Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk dan Mewariskan Dharma
Ketidakselarasan unsur air dan fenomena El Nino telah menyebabkan kekeringan yang sangat parah. Lihatlah kekeringan dan krisis bahan pangan yang terjadi. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga sudah mengimbau negara-negara lain untuk membantu. Inilah penderitaan dalam hidup. Para pengungsi juga sangat menderita. Kini sejumlah negara di Eropa terus berupaya memperketat pintu perbatasan sehingga rute pengungsi semakin lama semakin sempit.
Saya sungguh merasa tidak tega. Untungnya, di Serbia, ada sekelompok relawan Tzu Chi yang telah bersumbangsih di sana selama 32 hari. Meski mereka secara bergilir pergi ke Serbia, tetapi setiap kali ke sana, persahabatan mereka semakin dalam. Di sana, hati anggota Komisi Penanganan Pengungsi telah bersatu dengan hati relawan Tzu Chi. Relawan Tzu Chi menganalisis cara penyajian nasi Jing Si yang sesuai kondisi setempat. Setelah mengetahui bahwa para pengungsi paling menyukai nasi kering, Yang, relawat Tzu Chi menyesuaikan takaran air yang diperlukan agar setiap butir nasi terlihat jelas. Inilah yang paling disukai para pengungsi. Para relawan kita sangat tulus dan bersungguh hati. Beras-beras itu kita kirimkan dari Taiwan.
Nasi Jing Si itu kita kirimkan dari Taiwan ke Serbia dalam waktu singkat lewat pesawat. Mulanya, karena tidak tega melihat para pengungsi memakan makanan yang dingin, relawan kita pun membeli makanan siap saji dan memanaskannya untuk mereka. Hanya begitu saja. Relawan kita berusaha segenap hati dan tenaga untuk menyiapkan makanan yang hangat bagi para pengungsi di tengah cuaca yang begitu dingin. Namun, metode penyajian itu menimbulkan banyak sampah. Melihat hal itu, karena merasa tidak tega, kita segera mengatur pengiriman nasi Jing Si dari Taiwan. Kita segera menghubungi perusahaan maskapai penerbangan dan segera mengemas nasi Jing Si.
Saat sekelompok relawan membantu di gudang kargo pesawat, sekelompok relawan lain mengemas nasi Jing Si di Hualien. Kedua kelompok relawan saling bekerja sama. Dalam waktu satu hari, mereka sudah menyiapkan segalanya sehingga barang bantuan kita dapat diberangkatkan pada keesokan harinya. Seorang staf kita bernama Chor Siong juga menumpang pesawat malam hari untuk berangkat ke Serbia. Dia juga membawa serta nasi Jing Si. Meski nasi Jing Si yang dikirimkan lewat pesawat sudah juga tiba di Serbia, tetapi ia membutuhkan waktu untuk diproses sesuai prosedur kepabeanan. Sementara itu, nasi Jing Si yang dibawa oleh Chor Siong sudah dapat langsung dibawa keluar. Chor Siong segera mengajarkan cara penyajian nasi Jing Si dan mengundang orang-orang untuk mencobanya. Dia sangat bersungguh hati dan tulus. Para pengungsi sangat menyukai nasi Jing Si rasa tomat. Singkat kata, mereka sangat menyukainya.
Kita juga mengirimkan peralatan makan ramah lingkungan ke sana agar seusai makan, tidak ada sampah yang tercipta. Peralatan makan ramah lingkungan juga dapat digunakan berulang kali. Kemarin, kita mendengar sebuah kisah yang sangat menyentuh hati. Relawan kita mendapati bahwa salah satu mangkuk ramah lingkungan sedikit retak. Mengetahui hal ini, salah seorang pengungsi berkata kepada semua orang, “Tzu Chi berbeda dengan organisasi lain. Cinta kasih mereka sangat tulus. Demi menyiapkan makanan bergizi bagi kita dan mengurangi sampah, mereka mengirimkan beras dari Taiwan yang jauh.”
Salah seorang pengungsi berkata, “Mangkuk ramah lingkungan ini seharusnya tidak mudah retak. Namun, karena kalian tidak menghargainya, kini ia menjadi retak. Ini karena kalian tidak menghargainya. Mari kita menggunakan hati penuh syukur untuk menghargai barang-barang ini.” Demikianlah dia membimbing setiap orang. Meski hanya sebuah mangkuk, tetapi dia merasa para pengungsi tidak menghargainya. Mungkin itu terjadi karena suasana hati mereka sedang buruk. Intinya, saat mendapati sebuah mangkuk yang retak, dia segera mengingatkan setiap orang tentang ketulusan dan cinta kasih relawan Tzu Chi dalam bersumbangsih.
Relawan kita juga bermain dengan anak-anak pengungsi di sana agar mereka merasa bahagia. Anak-anak juga bisa membuat mahkota dari kertas. Mengetahui bahwa relawan Tzu Chi akan pulang, seorang anak membuat mahkota kertas untuk relawan kita. Mereka telah menjalin hubungan yang dekat. Pantas saja relawan Tzu Chi merasa berat untuk meninggalkan mereka. Relawan kita juga mengajarkan bahasa Inggris dan Jerman kepada para pengungsi. Selain itu, para pengungsi juga belajar Kata Renungan Jing Si dengan gembira. Inilah kekuatan cinta kasih.
Dengan adanya cinta kasih, barulah kehidupan kita dapat damai dan bahagia. Akan tetapi, berapa lama kedamaian dan kebahagiaan di kamp pengungsian dapat bertahan? Semoga dunia dapat damai dan tenteram agar kita dapat senantiasa merasakan kebahagiaan. Semua ini bergantung pada pikiran kita. Dalam ceramah tadi pagi, saya berkata bahwa saat Buddha dan Dharma ada di dunia maka manusia dan makhluk surgawi akan dipenuhi sukacita. Sesungguhnya, ajaran kebenaran bergantung pada pikiran kita. Saat setiap orang menyerap Dharma ke dalam hati maka itulah saat ajaran kebenaran terwujud.
Lihatlah kini para relawan di Serbia tengah berupaya membabarkan ajaran kebenaran. Inilah Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Bodhisatwa terjun ke tengah penderitaan untuk bersumbangsih. Inilah Bodhisatwa. Inilah ajaran kebenaran. Karena itu, kita harus senantiasa bersungguh hati. Lihatlah salah seorang Bodhisatwa lansia kita, nenek Yang Yu-lian yang sangat bersemangat. Setiap kali akan keluar rumah, dia selalu berdandan. Mengingat saat saya ingin membangun rumah sakit, dia sangat bersungguh hati menggalang dana. Setiap orang yang bertemu dengannya pasti menjadi donaturnya. Dia sangat giat merekrut donatur.
Kini dia bahkan mengajak dokter kita untuk menjadi donatur. Dia membimbing dan mengajak semua orang yang ditemuinya untuk menjadi donatur. Dia melakukannya dari dahulu hingga sekarang. Inilah semangat Bodhisatwa. Sekelompok besar Bodhisatwa lansia dan relawan Tzu Chi selalu berkontribusi dengan segenap hati dan tenaga. Para relawan Tzu Chi luar negeri juga sangat giat bersumbangsih. Kekuatan cinta kasih telah memenuhi seluruh dunia ini. Ini semua tercapai berkat kesungguhan hati semua orang.
Mengimbau negara-negara di dunia internasional untuk mengulurkan tangan penuh cinta kasih
Kesungguhan hati dalam menyiapkan makanan membawa kehangatan bagi para pengungsi
Mengantarkan cinta kasih dan membabarkan ajaran kebenaran di Serbia
Senantiasa menjalin jodoh baik dan mewariskan Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 April 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena,
Marlina
Ditayangkan tanggal 3 April 2016