Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Kebahagiaan dengan Sumbangsih Jangka Panjang


Setiap hari mengandung bagian dari sejarah Tzu Chi. Apa yang kita lakukan kemarin juga telah menjadi bagian dari sejarah. Lihatlah sukacita, kekuatan cinta kasih, dan tekad relawan Tzu Chi dalam bersumbangsih. Mereka menjalani kehidupan dengan sukacita. "Tzu" berarti cinta kasih dan welas asih. "Chi" berarti memberi dengan keseimbangan batin. Jadi, relawan kita bersumbangsih dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.

Di saat ada jalinan jodoh dan kesempatan, relawan membangun tekad bersama, berhimpun, dan mendedikasikan diri untuk bersumbangsih. Demi melindungi Bumi, relawan kita membungkuk untuk memunguti sampah di sepanjang jalan. Wali kota tahu dengan jelas bagaimana relawan kita mendedikasikan diri. Beliau sungguh tersentuh dan mengungkapkan rasa terima kasih tanpa henti. Ini semua merupakan bagian dari sejarah Tzu Chi. Dari yang jauh hingga dekat, sejak dahulu hingga sekarang, Tzu Chi telah melakukan kegiatan pembersihan selama bertahun-tahun. Sebersit pikiran dan tekad yang bajik telah menumbuhkan cinta kasih di dalam hati mereka.

Seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang bergabung dengan Tzu Chi dan menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih. Kita dapat melihat bahwa relawan Tzu Chi tidak hanya berbicara, tetapi juga memberikan contoh melalui tindakan ketika mengimbau semua orang. Ketika orang lain melihat sukacita mereka, maka orang tersebut akan turut mendedikasikan diri. Setelah mempraktikkannya, orang-orang pun akan merasakan sukacita dalam bersumbangsih. Beginilah cara kita menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun.


Kita juga dapat melihat tempat-tempat yang penuh dengan penderitaan di dunia. Pada mulanya, semua orang di tempat itu hidup dengan aman dan damai. Namun, karena kegelapan batin dan ketidakselarasan hati dan pikiran manusia, terjadilah perang. Ketika perang terjadi di suatu daerah, warga setempat mulai dilanda penderitaan dan terjadilah gelombang pengungsi.

Dalam perang antarnegara, tidak dapat dihindari bahwa orang-orang akan saling menyakiti dan menimbulkan kehancuran. Ketika perdamaian dicapai dan para pengungsi kembali ke negara mereka, mereka akan melihat bagaimana rumah mereka telah hancur akibat bom. Inilah bencana yang disebabkan oleh ulah manusia, yaitu menghancurkan tanah orang lain. Inilah yang terjadi di dunia.

Buddha mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Meski mereka dahulu dapat menikmati kehidupan yang baik, tetapi ketidakkekalan hidup melanda dalam sekejap. Hendaklah kita mencari kedamaian, bukan kesenangan hidup. Bagaimana kita mewujudkan kedamaian di masyarakat dan keluarga? Dengan menciptakan berkah.


Kita harus menjalin jodoh baik dengan semua orang dan memiliki arah yang sama untuk mempraktikkan kebajikan dan menciptakan berkah. Masyarakat yang mempraktikkan kebajikan dan menciptakan berkah adalah masyarakat yang paling bahagia dan dipenuhi berkah. Mengapa kegelapan batin dapat timbul di hati dan pikiran manusia serta menimbulkan ketidakselarasan dan kekacauan? Karena mereka tidak memahami kebenaran hidup.

Mereka tidak memahami bahwa segala hal di alam mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Kalaupun mereka dapat menduduki negara lain dan mengaturnya sesuka mereka, berapa lama mereka bisa melakukannya? Kalaupun mereka berhasil merebut dan menguasai suatu negara, setelah perang yang terjadi, dapatkah masyarakat di sana menjadi masyarakat yang ideal? Bisakah mereka memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi masyarakat? Ini sungguh sulit.


Lihatlah seorang anak bernama Osama. Dia adalah pengungsi di Yordania yang menderita sebuah penyakit.

“Anak ini berusia 14 tahun dan memiliki masalah serius di bagian perutnya. Dia tidak dapat makan dan sangat lemah. Penyakit ini disebut penyakit Crohn, yaitu radang usus kronis. Penyakitnya telah menyebar ke bagian belakang. Dia memiliki kotoran di bagian punggungnya,” kata Muhannad Dokter TIMA Yordania.

Setelah mengetahui kondisinya, relawan kita, Chen Qiu-hua, segera melaporkannya. Kita akan selalu membantu orang-orang menderita yang kita temukan. Selama dokter mengatakan bahwa penyakit itu dapat disembuhkan, kita akan segera membantunya. Kita telah membantu anak itu menerima pengobatan. Saat ini, dia telah menikmati tubuh yang sehat, tumbuh dewasa, dan menerima pendidikan. Kita melihat perjalanan hidupnya.


“Osama telah tumbuh dengan baik,”
kata Chen Qiu-hua relawan Tzu Chi.

Dia telah tumbuh besar.

“Dia juga menikmati kesehatan yang baik,” lanjut kata Chen Qiu-hua.

Sangat sehat.

“Terima kasih, Master,” kata Osama.

Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Di mana pun bencana terjadi, selama ada relawan Tzu Chi di sana, kita memiliki banyak kekuatan untuk membebaskan banyak orang dari penderitaan. Banyak hal yang patut disyukuri. Saya berharap relawan kita dapat terus memberikan kabar setiap hari agar saya tahu mereka berada dalam keadaan baik dan tahu bagaimana kondisi pembagian bantuan. Inilah yang saya khawatirkan setiap hari. 

Mengakumulasi cinta kasih dengan sumbangsih jangka panjang
Membangun tekad bersama-sama untuk bersumbangsih
Kegelapan batin dan gejolak pikiran menimbulkan ancaman bagi negara
Melindungi dan memberikan kebahagiaan bagi orang-orang yang menderita 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 15 September 2022
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -