Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing ke Arah yang Benar dan Memberi Manfaat Bagi Semua Makhluk

Setiap sesi acara Pemberkahan Akhir Tahun selalu membuat saya sangat tersentuh. Meski digelar di komunitas yang berbeda-beda, tetapi semangatnya adalah sama. Setiap orang menggenggam kesempatan pada saat Pemberkahan Akhir Tahun untuk mengantar tahun lalu dengan penuh rasa syukur dan menyongsong tahun baru dengan hati yang tulus. Setiap orang memanfaatkan saat ini dengan baik. Di atas panggung, saya melihat sekelompok relawan lansia yang menderita penyakit. Meski menderita penyakit, mereka tetap memperhatikan kesehatan sesama. Ini sungguh tidak mudah. Dengan penuh rasa syukur, mereka melayani orang lain. Kita juga melihat seorang relawan yang tersiram cairan asam sulfat pada 40 tahun lalu.

Seperti yang dituturkan Huang Shu-chun, Relawan Tzu Chi. “Saat berusia 28 tahun, saya masih sangat muda dan cantik. Suatu senja, di dekat rumah, saya tersiram cairan asam sulfat oleh seorang yang salah sasaran. Saat itu, saya sangat shock dan merasakan sakit yang luar biasa. Saya merasa dunia bagaikan mau kiamat. Penderitaan yang saya rasakan tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Pada keesokan hari, keluarga saya dari wilayah Taiwan selatan, termasuk orang tua, kakak, dan kakak ipar saya datang ke Taipei untuk mengunjungi saya. Mereka melihat kondisi saya yang sangat memprihatinkan. Saat insiden terjadi, saya menjadi buta dalam sekejap. Saya tak dapat melihat apa pun. Bahkan satu jari pun tak terlihat oleh saya. Seluruh wajah saya hancur. Kedua lubang hidung saya juga hilang, hanya tersisa batang hidung. Bibir saya juga terbakar akibat cairan itu. Saat itu, saya sudah tak mirip manusia. Saya dirawat di ruang perawatan intensif selama 4 bulan. Sepanjang siang dan malam, suami dan keluarga saya terus menjaga saya. Setelah keluar dari ruang perawatan intensif, selama dua tahun berturut-turut, saya dirawat di bangsal umum. Selama masa itu, saya berpikir ketika insiden itu terjadi pemerintah membantu saya membayar biaya pengobatan sebesar satu hingga dua juta dolar NT. Karena itu, saya ingin menggunakan sisa hidup saya untuk membalas budi masyarakat. Lalu, saya mendengar Master Cheng Yen berkata bahwa manusia tak memiliki hak milik atas tubuh ini, hanya memiliki hak pakai. Kita juga menggenggam setiap detik dengan baik untuk melakukan hal yang bermakna. Setelah mendengar perkataan Master, saya memutuskan untuk mengembangkan potensi hidup saya, yaitu dengan menjadi relawan Tzu Chi. Saya selalu menyemangati diri sendiri untuk bersumbangsih hingga akhir hayat,” kata Huang Shu-chun.

Tadi dia juga berkata kepada saya bahwa beberapa tahun terakhir ini, daya penglihatannya sudah mulai pulih dan mungkin akan semakin membaik. Dia telah menuai buah baik dari benih yang ditanamnya sendiri. Kita juga melihat Bapak Wu dari pusat rehabilitasi. Perkataannya sungguh membuat saya tersentuh.

Menurut Wu Yong-shan Kepala Pusat Rehabilitasi Sindian, Pusat Rehabilitasi Xindian menerima perhatian dari Tzu Chi selama hampir 10 tahun ini, “Tzu Chi membantu kami mengadakan kegiatan bimbingan dan konseling bagi para pasien di sini. Saya sangat berterima kasih. Selama beberapa tahun, tempat kami kekurangan sumber daya manusia dan fasilitas yang dibutuhkan. Namun, kami terus berusaha untuk menjalankannya dengan stabil Tentu saja, ini berkat kerja keras dari semua staf kami dan dukungan dari masyarakat. Relawan Tzu Chi juga membantu kami menenangkan para pasien disana Hari ini, saya menggenggam kesempatan ini bukan hanya untuk menjadi saksi dari kontribusi Tzu Chi, tetapi juga ingin menyatakan rasa syukur saya kepada Master. Saya juga berterima kasih kepada semua relawan Tzu Chi yang telah membawa harapan dan cinta kasih kepada masyarakat ini. Terima kasih banyak. Tadi saya memberi tahu kakak-kakak Tzu Chi bahwa di tempat kerja kami ada sebuah ungkapan berbunyi, ’Tempat pelayanan bagi masyarakat merupakan ladang pelatihan diri’. Itu adalah pekerjaan kami. Setelah datang ke sini, saya menyadari bahwa saya dapat menganggap pekerjaan saya sebagai misi saya. Saya harus banyak belajar dari kalian agar saya dapat menikmati pekerjaan saya dan bekerja dengan gembira seperti kalian. Terima kasih,” kata Wu Yong-shan.

Dia mengganggap pekerjaannya sebagai misi. Ini sungguh menyentuh hati. Di dalam masyarakat kita ini, banyak anak muda yang berjalan menyimpang dan ikut mengonsumsi narkoba. Adakalanya, manusia bisa hidup menyimpang. Jika memiliki penyelamat dalam hidup, mereka dapat bertemu relawan Tzu Chi yang dapat memberi bimbingan kepada mereka. Dengan memberi pendampingan dan bimbingan, mereka akan dapat memperbaiki diri. Kini, banyak dari mereka yang telah kembali ke masyarakat dan menjadi orang yang positif untuk turut membimbing orang lain berjalan ke arah yang benar. Setiap kisah mereka membuat saya sangat terharu. Setiap kali berkunjung ke Pingtung, ada keluarga pasien yang datang berkata kepada saya,  “Kami berterima kasih atas bantuan Master. Kami berterima kasih karena adanya relawan Tzu Chi yang memberikan pendampingan. Saya telah menemukan kembali anak saya.”

Seorang ayah berkata, “Setelah kembali, putra saya menjadi sangat berbakti. Selama dua hingga tiga tahun ini, anak saya tetap tidak berubah.” Saya bertanya, “Mengapa?” Dia menjawab, “Saat hari pertama kembali, anak kami berlutut di hadapan kami dan berkata bahwa dia akan memberi salam kepada kami setiap pagi dan malam.” Sejak hari itu, setiap hari anaknya menyuguhkan teh kepada orang tuanya dan bertanya kepada orang tuanya apakah tadi malam tidur nyenyak dan apakah sehat-sehat saja.

Belakangan ini usahanya lebih ramai sehingga harus pulang lebih malam. Saya bertanya, “Jika pulang lebih malam, apa yang akan kamu lakukan?” Dia berkata, “Dahulu, jika pulang lebih malam, saya akan membangunkan orang tua saya, lalu menyuguhkan teh untuk mereka.” Saya berkata, “Ini tidak benar.” “Orang tuamu sudah tidur. Jika kamu membangunkan mereka untuk meminum segelas teh, mungkin mereka menjadi susah tidur.” Orang tuanya pun membantunya memberi penjelasan. Mereka berkata, “Master, kami tidak ingin anak kami merasa tidak tega untuk membangunkan kami saat dia pulang malam. Jadi, sebelum dia tutup dan sebelum kami tidur, kami akan pergi ke kiosnya agar dia dapat menyuguhkan teh untuk kami.” Inilah yang mereka lakukan sekarang. Dimulai dari kiosnya, kisah baktinya telah menyebar dan menginspirasi banyak orang. Ini merupakan sebuah teladan yang baik.

Kita dapat melihat di Taiwan, Tzu Chi telah mewujudkan masyarakat yang baik dan kehidupan keluarga yang bahagia. Pada upacara pelantikan hari ini, di depan dada kalian tersemat pita bertuliskan “Hati Buddha, Tekad Guru” Sebelum dilantik, kalian telah mengikuti pelatihan selama dua tahun dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Kalian harus berusaha semaksimal mungkin untuk memberi manfaat bagi semua makhluk dan memiliki semangat misi. Kalian harus dapat menerima dengan sukacita dan rela bersumbangsih. Upacara pelantikan hari ini hanya sebuah langkah awal. Mulai hari ini, kalian harus memandang semua hal di dunia sebagai tanggung jawab sendiri.

Bodhisatwa dunia menuai buah baik

Terus berusaha membimbing orang  ke jalan yang benar

Kehidupan keluarga yang bahagia menciptakan masyarakat yang tenteram

Bersama-sama memikul tanggung jawab atas dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Januari 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 17 Januari 2016
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -