Ceramah Master Cheng Yen: Memberikan Pengobatan dengan Tulus

Kami mengantarnya pulang dengan selamat. Dia menjalani rawat inap di RS Tzu Chi Dalin selama hampir 2 bulan. Leher dan punggungnya yang bungkuk kini sudah kembali normal semuanya,” ucap Chien Rui-teng, Wakil Kepala RS Tzu Chi Dalin.

(Apakah dia gembira?) Ya, sangat gembira. Lihat, dia tersenyum seperti ini. (Apakah Anda gembira?)Saya sangat gembira.

Lihatlah kasus pasien di RS Tzu Chi Dalin. Dokter dan pasien tidak saling mengenal. Namun, begitu bertemu, dokter merawat pasien bagai merawat anak sendiri. Mereka merawat pasien dengan penuh kesungguhan hati dan ketelitian.

“Mengapa saya sangat mengasihi A-cheng?” tanya dr. Chien. Ia kemudian menceritakan bagaimana ia bertemu dengan A-Cheng. “A-cheng tinggal di Penghu dan dia ingin saya mengobatinya. Jadwal praktik saya dimulai pada hari Selasa pagi dan pasien bisa langsung datang untuk mengambil nomor. Dia mencari informasinya di halaman situs,” tuturnya mengawali cerita.

“Demi mendapatkan nomor antrean di hari Selasa pagi, A-cheng menumpang pesawat dari Penghu pada Senin sore. Karena keluarganya bukan sangat berada dan demi menghemat uang, dia tidak menginap di hotel. Dia rela tidur di meja pasar swalayan yang ada di seberang rumah sakit agar dapat datang mengambil nomor antrean pada keesokan pagi. Namun, pada kali pertama, dia tidak berhasil karena sudah penuh. Karena itu, dia kembali lagi ke Penghu. Pada minggu berikutnya, dia kembali mencobanya lagi. Dia menumpang pesawat ke Dalin pada Senin sore dan tidur di pasar swalayan pada malam hari. Keesokan paginya, yakni pada tanggal 27 September, dia mendapatkan nomor antrean yang terakhir. Itulah pertama kalinya kami bertemu. Saya sangat tersentuh oleh kegigihannya untuk mencari pengobatan. Karena itu, saya sangat mengasihinya,” kisahnya.

Ceramah Master Cheng Yen

Dokter Chien juga sangat tidak tega dan berbelas kasih terhadapnya. Beliau mulai mencari tahu tentang A-cheng, termasuk kondisi kesehatannya dan keluarganya. Dokter Chien menghabiskan banyak tenaga dan pikiran demi menjalankan operasi yang berisiko tinggi itu hingga akhirnya berhasil menyelamatkan A-cheng.

“Kami memisahkan ruas antara vertebra pertama dan kedua, Kami memisahkan ruas antara vertebra pertama dan kedua, lalu perlahan-lahan melakukan traksi skeletal. Ruas di antara vertebra pertama dan kedua dikeliling oleh banyak pembuluh darah dan saraf sehingga sedikit kesalahan saja pada saat operasi mungkin dapat merusak pembuluh darah dan saraf sehingga menyebabkan pasien menderita lumpuh atau pun dalam bahaya,” jelas dr. Chien.

Operasi itu merupakan operasi besar yang sangat sulit. Dengan susah payah, operasi itu berlangsung dengan lancar. “Saya ingin melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang pada umumnya, seperti pergi mendaki gunung dan belajar alat musik. Saya juga ingin menjadi pekerja sosial untuk membantu lebih banyak orang,” kata A-cheng.

Dokter Chien terus merawat dan mendampingi A-cheng selama proses pengobatan. Setelah itu, dr. Chien juga mengantarnya pulang ke rumah. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi Penghu yang telah mendampingi dr. Chien ke rumah A-cheng. Melihat A-cheng naik tangga, dr. Chien sangat tidak tega.

Ceramah Master Cheng Yen

“Sangat tidak leluasa bagi A-cheng untuk naik turun tangga. Untung kami berkunjung ke rumahnya. Saat tiba di rumahnya, kami terkejut. Kamar A-cheng berada di lantai 2. A-cheng yang hanya memiliki berat badan 39 kilogram harus naik tangga ke lantai dua jika ingin ke kamar tidurnya. Bagaimana dia dapat tahan dengan semua itu? Bagaimana jika dia terjatuh?” kata dr. Chien.

Dokter Chien tidak tega melihat A-cheng naik tangga. Melihat A-cheng berbaring di atas ranjang yang tidak nyaman, dr. Chien juga tidak tega. “Lalu, saya melihat ranjangnya yang sangat sederhana tanpa ada pagar untuk berpegangan. Untuk bangun dan berbaring di ranjang, akan sangat sulit dan sakit bagi A-cheng. Jika dia terus bangun dan berbaring seperti itu, saya khawatir sekrup dan pelatnya akan menjadi longgar. Untungnya, kakak-kakak Tzu Chi yang berada di samping dapat merasakan kekhawatiran saya pada A-cheng yang sulit untuk bangun dan berbaring,” tukasnya. “Coba kamu bangun untuk dilihat oleh kakak. Dia kesulitan untuk bangun,” tambah dr. Chien.

“Kali ini, saya datang bersama perawat untuk mengajarkan kepada kalian cara menjaga luka operasi A-cheng dan cara membantu A-cheng untuk bangun dan berbaring,” jelas dr. Chien kepada relawan. Dokter Chien bahkan berkunjung ke kantor Tzu Chi setempatuntuk berbagi dengan relawan Tzu Chitentang pelayanan medis di Taiwan.

“Saat menjalani proses pengobatan,saya tidak menyangkasaya dapat kembali berdiri tegak.Saya pergi dengan kondisi punggung melengkung dan pulang dengan kondisi punggung tegak. Terima kasih,” kata A-Cheng. “Mendengar dokter berkata bahwa A-cheng sudah sembuh dan tengah berada di ruang perawatan intensif, saya lalu merangkul dokter seperti ini. Saya merangkulnya sambil mengucapkan terima kasih,” tambah Ibu Chen, Bibi A-cheng.

Ceramah Master Cheng Yen

Sepulang dari berbagi kisah, kamar A-cheng sudah berubah. Kamarnya dipindahkan ke samping tangga. “Seusai berbagi kisah, saya kembali ke rumah A-cheng pada pukul 9.30 malam dan melihat kamarnya sudah berubah. Ternyata, dalam waktu 2 jam, kakak-kakak Tzu Chi sudah menyiapkan sebuah ranjang pasien dan meletakkannya di dekat tangga dan meletakkannya di dekat tangga sehingga A-cheng dapat berbaring di sana dengan nyaman. Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi? Selama dua jam itu, kakak-kakak Tzu Chi mencari ranjang pasien ke berbagai tempat karena hari sudah malam dan sebentar lagi sudah Tahun Baru Imlek. Karena itu, mereka bekerja dengan cepat. Kebetulan ada seorang ibu relawan yang tidak lagi menggunakan ranjang pasien. Karena itu, mereka memindahkannya untuk dipakai oleh A-cheng. Relawan Tzu Chi memindahkan sebuah ranjang pasien ke dekat tangga. Dengan demikian, A-cheng tidak perlu naik tangga lagi. Selain itu, dia juga memiliki sebuah ranjang yang nyaman dan sesuai dengan kondisinya sekarang,” cerita dr. Chien.

Relawan Tzu Chi telah menata semuanya untuknya. Para relawan Tzu Chi sungguh perhatian. Setelah kembali dari kantor Tzu Chi, dr. Chien melihat hasil kerja keras para relawan. Demikianlah cara Bodhisatwa dunia membantu orang-orang yang membutuhkan. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya.

Saat A-cheng kembali ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan, dr. Chien segera membawa A-cheng ke rumah untuk bertemu dengan orang tuanya. Orang tuanya juga melihat pencapaian anaknya. Saat bertemu dengan A-cheng, ibu dr. Chien berkata, “Mengapa kamu begitu kurus?” Bukankah perbincangan itu seperti nenek yang bertemu cucunya? Hubungan yang penuh kasih sayang di dunia ini sungguh berharga.

Kita hendaknya bersumbangsih dengan tulus untuk membimbing semua makhluk. Bodhisatwa tidak bisa kekurangan ketulusan. Dengan ketulusan dan tekad, kita dapat membimbing semua makhluk. Ini merupakan proses untuk mencapai kebuddhaan. Saya sungguh gembira melihatnya. Kontribusi mereka telah membuahkan hasil.

Di RS Tzu Chi Hualien, ada seorang anak berusia 17 tahun yang datang dari Tibet. Tumor otak yang dideritanya telah menekan bagian hipotalamus. “Hipotalamus berperan untuk mengontrol produksi hormon di dalam tubuh manusia. Produksi hormon anak itu sangat rendah. Karena itu, kita dapat melihat badannya sangat kecil. Produksi hormon yang rendah telah memengaruhi pertumbuhannya.Dokter spesialis mata kami memeriksanya dan mendapati bahwa saraf optiknya telah berhenti berkembang. Jika daya penglihatannya dapat pulih sedikit, maka kelak akan sangat bermanfaat bagi hidupnya. Tujuan utama kami hari ini adalah kami berharap dapat memulihkan fungsi saraf optiknya,” jelas salah satu dokter di RS Tzu Chi Hualien.

Semoga kita dapat membantu memulihkan daya penglihatannya. Anak itu baru berusia 17 tahun dan masih memiliki masa depan yang panjang. Karena itu, kita harus membantunya agar dapat melihat kembali. Ini merupakan tanggung jawab yang diemban oleh para dokter.

Para dokter mengemban semangat Tzu Chi dan mempraktikkannya dengan penuh kesungguhan hati. Belakangan ini, para dokter spesialis saraf, dokter ahli bedah, dan lain-lain, dari RS Tzu Chi Hualien menerima beberapa kasus penyakit langka. Sungguh, mereka berusaha segenap hati dan tenaga untuk mengobati pasien. Saya sungguh bersyukur dan tersentuh.

Mari kita berdoa bagi para pasien yang telah menderita akibat penyakit. Semoga mereka dapat bertemu dengan sang penyelamatuntuk membawa harapan bagi mereka. Semoga mereka dapat berdiri tegak untuk menuju harapan masa depan. Inilah yang harus kita usahakan.

Menyembuhkan pasien dengan penuh kesulitan
Kasih sayang yang tulus adalah yang paling berharga
Menyembuhkan penyakit dan membawa harapan bagi para pasien
Bekerja sama untuk memulihkan daya penglihatan seorang anak 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Maret 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 2 April 2017

Editor: Metta Wulandari
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -