Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Bimbingan dengan Penuh Kebijaksanaan

Berapa banyak bangunan yang roboh di sini? Sepanjang jalan. Sekolah juga roboh? Ya, ada beberapa sekolah yang roboh.

“Seperti yang kalian lihat, semua bagian ini roboh. Ada benda yang jatuh menimpa keponakan perempuan saya dan melukai tulang belakangnya, sementara itu lengan keponakan laki-laki saya harus diamputasi. Mereka dapat terselamatkan berkat tetangga saya,” kata seorang warga di Meksiko.

Kondisi pascagempa di Meksiko sungguh memprihatinkan. Kini kita tengah berusaha agar dapat segera menyalurkan bantuan ke sana. Meski penyaluran bantuan akan sangat sulit, tetapi warga setempat sangat membutuhkannya karena kondisi pascagempa sangat parah. Banyak sekolah dan rumah warga yang roboh akibat gempa. Kita dapat melihat di mana-mana terdapat puing bangunan.

Kita juga melihat pascabadai di Amerika Serikat. Relawan Tzu Chi berkumpul di Houston untuk menyalurkan bantuan. Ketua pelaksana Tzu Chi dan para fungsionaris ketua pelaksana dan fungsionaris Tzu Chi juga berkumpul di sana. Mereka membagi diri ke dalam kelompok untuk melakukan survei bencana.

doc tzu chi

Mereka juga berkomunikasi dengan pemerintah setempat untuk melakukan pendataan dan membagikan bantuan sesuai data tersebut. Setiap ketua pelaksana bertanggung jawab atas beberapa wilayah. Meski sangat lelah, tetapi pada saat seperti ini, mereka malah semakin memperkuat semangat hidup mereka. Mereka menganggap kerja keras ini sebagai ladang pelatihan diri Bodhisatwa. Mereka sangat tekun dan bersemangat serta terus bersumbangsih dengan penuh welas asih dan kebijaksanaan.

“Kami sungguh ingin membantu orang sebanyak mungkin. Karena itu, kami mendirikan sebuah posko pembagian bantuan di kantor Tzu Chi agar warga yang tinggal di daerah sini dapat memperoleh bantuan. Kami tidak ingin kehilangan satu pun kesempatan untuk membantu mereka,” kata Huang Ji En, Ketua Pelaksana Tzu Chi Texas.

Semakin hari, mereka semakin bersungguh hati dan mempercepat langkah untuk membantu orang-orang yang menderita. Mereka membangkitkan welas asih dan kebijaksanaan untuk membantu sesama. Mereka sungguh mengagumkan. Setiap hari, mereka terus menjadi saksi bagi zaman dan menulis sejarah bagi umat manusia.

Setiap hari kita menerima informasi dari mereka. Sumbangsih mereka kali ini sungguh mengagumkan. Para relawan Tzu Chi di Amerika Serikat sungguh telah menjalankan praktik Bodhisatwa untuk meringankan penderitaan orang lain. Ini sungguh tidak mudah.

doc tzu chi

Setelah menyalurkan bantuan di Houston, beberapa relawan Tzu chi bersama ketua pelaksana Tzu Chi New Jersey kembali berangkat ke Miami untuk melakukan survei bencana. Mereka telah mengirimkan informasi kepada kita dan mencari cara untuk menyalurkan bantuan di sana. Di sana, para relawan Tzu Chi terus mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan mereka.

Saat melakukan survei bencana, mereka mengembangkan welas asih mereka. Pada saat menyalurkan bantuan, mereka mengembangkan kebijaksanaan untuk berkomunikasi dan membimbing korban bencana agar dapat membuka hati dan melangkah keluar dari penderitaan ini. Mereka ingin membuat korban bencana paham bahwa di tengah ketidakberdayaan ini, mereka tetap harus menemukan jalan untuk keluar dari kondisi ini.

Relawan kita terus memberi bimbingan. Selain membagikan bantuan, relawan kita juga berbagi tentang semangat celengan bambu Tzu Chi dan memberi tahu mereka bahwa

bantuan yang mereka terima berasal dari tetes demi tetes cinta kasih banyak orang. Relawan kita juga mengajak setiap orang untuk turut membangkitkan cinta kasih karena himpunan cinta kasih banyak orang dapat membentuk kekuatan untuk kembali membantu orang lain.

doc tzu chi

Jadi, selain membagikan bantuan kebutuhan harian dan kartu debit, relawan kita juga berbagi kisah celengan bambu dengan mereka. Semoga mereka yang menerima celengan bambu dapat membangkitkan ketulusan dan cinta kasih setiap hari agar dapat membantu sesama. Inilah cara untuk menyucikan hati manusia dan membimbing dengan penuh kebijaksanaan. Saya sangat tersentuh melihatnya.

Kita sungguh dapat melihat sumbangsih yang penuh cinta kasih. Kita juga mendengar orang yang membantu di lokasi bencana berkata bahwa meski sangat sibuk, tetapi kini mereka dapat menyadari nilai dari kehidupan mereka. Mereka dapat mendedikasikan diri dan mengembangkan kekuatan untuk membantu sesama.

Mereka juga menyadari bahwa dengan menginspirasi lebih banyak orang, maka akan terbentuk sebuah kekuatan sehingga pada saat dibutuhkan, mereka dapat mengerahkan kekuatan tersebut dan mengembangkan nilai kehidupan mereka. Mereka sungguh telah memahami nilai dari kehidupan mereka. Mereka sungguh adalah Bodhisatwa dunia.

Setiap orang dapat menjadi Bodhisatwa. Kita dapat melihat sebuah kisah yang sangat menyentuh hati tentang seorang gadis bernama Qi-qi di Malaysia. Qi-qi mengalami gangguan mental dan tidak ada orang yang menjaganya. Dia sering keluar dan masuk kantor polisi.

Sebelum masuk ke panti perawatan, dia sering berkeluyuran di jalan. Karena tidak tepat waktu makan obat, kondisinya menjadi sangat tidak stabil. Akibatnya, dia sering membuka pakaiannya di tempat umum.

“Saya akan membantumu mencari sebuah tempat yang memiliki makanan, bisa ditempati, dan bisa bekerja,” kata seorang relawan.

“Pernah saya berkata begitu?” (Pernah)

“Apakah saya sudah melakukannya?” (Sudah)

Setelah menerima bimbingan, gadis ini menjadi sangat perhatian. Kini kondisinya sangat stabil. Dia bahkan bisa bekerja. Setiap hari, panti itu memberinya satu ringgit. Dia juga tahu untuk berdonasi. Dia selalu menyimpan uangnya. Setiap bulan, dia mendonasikan sebagian tabungannya untuk membantu orang yang membutuhkan.

“Semoga dunia aman dan tenteram dan semua orang dapat hidup sehat.

“Awalnya saya memiliki sebuah ide. Meski dia adalah penerima bantuan, tetapi saya memikirkan cara agar dia dapat belajar membantu orang lain. Kami mengajarkannya untuk menabung di celengan bambu. Dia selalu menyisihkan 1 ringgit setiap hari. Tidak lama kemudian, saat kami mulai menggalang dana untuk pembangunan Tzu Chi International School, kami berpikir untuk mengajaknya menanam ladang berkah ini.

Di sana ada banyak kisah yang dapat menginspirasi kita untuk turut mengembangkan kekuatan cinta kasih. Lihatlah, setiap orang dapat menjadi sang penyelamat bagi orang lain. Bodhisatwa dunia selalu terjun untuk menyalurkan bantuan bencana dan memberikan pendampingan jangka panjang bagi orang yang membutuhkan.

Inilah sang penyelamat bagi orang lain. Intinya, sebagai Bodhisatwa dunia, kita harus senantiasa membangkitkan kekuatan cinta kasih. Kita harus membangkitkan hati yang paling tulus untuk membantu semua orang di dunia. Setiap orang dapat menjadi penyelamat bagi sesama. Untuk menyucikan hati manusia, kita harus mawas diri dan membangkitkan ketulusan untuk bersumbangsih bagi dunia.

Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk menyalurkan bantuan bencana
Memberikan bimbingan dengan bijaksana
Mengembangkan nilai kehidupan dan menghimpun cinta kasih
Memberikan pendampingan jangka panjang dan menjadi penyelamat bagi sesama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 September 2017
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -