Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Bimbingan dan Mendalami Dharma

Saya melihat keindahan karakter anak-anak. Mereka duduk dengan tegap tanpa bergerak sedikit pun. Sungguh mengagumkan. Lihatlah, mereka duduk seperti Bodhisatwa. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Saya juga mendengar seorang guru berbagi tentang metode pengajaran mereka. Saya sungguh kagum.

”Hari ini saya sangat bangga karena bisa berbagi tentang kelas pengajaran Kata Renunungan Jing Si dan hasil bimbingan yang terlihat lewat kelas Kata Renungan Jing Si. Strategi kelas pengajaran Kata Renungan Jing Si terdiri atas peraturan kelas, meditasi, dan dekorasi ruang kelas. Dalam penerapan peraturan kelas, kami membimbing anak-anak dengan Kata Renungan Jing Si dan bukan memarahi mereka. Contohnya, saat anak-anak bertutur kata tidak baik, kami mengingatkan mereka dengan Kata Renungan Jing Si yang berbunyi, Jika tabiat dan tutur kata tidak baik, sebaik apa pun hati seseorang juga tidak bisa disebut sebagai orang baik,” kata salah seorang guru Sekolah Tzu Chi Tainan.  

”Setiap beberapa minggu, kami juga akan meminta anak-anak untuk menulis Kata Renungan Jing Si yang mereka sukai di buku penghubung. Lalu, mereka juga dapat menggambar atau menulis hal-hal yang mereka alami dalam keseharian untuk berbagi dengan teman-temannya. Setiap hari, kami mengajak anak-anak untuk membaca kisah-kisah inspiratif dan bajik agar anak-anak dapat sedikit demi sedikit semakin dekat dengan Kata Renungan Jing Si. Pengajaran Kata Renungan Jing Si dapat diterapkan dalam berbagai kelas mengajar. Bagi guru, Kata Renungan Jing Si juga berfungsi sebagai pengingat bagaimana cara menggunakan kebijaksanaan Bodhisatwa untuk membimbing anak-anak,” lanjut guru tersebut.

 

“Kami mengasihi para murid dengan kasih sayang seorang ibu. Pendidikan bukan sebatas pada memberikan pengetahuan, tetapi juga memberikan teladan nyata dan membimbing hati mereka. Saat mengajarkan Kata Renungan Jing Si saya juga mendalami dan memperoleh banyak manfaat darinya. Lewat pengajaran Kata Renungan Jing Si, tabiat saya mulai berubah. Saya juga belajar untuk berpikir positif. Lewat pengajaran Kata Renungan Jing Si, Saya tahu bahwa saya harus terus memperbaiki metode pengajaran dan cara membimbing anak-anak,” pungkasnya.

“Saya ingin berbagi tentang bagaimana Sekolah Menengah Tzu Chi Tainan mengantarkan cinta kasih ke Afrika Timur. Saat Master menyerukan kita untuk mengantarkan cinta kasih ke Afrika Timur, kami segera memberi respons. Saat acara tahunan siswa, selain mengadakan konser musik, kami juga mengadakan acara bazar. Kami menggabungkan kegiatan sekolah dan acara bazar dengan harapan anak-anak dapat memahami makna dari membantu orang kurang mampu. Kami juga menggalang pakaian bekas layak pakai untuk dikirimkan ke Afrika,” kata guru tersebut.

Saya sangat berterima kasih kepada para staf sekolah yang telah membantu mengadakan acara ini. Meski hal yang harus dilakukan sangat banyak, tetapi yang terpenting adalah semua guru dan murid di sekolah bergerak untuk merapikan pakaian-pakaian itu. Menurut saya, ini bentuk pendidikan yang sangat penting karena lewat proses itu, mereka mewujudkan cinta kasih ke dalam tindakan nyata sehingga membuat kegiatan tersebut semakin bermakna. Di lingkungan seperti ini, sesungguhnya anak-anak tengah perlahan-lahan membina welas asih mereka,” tutupnya.

 

Anak-anak membutuhkan bimbingan. Kita bukan membimbing secara paksa, melainkan membimbing dengan lembut, tetapi penuh kekuatan. Dengan begitu, baru dapat tercapai tujuan dari pendidikan kita. Anak-anak kita dapat berperilaku dengan baik karena telah menerima bimbingan. Tanpa bimbingan yang baik, mereka tidak mungkin begitu bertata krama.

Saya sungguh berterima kasih kepada para guru. Para guru kita telah membentuk karakter yang baik pada diri anak-anak. Saya sangat bersyukur melihat para guru yang bertanggung jawab. Saya juga berterima kasih kepada kepala sekolah yang terus menyemangati para guru. Kerja sama antara guru dan murid ini telah menampilkan atmosfer yang baik. Saya sering berbagi semangat ini dengan kalian, terutama kepada insan dari dunia pendidikan. Kita berpegang pada semangat kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Insan Tzu Chi dari luar negeri melakukan kunjungan ke sini karena mereka melihat keunikan dari sekolah ini. Kita harus mempertahankan keunikan ini agar relawan Tzu Chi dari seluruh dunia dapat berkunjung ke sini untuk mempelajari metode pendidikan kita. Mengapa saya sering meminta mereka untuk mengunjungi Sekolah Tzu Chi Tainan? Ini merupakan bentuk pengakuan saya terhadap kalian.

Saya sering meminta relawan Tzu Chi dari luar negeri untuk berkunjung ke Sekolah Tzu Chi Tainan. Ini karena saya sangat yakin kepada kalian. Kalian harus mengasihi dan mewariskan keunikan sekolah ini hingga selamanya. Untuk itu, kalian harus memiliki Dharma di dalam hati.

Dalam perjalanan dari Pingdong ke Tainan, saya melihat relawan Tzu Chi yang berusia 80 hingga 90-an tahun ikut serta dalam pementasan adaptasi Sutra. Pada kunjungan sebelumnya, saya juga melihat para relawan yang berusia 80 hingga 90-an tahun ikut serta dalam pementasan adaptasi Sutra. Pementasan yang diikuti oleh lebih dari 2.000 orang itu sungguh dipenuhi oleh semangat Dharma. Selain bernyanyi dengan kompak, gerakan tangan dan tubuh mereka juga sangat lembut dan harmonis.


Mereka menampilkan setiap gerakan tangan dengan tepat tanpa kelewat satu kata pun. Setelah saya selesai memberikan ceramah dan berjalan turun ke bawah, mereka masih menampilkan isyarat tangan dan bernyanyi.

Sekelompok Bodhisatwa lansia berkata kepada saya, “Master, kami mengikuti kegiatan bedah buku dan mendalami Sutra.” Banyak di antara mereka yang tidak mengenal huruf, tetapi mereka tetap mengikuti kegiatan bedah buku. Ini sungguh tidak mudah. Mereka sangat bersyukur. Mereka berkata, “Master, kami tidak mengenal huruf, tetapi sekarang kami dapat membaca Sutra.” Kita sungguh dapat melihat keharmonisan.

Kegiatan bedah buku sangat penting karena ini merupakan cara bagi relawan untuk mendalami dunia Tzu Chi dan Dharma. Melihat kesungguhan hati kalian, saya sungguh berterima kasih.

Tahun ini adalah tahun ke-10 saya membabarkan Sutra Bunga Teratai. Hingga kini, Da Ai TV masih menayangkan ulang pembabaran “Bab Pendahuluan” saya pada 10 tahun lalu. Sekarang saya mulai mendengar kembali ceramah saya pada 10 tahun lalu tentang Empat Misi Tzu Chi. Saat mendengarnya, saya merasa bahwa misi Tzu Chi telah membangun pendidikan bagi masyarakat. Kini kita dapat melihat para relawan Tzu Chi yang menyerap Dharma ke dalam hati. Mereka bukan hanya tahu dan paham, tetapi juga melakukan secara nyata.

Selama melakukan perjalanan, saya terus mendengar pengalaman mereka. Karena waktu tidak cukup, mereka hanya berbagi beberapa kata yang sangat membawa manfaat. Inilah keyakinan. Setelah memiliki pandangan benar, kita dapat menerapkannya dalam misi pendidikan. Sikap menghormati adalah tata krama. Tata krama adalah prinsip kebenaran. Kita harus menggabungkan prinsip kebenaran dan pendidikan dalam memberikan bimbingan.

Menggunakan kekuatan penuh kelemahlembutan untuk membentuk karakter yang baik
Mewariskan pendidikan yang indah dan bajik
Menggabungkan prinsip kebenaran dan pendidikan dalam memberikan bimbingan
Mendalami Dharma bersama-sama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 29 Desember 2019
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -