Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk dengan Jalinan Jodoh Dharma
Saya berkunjung ke depo daur ulang. Melihat relawan daur ulang kita, saya sungguh sangat tersentuh dan kagum. Lihat, ada begitu banyak sampah yang telah dihasilkan di dunia ini. Namun, relawan kita telah memilah sampah-sampah tersebut dan menempatkannya dengan rapi sehingga tidak terlihat seperti barang daur ulang. Sebaliknya, semua itu terlihat seperti barang-barang yang sangat bernilai.
Relawan daur ulang kita sungguh membuat semua orang terharu. Relawan kita bagaikan permata di tengah masyarakat ini yang telah menciptakan berkah. Sungguh banyak hal yang patut kita syukuri. Relawan kita juga bagaikan kunang-kunang yang terbang di berbagai tempat di seluruh dunia ini.
Berkat kemajuan teknologi, informasi dapat disebarkan dengan cepat. Kebijaksanaan insan Tzu Chi pun berputar dengan cepat. Mereka juga bertindak cepat sesuai Dharma. Jadi, di dunia ini, kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Dharma. Dharma pun tak akan terwujud tanpa perbuatan.
Hendaklah kita melakukan kebajikan dengan kebijaksanaan kita. Ketika kita membangkitkan sebersit niat baik, itulah kebijaksanaan. Namun, ketika pikiran kita menyimpang, itulah malapetaka. Karena itu, insan Tzu Chi membimbing setiap orang dengan harapan dapat mengubah malapetaka menjadi kebijaksanaan yang membawa manfaat bagi masyarakat dan dunia. Inilah pendidikan.
“Ikrar muda-mudi tim genderang Jing Si tahun 2021: Menyelami Sutra Bunga Teratai dan mempraktikkan Dharma; bersama-sama menggalang Bodhisatwa dunia; bervegetaris dan melindungi kehidupan; berendah hati dan menjadi muda-mudi yang bajik. Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, kami akan belajar dari para relawan senior dan relawan lainnya. Meski kami tidak dapat selalu berada di sisi Master, hati kami tetap akan terhubung erat dengan Master.”
Saya sangat bersukacita. Saya yakin bahwa dari lubuk hati yang terdalam, relawan muda-mudi kita ini bersungguh-sungguh untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan dunia. Tentu saja, semua berawal dari jalinan jodoh mereka dengan Tzu Chi. Relawan muda-mudi kita sungguh sangat luar biasa. Namun, kalian harus tahu bahwa kelak masyarakat adalah milik kalian. Masyarakat sangat membutuhkan generasi muda untuk meneruskan kebajikan dan menciptakan berkah bagi dunia.
Terlebih lagi, kalian merupakan insan Tzu Chi generasi kedua ataupun generasi ketiga dalam keluarga. Sungguh, inilah keluarga Bodhisatwa yang mewariskan kebajikan dalam keluarga. Mereka mengenal Tzu Chi sejak usia dini. Lihat, kini mereka sudah dewasa. Sungguh, semangat Tzu Chi telah diwariskan dan mereka memiliki masa depan yang cerah.
Jalan kebajikan tidak berujung dan sangatlah panjang. Jadi, mari kita membimbing setiap orang untuk memperluas kekuatan cinta kasih. Yang terpenting ialah kebijaksanaan. Mari kita mengubah kehidupan kita menjadi jiwa kebijaksanaan. Kita tidak hanya menjalani kehidupan di dunia. Yang terpenting ialah memiliki kebijaksanaan. Hanya dengan memiliki kebijaksanaan dalam kehidupan, barulah kita dapat menciptakan berkah bagi dunia.
“Apakah kamu bisa melihat dengan jelas?”
“Saya hanya bisa melihat masker Anda,” jawab Chen Yu-pin, relawan Tzu Chi.
“Hanya bisa melihat masker saya? Apakah kamu tidak bisa melihat saya?”
“Ketika saya mendengar Master berkata bahwa Tzu Chi ingin membantu pengadaan vaksin untuk menyelamatkan orang banyak, saya juga mendengar Master berkata bahwa kita kekurangan dana. Saya pun meneteskan air mata. Saya mulai menghimpun donasi dari para donatur. Tidak peduli saya mengenal mereka atau tidak, saya tetap menggalang donasi dari mereka dengan membagikan sebersit niat Master yang hendak menyelamatkan kehidupan kepada mereka. Saya merasa donasi tersebut masih belum cukup. Kemudian, saya pun membuat telur besi di rumah. Saya membeli bahan-bahannya dengan biaya sendiri dan membuatnya sendiri. Saya mulai menelepon orang satu per satu. Berhubung penglihatan saya kurang baik, saya hanya bisa menelepon sambil meraba nomor-nomor telepon itu. Dalam seminggu saya mendapat seribu lebih pesanan. Telur-telur besi ini direbus terlebih dahulu, kemudian dimasak dengan kuah kecap. Untuk memasak telur-telur tersebut dibutuhkan waktu tiga hari. Dalam tiga hari, saya hanya dapat membuat ratusan butir telur besi saja. Jadi, pesanan saya yang sebanyak seribu butir itu memakan waktu tiga bulan. Apa pun yang bisa saya lakukan untuk Master, untuk Tzu Chi, ataupun demi menyelamatkan orang lain, saya pasti akan melakukannya,” tutur Chen Yu-pin, relawan Tzu Chi.
“Kamu telah bersusah payah.”
“Master pernah berkata bahwa seseorang tidak dapat bersusah payah jika sudah terbiasa hidup nyaman. Saya selalu mengikuti langkah Master meski harus bersusah payah karena susah payah saya tidak sebanding dengan Master. Namun, setidaknya saya masih bisa mengikuti langkah Master. Jadi, saya pun telah terbiasa bersusah payah,” jawab Chen Yu-pin.
Kamu adalah murid yang sungguh sangat perhatian. Kamu telah mewujudkan ikrar yang saya bangun. Saya sangat bersyukur atas kekuatan cinta kasih kalian. Meskipun kedengarannya sangatlah bersusah payah, tetapi itu telah menjalin jodoh berkah yang besar, terlebih jalinan jodoh Dharma.
Menanam berkah itu bagaikan menjalankan usaha. Seberapa banyak usaha yang kita jalankan, seberapa banyak pula keuntungan yang kita dapatkan. Namun, jumlah keuntungan ini masih dapat dihitung. Di sisi lain, tidak peduli seberapa banyak sumbangsih dan kekuatan yang dikerahkan, kita telah membawa manfaat bagi masyarakat. Jadi, sumbangsih kita telah menyentuh hati banyak orang yang tak terhingga. Sulit untuk mengatakan berapa jumlahnya, yang terpenting ialah kekuatan cinta kasihnya.
Dengan membangkitkan sebersit niat ini, kita akan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dari kehidupan ke kehidupan. Kamu sangat bijaksana. Meskipun memiliki gangguan penglihatan, kamu sungguh luar biasa. Kamu masih dapat melakukan panggilan satu per satu dengan meraba-raba tombol ponsel. Jiwa kebijaksanaan adalah nyawa dari kebijaksanaan.
Menurut ajaran Buddha, jiwa kebijaksanaan ini berkaitan dengan kesadaran kedelapan. Lima kesadaran pertama meliputi kesadaran mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh. Kamu telah menggunakan tubuh yang merupakan indra peraba untuk melakukan banyak hal. Inilah perpaduan antara lima kesadaran.
Contohnya, saat hidangan dibawa keluar, kita hanya melihat makanan yang berwarna coklat tua. Namun, setelah disajikan di atas meja, kita dapat mencium keharumannya dengan hidung kita. Kemudian, ketika kita berbagi kisah tentang itu, orang-orang pun dapat mendengarnya lewat telinga dan memasukkan kesadaran ini ke dalam hati. Saya memuji kamu. Begitu pula dengan dirimu.
Dengan kesadaran pikiran, ketika orang memujimu, kamu telah mendengarnya dengan telinga dan dapat merasakannya dengan hati. Inilah kesadaran keenam. Setelah fungsi kesadaran keenam berlalu, orang-orang masih menyimpan ingatan ini di dalam pikiran mereka setelah mendengarnya. Inilah kesadaran ketujuh. Kita dapat merenungkan bagaimana relawan kita ini dapat bertekad untuk bersumbangsih meski dengan gangguan penglihatan. Mampu mengingat dan merenungkan, itulah kesadaran ketujuh.
Yang terpenting ialah sumbangsih dari relawan kita ini. Sumbangsihmu telah masuk ke dalam ingatan kami, yang kita sebut sebagai kesadaran kedelapan. Kesadaran kedelapan itulah yang biasa disebut jiwa kita. Segala sesuatu tidak dapat dibawa serta, hanya karma yang terus mengikuti. Kamu telah menciptakan berkah di tengah masyarakat sehingga benih karma ini telah tertanam di dalam kesadaran kedelapanmu. Kamu telah menginspirasi orang lain untuk menjadi sepertimu.
Setiap orang dengan kekuatan yang berbeda-beda pun telah terinspirasi olehmu. Inilah pendidikan untuk membimbing semua makhluk. Ini telah memupuk banyak pahala. Jadi, saya mengatakan kepadamu bahwa kamu telah memupuk pahala tak terhingga. Bagus sekali. Kamu telah melakukan hal yang benar dengan sukarela.
Ketika mendengar orang-orang memujimu dengan sukacita, kamu pun menerimanya dengan sukacita. Inilah yang disebut melakukan sesuatu dengan sukarela dan menerima hasilnya dengan sukacita. Saya mendoakanmu. Ada banyak hal yang patut kita syukuri. Tentu saja, ada banyak relawan lain yang turut membantu dan memujmu. Kalian semua turut memperoleh pencapaian dan memupuk pahala dengan turut bersukacita atas pencapaiannya. Ini juga disebut jalinan jodoh.
Singkat kata, kamu sangat bersungguh hati. Saya mendoakanmu. Semua orang memujimu. Saya juga berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang telah membantunya. Turut bersukacita atas pencapaian orang lain juga disebut pahala.
Kebijaksanaan dalam kegiatan daur ulang menyucikan hati
Giat menciptakan berkah dengan mewariskan kebajikan dalam keluarga
Memupuk pahala tak terhingga lewat sumbangsih dengan sukarela dan sukacita
Menjalin jodoh Dharma untuk membimbing semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 2 Januari 2022