Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing dengan Teladan Nyata serta Membina Welas Asih

Pandemi COVID-19 sungguh membuat orang takut. Kita juga mendengar bahwa virus penyakit ini bisa bertahan di permukaan benda lebih dari 20 hari. Jika demikian, benda apa yang aman untuk disentuh? Jika semua benda tidak aman untuk disentuh, bagaimana kita mencegah penyebaran virus? Jika virus ini dapat menular melalui manusia, benda, dan udara, lalu bagaimana kita melindungi diri?

Setelah memikirkannya secara mendetail, kita mungkin akan merasa tidak tenang. Namun, apa yang bisa kita lakukan? Jadi, saya tetap harus mengingatkan kalian bahwa kita harus tenang. Meski demikian, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Berhubung pandemi telah muncul, maka kita harus meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, kita juga harus bertobat dan bersyukur atas hidup yang tenteram.

Jadi, jangan mengira dengan bersyukur saja, kita dapat selalu hidup tenteram. Bukan demikian. Ingatlah bahwa kita harus meningkatkan kewaspadaan dan bertobat. Dalam kehidupan sehari-hari, kondisi luar yang terlihat oleh kita bisa menjadi pemicu gejolak pikiran kita. Kita semua merupakan makhluk awam yang mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat oleh mata kita sehingga dengan cepat melupakan bahwa kita harus waspada.


Sebersit niat yang menyimpang bisa membuat kita para makhluk awam membangkitkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Jadi, bagaimana kita mempertahankan ketulusan kita hingga selamanya? Sangat sulit. Karena sulitlah, kita perlu mengimbau orang-orang untuk tulus. Kita juga harus menggunakan tindakan nyata untuk menunjukkan ketulusan kita.

“Mereka merupakan orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan kita,” ujar Tan Sri Vincent Tan, Pendiri Berjaya Corporation Berhad.

“Meski bisnis semua orang terkena dampak, tetapi di tengah masyarakat, ada banyak orang yang kondisinya lebih sulit. Karena itu, kita hendaknya mengulurkan tangan,” kata Tan Sri Lim Wee Chai, pendiri Top Glove Corporation Berhad.

Kedua relawan di Malaysia itu merupakan pengusaha terkenal di dunia. Mereka sangat berdisiplin dalam bervegetaris. Saat mereka kembali ke sini beberapa tahun lalu, saya berkata pada mereka, "Pengusaha sering bersosialisasi. Jika bisnis kalian semakin berkembang, apakah kalian tetap bisa bervegetaris?" apakah kalian tetap bisa bervegetaris?" Sebagian pengusaha berkata, "Bervegetaris? Saya harus berkeliling dunia. Berhubung memiliki perusahaan besar, saya harus bersosialisasi. Bagaimana saya bervegetaris?"


Saya berkata pada Relawan Tan dan Relawan Lim, "Asalkan kalian dapat bertekad dan berikrar, itu bukanlah hal yang mustahil." Berhubung bervegetaris adalah cara untuk membina cinta kasih dan welas asih, mereka dengan cepat berikrar untuk bervegetaris.

“Saat datang bulan lalu, saya terinspirasi dan memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian. Banyak orang yang terkejut mendengar saya menjadi seorang vegetarian. Saya berikrar untuk bervegetaris seumur hidup dan saya berharap dapat mewujudkannya. Kini, setelah sebulan berlalu, saya merasa bahwa ini sama sekali tidak sulit. Saya bersyukur atas inspirasi dari Master,” tutur Tan Sri Vincent Tan.

Beliau sungguh-sungguh bervegetaris. Saat beliau kembali berkunjung ke sini, saya berkata, "Bagaimana Anda bervegetaris?" "Anda memiliki perusahaan besar dan harus sering bersosialisasi. Apakah Anda bisa selalu bervegetaris? Bagaimana saat bersosialisasi dengan orang lain?" Beliau berkata, "Saya berterus terang bahwa saya bervegetaris. Saya tetap bersosialisasi dengan orang lain, tetapi mereka akan menyediakan menu vegetaris yang sederhana untuk saya. Jadi, saya tetap dapat bersosialisasi."

Asalkan ada tekad dan ikrar, tiada hal yang mustahil. Beliau telah membuktikannya dan berbagi dengan semua orang bahwa dengan bervegetaris, kita dapat menyelaraskan perbuatan dan pikiran kita. Dengan bervegetaris, pikiran kita akan sehat, hati kita akan memiliki arah yang benar, dan perbuatan kita tidak akan menyimpang. Jadi, pola makan vegetaris adalah yang tersehat.

 

Pengusaha besar yang harus bersosialisasi pun dapat bervegetaris. Ini sungguh tidak mudah. Beliau telah melakukan yang sulit untuk dilakukan. Beliau telah bervegetaris bertahun-tahun. Kini beliau selalu menggunakan menu vegetaris untuk menjamu tamu-tamunya dan menyosialisasikan pola makan vegetaris. Makanan vegetaris juga bisa sangat lezat serta membuat orang bersukacita memakannya dan mengajak orang lain untuk bervegetaris.

Berhubung kini saya terus berkata bahwa bervegetaris itu harus, maka para pengusaha juga menyosialisasikan vegetarisme di tengah kalangan pengusaha. Banyak insan Tzu Chi Malaysia yang memiliki jalinan jodoh untuk menyosialisasikan vegetarisme. Dengan menyosialisasikan vegetarisme, kita dapat menyelamatkan banyak nyawa. Dengan bervegetaris, kita tidak berutang nyawa pada hewan.

Saya selalu berkata bahwa setiap kali mengonsumsi makanan nonvegetaris, kita berutang nyawa. Utang nyawa akibat mengonsumsi makanan nonvegetaris mungkin harus dibayar berkali-kali lipat. Jika di kehidupan sekarang, seseorang hidup di tengah ketidaktahuan, di kehidupan mendatang, dia akan semakin tersesat.

Sangat sulit untuk memiliki jalinan jodoh seperti kehidupan sekarang kita ini. Di kehidupan sekarang, memiliki jalinan jodoh untuk mendengar dan mempraktikkan Dharma, kita harus menggenggamnya. Terlebih, pada masa pandemi ini, pola makan vegetaris adalah satu-satunya obat mujarab.

Pengaruh kondisi luar bisa membuat makhluk awam tersesat
Sulit untuk senantiasa bertobat dan waspada
Mendengar Dharma dan bertekad untuk bervegetaris
Membimbing sesama dengan teladan nyata serta membina cinta kasih dan welas asih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Oktober 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 Oktober 2020
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -