Chi’, ia akan merespons,” cerita Crisenciano Dora, warga.
“Saya sungguh sangat tersentuh. Terimalah donasi kecil saya ini,” ujar Perla Oliman, warga lainnya.
“Terima kasih. Ini sangat berharga bagi kami karena Anda bersumbangsih dari lubuk hati Anda. Yang penting bukanlah nilai donasi, melainkan ketulusan niat baik Anda,” sahut Wang Wanyin, relawan Tzu Chi
“Benar, saya ingin membalas budi dari lubuk hati saya,” timpal Perla Oliman.
“Saya sungguh sangat tersentuh. Tadi saya hampir meneteskan air mata. Dengan kondisi mereka sekarang, uang tunai mereka sungguh terbatas. Namun, di bawah kondisi seperti ini, dia tetap berharap bisa bersumbangsih semampunya untuk menolong orang lain,” ungkap Wang Wanyin.
Kita bisa melihat warga setempat yang memiliki hati yang murni dan antusias dalam bersumbangsih. Namun, sejak lahir, mereka hidup kekurangan. Meski akses transportasi terbatas, tetapi berkat adanya jalinan jodoh, kini Tzu Chi bisa menjangkau mereka.
Tzu Chi memberikan bantuan yang benar-benar bermanfaat bagi mereka dan berusaha untuk menenteramkan hati dan kehidupan mereka secepat mungkin. Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan. Insan Tzu Chi mengeluarkan biaya sendiri dan berulang kali pergi ke lokasi bencana. Saya sangat bersyukur pada mereka.
Beberapa hari ini, relawan yang pergi ke Filipina untuk membagikan bantuan telah kembali ke Griya Jing Si untuk melaporkan bagaimana mereka menyalurkan bantuan untuk menenteramkan kehidupan, fisik, dan batin para korban bencana. Dalam setiap laporan relawan kita, kita bisa mendengar tentang penerima bantuan yang hidup kekurangan. Namun, berkat adanya jalinan jodoh, kita bisa menjangkau mereka dan membagikan bantuan secara langsung.
Di sebuah negara lain, kita juga membagikan bantuan dan berinteraksi dengan warga setempat belakangan ini. Sebelum membagikan bantuan, insan Tzu Chi terlebih dahulu melakukan kunjungan kasih yang penuh kehangatan.
Belakangan ini, saya sering berkata bahwa ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan laksana tanah yang subur; cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk. Kita sungguh harus berinteraksi dengan sesama dengan penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin bagaikan angin yang sejuk agar setiap orang dapat merasakan kesejukan dan terbebas dari rasa tidak nyaman.
Kita harus membina cinta kasih dan welas asih di dalam hati. Jadi, cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk. Setiap orang memiliki hati yang penuh cinta kasih dan welas asih. Ini merupakan sifat hakiki kita. Dengan bersumbangsih, kehidupan kita akan sangat bernilai.
Guncangan gempa bumi membuat
warga kehilangan tempat tinggal
Memberikan bantuan yang
bermanfaat dan menciptakan lingkaran cinta kasih
Menjangkau berbagai tempat untuk
melenyapkan penderitaan
Menenteramkan fisik, batin, dan
kehidupan para korban bencana
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 6 Desember 2019