Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing ke Arah yang Baik dan Memancarkan Mata Air Batin


Bodhisatwa sekalian, saat mendongak, saya melihat seluruh dunia penuh dengan kekuatan cinta kasih kalian. Jejak cinta kasih kalian terdapat di mana-mana.

Saya sangat bersyukur kepada Mei-yun yang telah menghubungkan banyak orang di tempat yang jauh. Satu kegiatan bedah buku dalam jaringan dapat diikuti oleh peserta yang tak terhingga. Bukankah saya sering berkata bahwa sebutir benih dapat menghasilkan benih yang tak terhingga?

Tiada penyesalan dalam kehidupan saya ini karena saya memiliki jalinan jodoh baik dengan para relawan kita. Satu butir benih telah menghasilkan benih-benih Bodhi yang masing-masing telah bertumbuh dan kembali menghasilkan benih tak terhingga. Jadi, dunia ini penuh dengan hutan Bodhi.

Kita hidup di alam manusia. Namun, kita menuju arah yang sama dengan kesatuan hati, yaitu menapaki Jalan Bodhi. Bodhi adalah kesadaran. Jadi, Jalan Bodhi adalah jalan kesadaran.


Jalan ini sangatlah lapang. Dengan terus memperluas jalan ini, kita dapat menginspirasi banyak  Bodhisatwa. Kita membimbing orang-orang untuk menapaki jalan yang sama dengan kita. Kita melangkah maju inci demi inci dan membimbing orang-orang untuk menapaki jalan yang sama dengan kita, yaitu jalan kesadaran.

Dalam aksara Mandarin, gabungan kata "jalan" dan "inci" akan membentuk kata "membimbing". Jadi, dalam menapaki jalan ini, kita harus memiliki arah yang benar dan terus melangkah maju inci demi inci.

Gabungan aksara Mandarin "inci" dan "jalan" berarti "membimbing", yakni membimbing orang-orang menapaki Jalan Bodhisatwa.

Saya sering mengulas tentang menggalang  Bodhisatwa dunia. Sungguh, kita hendaknya senantiasa menapaki Jalan Bodhisatwa menuju arah yang benar.

Hidup di dunia ini, kita harus berusaha menginspirasi orang-orang untuk menjadi  Bodhisatwa dunia.  Bodhisatwa harus menapaki Jalan Bodhi dan menjalankan praktik nyata di jalan tersebut. Orang-orang yang melakukannya disebut Bodhisatwa. Tujuan menapaki Jalan  Bodhisatwa ialah mencapai kebuddhaan.


Saudara sekalian, kini kita memiliki jalinan jodoh untuk mengenal Dharma. Kita harus melatih diri dari tataran awam. Sebagai makhluk awam, kita mempelajari Dharma untuk mencapai kebuddhaan. Kita harus bertekad untuk menapaki Jalan  Bodhisatwa menuju kebuddhaan. Inilah jalan menuju kebuddhaan. Di jalan ini, kita belajar dan memperoleh kesadaran darinya.

Saya sering mengulas tentang belajar lewat bersumbangsih dan memperoleh kesadaran darinya. Artinya sudah sangat jelas. Jadi, sebagai makhluk awam, kita belajar untuk mencapai kebuddhaan dengan melakukan praktik nyata di Jalan Bodhisatwa. Karena itulah, saya menyebut kalian  Bodhisatwa. Kita adalah  Bodhisatwa yang baru bertekad. Kita semua memiliki arah yang sama.

Kini kita memiliki jalinan jodoh untuk mulai menapaki jalan ini. Kita adalah pemula. Jadi, saya adalah pemula, kalian pun adalah pemula. Kita semua harus meneladan semangat Buddha. Jalan untuk meneladan kesadaran agung Buddha ini adalah Jalan Bodhi yang lapang.

Untuk mencapai kebuddhaan dari tataran awam, kita harus melakukan praktik nyata di Jalan Bodhi yang lapang. Kita harus bersumbangsih sebagai  Bodhisatwa di Jalan Bodhi yang lapang ini. Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita.

Bodhisatwa sekalian, kita harus memandang ke seluruh dunia. Kita turut merasakan kekhawatiran dan penderitaan di seluruh dunia. Saat semua makhluk menderita, bagaimana  Bodhisatwa bisa merasa tenang?


Saat ini, saya juga turut merasakan sakit dan penderitaan semua makhluk. Jadi, mari kita lebih bersungguh hati. Kita harus menggalang puluhan ribu kuntum teratai hati. Sekuntum teratai hati dapat menghasilkan benih yang tak terhingga. Saya berharap setiap kuntum teratai hati dapat mekar dan menghasilkan benih yang tak terhingga. Kita harus menghimpun tetes-tetes cinta kasih.

Saya sangat berharap setiap orang dapat bermawas diri dan berhati tulus untuk menginspirasi cinta kasih orang-orang. Saat dipenuhi berkah, kita harus menggenggam waktu untuk menyelamatkan kehidupan orang-orang di seluruh dunia. Meski saya mengimbau orang-orang untuk menenangkan hati dan pikiran, tetapi kita tidak boleh lengah. Kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan.

Mari kita menyosialisasikan vegetarisme dan menggalang cinta kasih. Mari kita menghimpun tetes-tetes cinta kasih dari orang banyak. Cinta kasih ini bagaikan kunang-kunang.

Saat setiap orang melepaskan seekor kunang-kunang dari hati mereka, akan terhimpun puluhan ribu ekor kunang-kunang yang memancarkan cahaya sehingga hati yang diliputi kegelapan batin pun dapat melihat cahayanya. Dengan demikian, dunia ini akan memancarkan cahaya dan seluruh dunia akan aman dan tenteram. Inilah yang disebut menikmati Dharma dan memancarkan mata air batin. Kita juga harus memancarkan cahaya batin kita.     

Sebutir benih bertumbuh menjadi tak terhingga di seluruh dunia
Membimbing ke arah yang baik dan belajar lewat bersumbangsih
Mengenal Dharma dan menjangkau makhluk yang menderita
Menggalang hati, menginspirasi cinta kasih, dan memancarkan mata air batin  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Juni 2021 
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -