Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk dengan Sukacita dan Damai
“Beberapa tahun sebelumnya, penghasilannya sedikit karena harga jual yang murah. Beliau berikrar untuk mendonasikan semua penghasilannya tahun ini kepada Tzu Chi karena kita tengah mengadakan bazar untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Setelah beliau membangun ikrar seperti ini, hasil panennya tahun ini sangat berlimpah,” kata Dokter Ji Bang-jie Anggota TIMA.
“Saya sangat bersyukur kepada 860 orang relawan Tzu Chi yang membantu pemanenan selama 75 hari. Hasil panen tahun ini adalah yang terbaik. Ini berkat kalian semua. Saya ingin bertanya kepada Master, bolehkah saya menyumbangkan penghasilan saya dan meminta para relawan membantu pemanenan setiap tahun?” tanya Dong Dao-ming petani buah.
Wah, Anda telah membangun ikrar agung. Ini bagus sekali. Anda amat bijaksana. Saya mendoakanmu.
Dahulu, saya selalu berkata bahwa sulit bagi orang kaya untuk memberi karena mereka malu untuk memberi sedikit, tetapi tidak rela untuk memberi banyak. Namun, kini kita bisa melihat orang yang kaya materi sekaligus kaya batin. Inilah yang disebut kebijaksanaan.
Contohnya rumah sudut itu. Letak rumah itu sangat strategis. Jika menyewakannya kepada orang lain, Dokter Ji bisa mendapatkan biaya sewa yang besar setiap bulan. Namun, beliau menyediakan tempatnya bagi relawan kita untuk membuat roti ataupun untuk kegiatan lainnya.
“Awalnya, kegiatan bedah buku diadakan di lantai atas. Kemudian, tempat itu dimanfaatkan untuk membuat roti. Pada masa-masa awal, tidak ada peralatan apa pun. Itu hanyalah sebuah ruang kosong. Saat itu, ibu saya pun sudah lanjut usia. Berhubung kita membutuhkan peralatan, ibu saya pun berkata bahwa beliau akan mengeluarkan biaya untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. Demikianlah semuanya dimulai,” kata Dokter Ji Bang-jie Anggota TIMA.
“Puluhan tahun ini, saya sangat gembira. Sesungguhnya, saya selalu bekerja di lantai 1 dan 2, sangat jarang naik ke lantai 3. Saat menangani pasien di bawah, saya sering mencium aroma makanan yang tersebar dari lantai 3. Kita hanya membuat roti untuk kegiatan dan bazar Tzu Chi, tetapi ada orang yang mengira kita membuka toko roti dan ingin membeli roti dari saya. Ini menunjukkan bahwa roti kita sangat lezat. Saya sangat bersyukur dan gembira,” lanjut Dokter Ji Bang-jie.
“Sesungguhnya, di antara sesama relawan, saya termasuk muda. Banyak relawan yang telah berusia 80-an tahun. Saya sangat tersentuh karena mereka terus bersumbangsih selama puluhan tahun ini,” pungkas Dokter Ji Bang-jie.
“Saya bersyukur kepada Dokter Ji yang menyediakan tempat yang begitu baik dan menanggung biaya listrik kami dalam jangka panjang. Roti kita terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas. Semua orang yang memakannya selalu memuji. Sebagian besar roti kita digunakan untuk menjalin jodoh dengan orang-orang,” kata Tong Bao-chai relawan Tzu Chi.
“Roti kita mengandung biji-bijian dan kacang-kacangan. Kita menggunakan belasan jenis kacang. Kita juga membuat kue kering, produk andalan kita. Kita juga sering membuat camilan untuk kegiatan Tzu Chi di Hualien. Karena itulah, saya sering berkata bahwa produk kita bukan hanya terkenal di Taichung, tetapi juga terkenal di Hualien,” pungkas Tong Bao-chai.
“Ada seorang relawan baru yang berkata bahwa dia sangat gelisah karena tidak tahu bagaimana membuat roti. Saya berkata padanya, ‘Tidak apa-apa. Jangan memberikan tekanan pada diri sendiri. Jadilah seorang relawan yang bahagia dan belajar selangkah demi selangkah. Kita semua belajar dari nol dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk itu.’ Setelah belajar dua hari, dia dipenuhi sukacita dan ingin bergabung menjadi relawan ladang berkah. Jadi, bertambah lagi sebutir benih kebajikan,” kata Jiang Xiu-bo relawan Tzu Chi.
Para relawan kita belajar membuat roti dari nol dan menggalang Bodhisatwa dengan mengajarkan keterampilan ini. Selain mengeluarkan biaya untuk menciptakan berkah, mereka juga mewariskan keterampilan dan menumbuhkan kebijaksanaan orang-orang. Semua orang dipenuhi sukacita. Inilah sukacita dalam Dharma. Demikianlah kita menginspirasi orang-orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia.
Setiap tahun, saya berikrar untuk menyucikan hati manusia dan mewujudkan masyarakat yang harmonis. Cara terbaik untuk menyucikan hati manusia ialah membawa sukacita bagi orang-orang dan menginspirasi mereka untuk berbuat baik bersama. Ini termasuk menyebarkan Dharma.
Saya bersyukur kepada Dokter Ji yang puluhan tahun ini telah membimbing orang-orang untuk mewujudkan misi agung bagi dunia. Saya tidak melakukan apa-apa. Berkat adanya jalinan jodoh, saya bisa mengetahui bahwa ada banyak hal yang perlu kita lakukan di dunia ini. Berkat jalinan jodohlah, kita bisa menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan kita.
Kalian telah mendukung saya untuk menciptakan berkah bagi dunia dan melenyapkan penderitaan orang-orang. Kalian semua telah melakukannya. Terima kasih. Namun, saya tetap ingin berkata bahwa siapa yang menabur, dia jugalah yang menuai. Kalian bukan bersumbangsih untuk saya, melainkan mendukung saya untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Pahala yang tercipta akan kembali pada kalian masing-masing. Setelah bersumbangsih, kalian akan merasa damai dan tenang.
Menolong sesama membuat kita tenang. Rasa damai dan tenang ini juga merupakan sukacita dalam Dharma. Berhubung turut bersukacita untuk kalian, saya juga menciptakan pahala. Dengan dukungan kalian, saya bisa menolong orang yang membutuhkan sehingga turut menciptakan pahala. Berkat kalian, saya bisa turut menciptakan pahala. Dengan jalinan jodoh inilah kita memutar roda Dharma.
Pada usia saya sekarang, saya bertanggung jawab untuk mengingatkan kalian agar lebih bersungguh hati menginventarisasi apa yang pernah kita lakukan dan apa yang kita ketahui. Kita harus terus mengingat-ingat pengalaman kita dan mencatatnya. Jangan melewatkan satu pun karena semuanya adalah sejarah yang sangat berharga. Tentu saja, kita juga harus merekrut relawan baru dan mewariskan tanggung jawab Tzu Chi.
Dengarkanlah baik-baik, mewariskan tanggung jawab bukan berarti kalian bisa lepas tangan setelah itu. Bukan demikian. Kalian harus menginspirasi relawan baru. Dengan demikian, tanggung jawab kalian akan makin besar. Jadi, selain menginspirasi lebih banyak orang, kalian juga harus menolong orang-orang sesuai kebutuhan mereka.
Saat memenuhi kebutuhan orang-orang, kita telah mempraktikkan Dharma. Tahukah kalian bahwa semua yang kalian lakukan adalah Dharma? Kita bukan bergerak tanpa arah. Kalian semua hendaknya memahami hal ini dengan jelas. Kita harus mengembangkan kebijaksanaan, bukan hanya pengetahuan. Pengetahuan dan kebijaksanaan tidaklah sama. Yang harus kita kembangkan ialah kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah inti sari dari apa yang kita ketahui. Seperti yang sering saya katakan, inti sari dari Sutra Bunga Teratai ialah Sutra Makna Tanpa Batas.
Prinsip kebenaran dalam Sutra adalah pendidikan yang dibutuhkan masyarakat sekarang. Jadi, kita harus bersungguh-sungguh menghayati Dharma. Meski kita bisa membaca Sutra dan memahami maknanya, tetapi tanpa praktik nyata, kita tidak akan memperoleh pencapaian. Karena itu, kita harus melakukan praktik nyata. Kita harus mempraktikkan Dharma untuk membimbing semua makhluk.
Insan Tzu Chi sekalian, jika ada donatur kalian atau orang lain yang tidak bisa berpikiran terbuka, menangis tersedu-sedu, dan sebagainya, kalian bisa mengunjungi mereka. Saat melihat insan Tzu Chi, mereka mungkin akan mencurahkan isi hati mereka sehingga kalian dapat memberi obat sesuai penyakit. Penyakit batin harus diobati dengan Dharma. Ini juga terdapat dalam Sutra Makna Tanpa Batas. Kita harus memberikan bantuan sesuai kebutuhan orang. Yang terpenting, kita harus menggalang Bodhisatwa dunia.
Waktu terus berlalu. Kita harus menggenggam waktu yang ada sekarang untuk bersumbangsih dan merencanakan apa yang akan kita lakukan di masa mendatang. Jadi, kita harus menggenggam waktu yang ada. Di mana pun berada, kita harus membentangkan cinta kasih. Memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung, ini sangatlah penting.
Orang yang kaya materi dan batin memperoleh kedamaian setelah bersumbangsih
Menciptakan berkah, mengembangkan kebijaksanaan, dan menyucikan hati manusia
Sutra Makna Tanpa Batas adalah inti sari Sutra Bunga Teratai
Membimbing semua makhluk dan mewariskan tanggung jawab Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Maret 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 12 Maret 2023