Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk dan Mewariskan Sumsum Dharma
“Hari ini, saya berikrar untuk membawa ajaran Master Cheng Yen ke Zimbabwe. Saya berharap bisa memperbaiki kehidupan banyak orang. Setelah kehilangan ibu, ayah, dan kakak saya, saya tidak memiliki keluarga. Namun, setelah saya bergabung dengan Tzu Chi, segalanya menjadi berbeda. Kini, saat orang lain menanyakan siapa saya, saya akan berkata bahwa saya adalah murid Master Cheng Yen,” kata Hlengisile Jiyane relawan Zimbabwe.
Pada bulan Juni tahun ini, saat saya berkunjung ke Kompleks Tzu Chi Banqiao, sekelompok Bodhisatwa dari Zimbabwe berbagi pengalaman mereka. Salah seorang relawan yang berusia 25 tahun berikrar untuk menjalankan Tzu Chi seumur hidup. Jika ada yang menanyakan siapa dia, dia akan berkata bahwa dia adalah murid saya. Dia bersedia menjadi relawan seumur hidup untuk menolong orang yang menderita. Selain merupakan negara tertinggal, kini di Zimbabwe juga terjadi pergolakan di masyarakat. Iklim setempat juga tidak selaras. Kekeringan sering terjadi, bahkan air minum pun tidak ada.
Sebelumnya, kita pernah menggali sumur yang dalam bagi warga. Namun, seiring berlalunya waktu, ada sebagian suku cadang yang rusak dan pipa airnya tersumbat. Insan Tzu Chi dan warga setempat mencabut pipa airnya satu per satu dan mendapati bahwa pipa-pipa itu telah berkarat dan ada sebagian yang tersumbat. Banyak orang yang menggunakan batu untuk mengikis karat pada pipa air secara manual hingga pipa-pipa itu bersih. Mereka juga membersihkan pipa yang tersumbat dan mengganti suku cadang yang rusak sehingga sumur itu bisa kembali digunakan. Akhirnya, warga bisa kembali memompa air yang jernih dari sumur. Semua orang dipenuhi sukacita.
Air merupakan sumber kehidupan manusia. Berhubung warga sudah bisa memperoleh air dari sumur tersebut, kita dipenuhi sukacita dan rasa syukur. Sesungguhnya, asalkan ada banyak orang memiliki kesatuan hati dan tekad serta menghimpun kekuatan cinta kasih, kita bisa melakukan banyak hal.
Demikianlah hakikat Kebuddhaan. Pada hakikatnya, hati Buddha, dan semua makhluk tiada perbedaan. Berhubung tidak tega melihat semua makhluk menderita, relawan kita bersungguh hati untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk tanpa mengejar kebahagiaan pribadi.
Relawan kita bersedia mendedikasikan diri seumur hidup untuk menyebarkan ajaran saya dan menginspirasi relawan yang tak terhingga. Demikianlah tekad dan ikrar relawan muda setempat yang pasti bisa menginspirasi banyak orang. Dengan dukungan dari relawan muda, saya yakin relawan Zhu Jin-cai akan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk membawa manfaat bagi Zimbabwe.
Singkat kata, kekuatan cinta kasih sangat dibutuhkan. Semoga kondisi iklim bersahabat, masyarakat harmonis, dan dunia terbebas dari bencana. Untuk memperbaiki kehidupan orang-orang, kita harus saling membantu. Inilah yang terjadi di Zimbabwe. Himpunan cinta kasih dapat membentuk kekuatan besar. Namun, karma buruk kolektif semua makhluk membuat kita tidak berdaya.
Sebuah badai yang mendarat di Bahama mendatangkan angin kencang dan hujan deras. Kekuatan alam sangatlah besar. Saya berharap setiap orang dapat berdoa dengan tulus semoga semua orang selamat dari badai berkekuatan tinggi ini.
Bodhisatwa sekalian, bencana alam sangat menakutkan, tetapi kita harus ingat bahwa bencana-bencana itu ditimbulkan oleh karma buruk kolektif manusia. Untuk mengikis karma buruk kolektif, kita harus menciptakan karma baik kolektif. Berhubung kekuatan baik dan buruk tarik-menarik, kita harus menginspirasi lebih banyak orang baik untuk meningkatkan kekuatan baik agar bisa mengalahkan kekuatan buruk. Agar dunia aman dan tenteram, pikiran manusia harus selaras. Jadi, janganlah kita melupakan tahun itu.
Selain terkena dampak bencana alam, manusia juga bisa tertular penyakit dari orang lain. Saya melihat kalian mengenakan masker. Sungguh, kini banyak orang terserang flu. Saya berharap setiap orang dapat menjaga keselamatan diri.
Saya ingat pada tahun 2003, saat SARS merebak di Taiwan, semua orang di jalan mengenakan masker. Ada lebih dari 10.000 orang di 17 negara dan wilayah yang terjangkit SARS dan tidak sedikit yang meninggal dunia. Karena itu, saat mendengar tentang SARS, semua orang merasa takut.
Singkat kata, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus bersungguh hati dan meningkatkan kewaspadaan. Kita harus sering mencuci tangan dan mengenakan masker saat terserang flu agar orang lain tidak tertular. Saat menemui pasien, kita juga harus mengenakan masker untuk melindungi diri sendiri.
Singkat kata, kita harus saling mengasihi dan meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi penularan penyakit.
Saya berharap setiap orang dapat senantiasa lebih bersungguh hati dan berdoa dengan tulus semoga dunia aman dan tenteram. Saya mendoakan kalian. Terima kasih.
Membangun tekad dan ikrar untuk menjadi relawan
seumur hidup
Membimbing semua makhluk dan mewariskan sumsum
Dharma
Menghimpun kekuatan baik tanpa mengejar kebahagiaan
pribadi
Menginspirasi relawan yang tak terhingga untuk
melenyapkan penderitaan
Ceramah
Master Cheng Yen tanggal 2 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 4 September 2019