Ceramah Master Cheng Yen: Membersihkan Kekeruhan dengan Dharma
Saya melihat banyak Bodhisatwa yang sangat senior. Para Bodhisatwa ini mendedikasikan diri mereka untuk menjalankan Tzu Chi dalam jangka waktu yang lama dan selalu mempertahankan tekad mereka. Semua ini mereka buktikan seiring waktu. Saya terus berkata kepada semua orang untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan menjalankan akumulasi. Akumulasi apa? Perbuatan baik dan berkah.
Jika kita berjalan menyimpang, maka karma buruk yang kita ciptakan semakin lama akan semakin banyak. Ini juga akan terakumulasi seiring waktu. Buddha mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan lima kekeruhan. Ia menjadi sangat buruk akibat banyaknya noda batin manusia. Orang yang menciptakan karma buruk serta penuh noda dan kegelapan batin sungguh lebih besar jumlahnya daripada orang yang menciptakan karma baik. Orang yang benar-benar melakukan perbuatan baik dan menaati aturan, kekuatannya sungguh sangatlah kecil. Bisa kita lihat, dunia ini dipenuhi kekeruhan.
Buddha datang ke dunia untuk membimbing orang-orang menjadi Bodhisatwa. Beliau mengajarkan praktik Bodhisatwa dengan harapan dapat menyucikan lima kekeruhan ini.Ini bukan tidak mungkin, asalkan semua orang lebih bersungguh hati dalam menerima ajaran Buddha, menyucikan pikiran sendiri, menyadarkan diri sendiri, dan memperhatikan perilaku sendiri. Dengan demikian, kita juga dapat menginspirasi orang lain untuk bersumbangsih di tengah masyarakat serta terus menyebarkan Dharma dan semangat ini kepada orang lain. Ini dapat membantu untuk menyucikan hati manusia.
Jadi, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih. Namun, dari mana cinta kasih berasal? Ia berasal dari Dharma yang kita dengar. Begitu masuk kemari, saya melihat buku catatan para relawan tentang ceramah pagi saya. Buku catatan Bapak Xu sangat spesial karena berisi tulisan dan gambar. Sekarang dia mengungkapkan Dharma dalam bentuk seni tiga dimensi. Saya bertanya padanya, "Ini mencakup banyak Dharma. Ada Enam Paramita, mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan, mengapa ada ruang kosong di sana?" Dia menjawab, "Itu untuk membiarkan semua orang memikirkannya."
Benar, kita harus memikirkan apa yang patut dan tidak patut kita lakukan. Saat mengetahui bahwa suatu hal itu baik, akankah kita berpikir untuk menjalankannya di tengah masyarakat serta mengimbau orang-orang untuk turut melakukannya ataukah sebaliknya, saat melihat orang lain melakukan perbuatan baik, kita merasa tidak senang, sehingga menghalangi dan memfitnahnya? Di sini ada dua pilihan. Yang satu ialah diri sendiri melakukan perbuatan baik dan mengajak orang lain melakukan perbuatan baik. Yang satu lagi ialah dia sendiri tak melakukan perbuatan baik, bahkan malah menghalangi orang lain melakukan perbuatan baik. Ini merupakan kejahatan. Kedua pilihan ini bergantung pada pikiran kita.
Setelah bersentuhan dengan kondisi luar, lewat proses berpikir kita menentukan ingin berbuat baik atau jahat. Jika memilih untuk melakukan perbuatan baik, berarti kita menggarap ladang berkah dan akan mendapat berkah. Ini adalah benih kebajikan. Begitu pula, jika kita melakukan perbuatan jahat, benih kejahatan ini akan menghalangi orang lain dan di masa mendatang akan menghalangi diri sendiri.
Jadi, kita harus tekun dan bersemangat di Jalan Bodhisatwa. Kita harus tekun dan bersemangat dalam mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati. Dharma yang telah kita dengar harus kita terapkan dalam interaksi kita dengan sesama manusia. Ketika noda batin atau masalah muncul, Dharma seperti apa yang harus kita gunakan untuk mengatasinya? Seperti inilah kita menerapkan Dharma dalam keseharian. Ini baru benar-benar orang yang mendengar Dharma.
Ketika mendengar satu Dharma, kita harus memahami sepuluh prinsip kebenaran di dalamnya. Terlebih lagi, penyerapan Dharma bergantung pada kebijaksanaan kita. Jika kita memahami Dharma sebagai pengetahuan, kita bisa memahami 10 prinsip dari satu Dharma. Namun, jika kita memahami Dharma dengan kebijaksanaan dan mengubah pola pikir, hati kita akan terbuka lebar dan berbagai ajaran kebenaran bagaikan muncul di hadapan kita.
Kita dapat melihat berbagai hal dari berbagai sisi. Dharma yang kita dengar hari ini dapat membawa berbagai pemahaman bagi kita jika dilihat dari sisi yang berbeda-beda. Inilah yang disebut "melepaskan satu dan mendapatkan sepuluh ribu". Ketika kita bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih untuk membawa manfaat bagi orang lain, kita akan merasa sukacita. Ini disebut sukacita dalam Dharma.
Bisa membuat orang yang kita bantu merasa tenang, kita pun akan merasa sukacita. Sukacita seperti ini berasal dari Dharma yang kita praktikkan secara nyata. Ini disebut praktik kebajikan sesuai Dharma. Kita membantu orang dengan hati yang bajik, murni, tulus, dan tanpa pamrih. Setelah membantu orang yang mengalami kesulitan dan melihat mereka bisa hidup dengan aman, kita pun merasa tenang.
Setelah bisa merasa tenang, kita pun merasa damai. Ini disebut sukacita dalam Dharma. Hati kita akan merasa tenang dan damai tanpa kerisauan. Kita harus membuka hati kita dengan lapang. Ini adalah hal terpenting yang harus kita lakukan dalam mempelajari ajaran Buddha; langkah awal kita ialah berjalan di Jalan Bodhisatwa.
“Murid-murid Master di Changhua berikrar untuk mempertahankan tekad awal dan menjalankan tekad Guru. Kami akan mendengar Dharma setiap hari untuk membersihkan kotoran batin; bekerja sama dengan harmonis dan menciptakan berkah bersama. Semoga Master sehat selalu, panjang umur, dan terus memutar roda Dharma.
Saya sangat tersentuh. Ketika orang-orang mengubah pola pikir, roda Dharma akan berputar. Jika semua orang mempertahankan pola pikir ini selamanya, Dharma akan selalu ada di dunia. Saya melihat penampilan kalian. Di atas panggung bagaikan hutan Bodhi dan di bawah panggung bagaikan lautan Dharma yang bersih tanpa noda. Setiap gerakan tangan menyiratkan sepatah kata atau kalimat di dalam Sutra, sungguh penuh dengan Dharma dan sangat agung. Penghayatan Dharma seperti ini sangat agung. Semoga semua orang menyerap Dharma ke dalam hati dan menerapkannya dalam keseharian di tengah masyarakat.
Seperti inilah kita menggunakan Dharma yang telah kita pelajari dalam berjalan di Jalan Bodhisatwa. Apakah kalian mengerti? (Mengerti) Setiap hari saya mendoakan kalian semua. Saya berharap semua orang memiliki hati yang sama dengan saya dan bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa. Terima kasih, semuanya.
Menggunakan Dharma yang telah dipelajari untuk membersihkan kekeruhan
Melakukan perbuatan baik dan menggarap ladang berkah
Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan dengan Dharma
Bersumbangsih untuk membawa manfaat bagi masyarakat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Januari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Januari 2019