Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Layanan Medis dengan Penuh Cinta Kasih
“Selama 6 tahun ini, bantuan yang kami terima sungguh banyak. Guru mengajari kami dengan sepenuh hati dan tenaga. Selain itu, orang yang sama sekali asing dengan kami bersedia mendonorkan tubuh mereka untuk menjadi sarana pelajaran kami. Terkadang saya berpikir mengapa kami bisa menerima begitu banyak bantuan dan doa dari orang. Bagaimana cara kami membalas budi para guru dan Silent Mentor? Kelak, kami akan berusaha segenap hati dan tenaga untuk mengubah doa ini menjadi motivasi untuk memberikan pelayanan medis. Kami akan bersungguh hati untuk merawat setiap pasien,” ucap Zheng Qin-ru, siswa kedokteran.
Saya sangat gembira melihat sekelompok calon dokter. Saat mengalungkan stetoskop di leher kalian, saya membayangkan kedua pundak kalian yang mengemban harapan saya. Semoga kelak orang-orang yang menderita penyakit membutuhkan bantuan kalian yang akan segera lulus dan memasuki dunia medis. Pasien yang menderita membutuhkan kesungguhan hati dan cinta kasih kalian. Ulurkanlah sepasang tangan kalian untuk membantu mereka. Saat mengalungkan stetoskop di leher kalian, saya sangat ingin berkata kepada kalian, “Pundak kalian harus kuat bagaikan baja untuk memikul tanggung jawab atas orang-orang yang menderita di dunia.” “Kalian harus mengubah penderitaan mereka menjadi kebahagiaan karena kesehatan.” Inilah harapan saya terhadap kalian.
Saya
juga ingin berterima kasih kepada para orang tua yang telah memercayai sistem
pendidikan Tzu Chi. Anak kalian memilih ilmu kedokteran dan bersedia memikul
tanggung jawab yang berat atas dunia ini. Ini berkat dukungan orang tua. Saya
juga ingin berterima kasih kepada guru dan profesor yang sangat bersungguh
hati. Saya sering mendengar rektor,
profesor, dan dekan memuji para siswa yang sangat polos dan giat
belajar. Selain itu, setiap murid mereka memiliki aspirasi yang tinggi. Saya
sering mendengar pujian mereka. Dalam ujian lisensi medis nasional kali ini, kalian
semua lulus dan berada di peringkat teratas.
Mendapat nilai yang tinggi memang sangat penting karena itu menunjukkan kegigihan kalian. Namun, kini yang terpenting adalah kalian akan mulai magang di rumah sakit untuk belajar dari para dokter. Para dokter akan mewariskan keterampilan dan cara mereka merawat pasien dengan penuh cinta kasih kepada kalian. Saya berharap kalian dapat menghormati mereka. Dahulu, kalian telah banyak belajar dari guru kalian. Kelak, setelah magang di rumah sakit, kalian harus lebih berterima kasih kepada para dokter yang telah berusaha merawat pasien sekaligus mengajari kalian dengan sepenuh hati.
Kalian
harus meneladani mereka dengan sungguh-sungguh. Teladan mereka bukan hanya sebatas
keterampilan yang dimiliki, melainkan juga cinta kasih dan kehangatan mereka
dalam merawat pasien. Bagi
seorang pasien, kesan baik yang ditinggalkan seorang dokter sudah memulai
proses penyembuhan mereka dari segi psikologi. Keramahan dan perhatian
seorang dokter merupakan obat mujarab bagi pasien. Jadi, kesan yang baik,
keramahan, dan ungkapan cinta kasih juga sangat penting. Setelah lulus, kalian
akan bekerja di rumah sakit untuk mewujudkan cita-cita kalian menjadi seorang
dokter. Cita-cita kalian sudah ada di depan mata, meski semua itu memerlukan
banyak kerja keras. Relawan Tzu Chi tidak menganggapnya sebagai kerja keras, melainkan
sebagai kebahagiaan.
Orang yang dapat melayani orang lain adalah orang yang paling dipenuhi berkah. Terlebih lagi, kita bersumbangsih dengan hati yang tulus. Saat pasien berjuang untuk bertahan hidup, mereka merasakan rasa sakit di fisik dan rasa takut di hati mereka. Jika kalian dapat melenyapkan penderitaan fisik mereka dan menenangkan hati mereka, bagi pasien-pasien itu, kalian telah menciptakan kesempatan hidup kedua bagi mereka.
Di
dalam Buddhisme, ini disebut dengan pahala. Ini juga merupakan anugerah. Perbuatan yang baik dapat
menciptakan pahala. Inilah yang telah kalian pelajari. Cita-cita kalian
untuk bersumbangsih bagi orang lain akan menjadi nyata. Sesunguhnya, dengan
menjadi dokter, kalian dapat membantu semua orang di dunia. Selain itu, pahala
yang diciptakan juga dilimpahkan kepada orang tua. Ini yang disebut membalas
budi orang tua. Menjadi dokter dan mendedikasikan diri untuk umat manusia merupakan
pencapaian kalian yang paling besar. Ia juga merupakan kebanggaan terbesar bagi
orang tua dan penghiburan terbesar bagi guru. Ini disebut membalas budi orang
tua dan guru. Saat mendedikasikan diri untuk merawat pasien, berarti kalian
membalas budi semua makhluk. Sungguh, ada banyak orang yang mendampingi kalian.
Sejak kalian mulai kuliah, ayah dan ibu asuh Tzu Chi terus memberikan kehangatan bagaikan keluarga. Selama beberapa tahun ini, mereka terus mendampingi kalian dengan hati yang tulus. Kalian harus senantiasa ingat bahwa orang yang memiliki hati penuh syukur adalah orang yang paling memiliki cinta kasih. Orang yang memiliki hati penuh cinta kasih memiliki kehidupan yang paling bermakna dan bernilai. Ini membutuhkan praktik nyata, bukan hanya ucapan belaka.
Siswa-siswi sekalian, saya mendoakan kalian dengan tulus. Saya juga berterima kasih kepada ayah dan ibu asuh Tzu Chi yang terus mendampingi dengan penuh cinta kasih. Saya juga berterima kasih kepada para orang tua yang sangat berhasil dalam mendidik anak. Saya juga berterima kasih kepada semua profesor. Saya juga berharap para dokter dapat terus membimbing para siswa bagaikan seorang ayah. Mereka akan terus mendampingi kalian. Karena itu, kalian harus menunjukkan semangat untuk mencapai cita-cita dan terus giat belajar. Kami bersumpah ketika mulai berdedikasi di dunia medis, aku dengan tulus berjanji untuk membaktikan hidupku demi pelayanan kemanusiaan. Aku akan memprioritaskan kesehatan pasien. Aku akan berusaha semampu mungkin untuk menjaga kehormatan dan nama baik dunia medis.
Mengembangkan
keterampilan medis untuk mengobati semua pasien yang membutuhkan
Menaruh
harapan yang besar terhadap para calon dokter
Memperoleh
pencapaian dan membalas budi luhur orang tua
Terus giat belajar tanpa
henti
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Mei 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Juni 2017
Editor: Metta Wulandari