Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk dan Menyelami Sutra Teratai Bersama-sama


“Kakek Guru, anak-anak Anda selalu ada. Hati kami tidak pernah berubah. Para relawan muda Chiayi berikrar dengan tulus untuk bervegetaris dan melindungi kehidupan serta menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Mohon Master tidak khawatir. Kami akan mengikuti langkah para paman dan bibi Tzu Chi serta melangkah maju dengan mantap sambil menjaga rumah Tzu Chi di Chiayi. Kami akan mengajak lebih banyak anak muda untuk bergabung dan menjalankan Tzu Chi.”

Saya sangat gembira melihat anak-anak muda ini. Dalam perjalanan kali ini, saya melihat banyak Bodhisatwa lansia yang sudah lama bergabung di Tzu Chi. Saya sangat gembira dapat melihat mereka. Namun, saya juga merasa prihatin karena mereka sudah lanjut usia. Usia mereka mengingatkan saya bahwa saya juga sudah lanjut usia. Saya benar-benar sudah lanjut usia.

Saya prihatin dengan fase lahir, tua, sakit, dan mati dalam kehidupan. Ini sama seperti matahari yang terbit di pagi hari, lalu terus bergerak perlahan-lahan hingga terbenam di ufuk barat. Jadi, dari pagi hari hingga malam hari, waktu berlalu dengan cepat. Ketika melihat orang yang berusia lanjut masih memiliki tubuh yang sehat, saya sangat terhibur. Semua orang pasti akan menua.

Orang yang tubuhnya sehat sungguh dipenuhi berkah. Namun, berumur panjang sekaligus memiliki tubuh yang sehat, itu sangatlah langka. Namun, yang paling penting ialah mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan untuk membimbing diri sendiri dan orang lain. Bagaimana cara melakukannya? Sekarang, cara paling mudah bagi masyarakat untuk mengenal Dharma ialah pelestarian lingkungan.


Para Bodhisatwa pelestarian lingkungan memilah botol dan kaleng di depo pelestarian lingkungan. Kini, tingginya populasi manusia dan kecenderungan untuk mengejar kenikmatan hidup membuat banyak barang yang langsung dibuang setelah dipakai sekali. Dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati, dan cinta kasih, para relawan dengan cermat membongkar dan memilah barang-barang daur ulang, seperti kertas dan plastik.

Saya juga mendengar seorang relawan yang meminjam sebidang tanah dari adiknya agar para relawan bisa melakukan daur ulang di sana. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya karena diizinkan untuk menggunakannya tanpa perlu membayar biaya sewa. Ini sangat mengharukan. Mereka memberi teladan melalui tindakan nyata. Inilah cara Bodhisatwa dunia bersumbangsih bagi dunia.

Dengan melakukan pelestarian lingkungan, para Bodhisatwa lansia berpikir, "Saya bisa melakukannya. Saya sangat gembira datang ke depo pelestarian lingkungan. Semua orang bertutur kata baik. Setiap hari, saya merasa sangat puas." Hati, otak, dan tangan mereka terus bergerak.

“Master, saya pulang karena saya tahu Anda akan merasa gembira melihat saya. Namun, setelah melihat Master, saya gembira sekali hingga lupa dengan apa yang ingin saya katakan. Master, saya ingin melaporkan bahwa kelompok kami melakukan pelestarian lingkungan dengan sukacita. Sekarang, kami telah membina tiga relawan baru. Mereka sangat tekun. Kini, jumlah relawan kita makin banyak. Master, saya ingin menyampaikan bahwa kami sungguh sukacita,” kata You Jin-hua relawan pelestarian lingkungan.


Melihat semua orang sukacita, saya teringat dengan Paman dan Bibi A-tong. Dahulu, setiap kali datang ke sini dan pergi ke Dounan, saya pasti melihat Bibi A-tong sedang bercerita dan membuat semua orang tertawa gembira. Setelah Bibi A-tong meninggal, Paman A-tong tetap sangat optimistis. Putri mereka pun sama seperti mereka. Optimisme ini telah diwariskan dari generasi ke generasi. Bodhisatwa sekalian, bukankah kita juga seperti ini? Jadi, waktu terus berjalan. Baik berasal dari pegunungan, pesisir, atau pedesaan, kita semua berkumpul di sini dengan gembira.

Kali ini, saya datang ke sini dan kalian semua berkumpul di sini untuk menemui saya dan menyampaikan cerita kalian sehingga saya bisa mengetahui semuanya dengan jelas tanpa perlu mengunjungi satu per satu tempat. Ada begitu banyak relawan berhati baik dan penuh cinta kasih. Relawan pelestarian lingkungan bagaikan permata yang bersinar cemerlang. Meski manusia sangat kecil, tetapi kita dapat membangun tekad dan ikrar agung agar pelita hati dapat bersinar cemerlang.

Alam semesta terdiri dari dunia yang tak terhitung jumlahnya. Asalkan dapat mengembangkan kebijaksanaan, hati kita akan dapat merangkul seluruh alam semesta. Buddha membabarkan Sutra Teratai di Puncak Burung Nasar. Tempat untuk membabarkan Dharma di Puncak Burung Nasar tidaklah luas, bahkan lebih kecil dari ruang kita sekarang ini. Namun, semangat Buddha dan Dharma-Nya sangat dalam dan luas.


Di dalam Sutra Teratai diuraikan tentang pencapaian pencerahan. Kita berharap dapat mencapai tataran yang sama dengan para Bodhisatwa dan Buddha. Namun, para praktisi harus menempuh perjalanan yang panjang. Dalam perjalanan ini terdapat banyak perhentian. Ini sama seperti saat kalian ingin pergi ke Hualien. Kalian harus naik kereta menuju wilayah utara Taiwan. Setelah tiba di Taipei, kalian harus berganti kereta, baru bisa tiba di Hualien. Jika naik kendaraan carteran, kalian bisa langsung menuju Hualien. Jika tidak, kalian harus berganti kereta. Prinsipnya sama. Kita bagaikan kendaraan carteran.

Sejak mengenal ajaran Buddha saat muda, saya sangat sukacita. Saya berhasil mewujudkan harapan saya untuk menjadi seorang monastik. Setelah menjadi monastik, saya tidak ingin hanya membawa manfaat bagi diri sendiri. Saya juga ingin membawa manfaat bagi orang lain. Inilah yang disebut kendaraan carteran. Kendaraan ini bisa mengangkut saya dan banyak orang sekaligus. Ketika saya tiba di tempat tujuan, orang lain juga tiba di tempat tujuan. Ini disebut Kendaraan Agung.

Kendaraan yang kita tumpangi ini sangat besar dan stabil, juga bisa mengangkut banyak orang sehingga semua orang dapat tiba di tujuan bersama-sama. Ini disebut Dharma Kendaraan Agung. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus berpegang pada semangat Buddha. Kita menyebarkan praktik Bodhisatwa ke seluruh dunia, mengajak orang-orang melakukan pelestarian lingkungan, menyucikan hati manusia, dan menyucikan dunia ini. Ini dapat menciptakan pahala yang tak terhingga.

Jadi, semua orang harus menggenggam kesempatan ini untuk mempraktikkan Dharma yang telah saya ajarkan dan membagikannya kepada orang lain. Inilah yang disebut mempelajari dan mewariskan Dharma. Hanya dengan cara inilah kita dapat mewariskan Dharma dari generasi ke generasi.   

Menjadi panutan serta mengembangkan berkah dan kebijaksanaan
Kebajikan dan cinta kasih diwariskan dari generasi ke generasi
Menghimpun cahaya cemerlang dan kekuatan ikrar yang tak terhingga
Membimbing semua makhluk dan menyelami Sutra Teratai bersama-sama    

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 03 Februari 2023
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -