Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk Melalui Misi Budaya Humanis

Saat saya mendatangi Da Ai TV, ketika memasuki pintu, saya melihat pameran sejarah Da Ai TV. Kamera pertama yang dipamerkan menyiratkan makna “jangan lupakan tahun itu”. Kamera siapakah itu? Kamera milik Xiao Chen (Chen Yo-peng). Dahulu, dia mengikuti saya dengan sangat dekat. Setiap jejak langkah saya diabadikan olehnya.

Dahulu, saya mengambil langkah besar. Suatu hari, saya berjalan di gunung yang retak dan jembatan penghubungnya putus. Saya melangkahinya dengan satu langkah. Xiao Chen mengabadikan momen tersebut. Saya tidak akan melupakan Xiao Chen. Saya sering mengenang Xiao Chen.

Kehidupan ini tidak kekal. Dia masih muda. Di hari kepergiannya, dia masih merekam ceramah pagi. Tidak disangka,  seseorang yang begitu energik beristirahat selamanya di Universitas Tzu Chi. Dia menyumbangkan tubuhnya  bagi mahasiswa fakultas kedokteran. Dia meninggal dengan tenang. Saya sungguh berterima kasih kepada Xiao Chen. Jadi, “jangan lupakan orang itu”. Walau peralatannya masih ada, tetapi dia telah tiada. Saya selalu mengenangnya.

Saat berada di Da Ai TV, saya merindukan Xiao Chen. Di Griya Jing Si, saya merindukannya setiap hari, terlebih sekarang, saat melihat peralatan peninggalannya. Jadi, sebagai saudara se-Dharma, kita semua merupakan sebuah keluarga. Dari yang tadi saya dengar dan lihat, saya percaya kalian semua di sini juga memperhatikan keadaan dunia. “Saat satu mata melihat, ribuan mata melihat.” Seperti kamera di depan saya ini, dapat merekam berbagai kejadian dan dapat dilihat oleh banyak orang.

 

Manusia bergantung pada kemajuan teknologi masa kini. Manusia selalu bergantung pada banyak hal. Kadang saya berkata bahwa meski saya duduk jauh di sini dengan volume suara yang terbatas, tetapi saya percaya kalian mendengarkannya dengan saksama. Jika saya berusaha untuk berbicara dan kalian mendengarnya dengan saksama, kalian dapat mendengar yang saya katakan. Betul? (Betul.)

Namun, tanpa mikrofon dan perlengkapan audio, kalian tidak dapat mendengar suara saya. Jadi, kita hendaknya bersyukur. Namun, pencapaian teknologi ini harus dibayar dengan rusaknya Bumi. Kita harus menghargainya, menyayanginya, dan melindunginya agar usia pakainya lebih panjang.

Bodhisatwa sekalian, belakangan ini saya membahas mengenai nilai kehidupan. Saat bersumbangsih, kehidupan kita akan bernilai. Jika kita tidak bersumbangsih dan hanya menikmati hidup, berarti kita telah menyia-nyiakan kehidupan, menghambur-hamburkan sumber daya, menciptakan sampah, dan merusak bumi.

Beberapa hari lalu, saya berkunjung ke beberapa posko daur ulang, yang membuat saya sangat bahagia. Salah satunya terletak di tepi jalan. Saat saya akan berjalan masuk, relawan lansia menyambut saya di luar. Dia menggandeng saya sambil menangis, “Master, saya telah melakukan daur ulang selama belasan tahun. Saya tidak pernah bertemu Master. Namun, saya mengikuti kata-kata Master.” Dia terus menggandeng saya hingga masuk ke dalam posko.

 

Perasaan yang begitu dekat dan akrab itu sungguh membahagiakan. Saya merasa inilah keterhubungan antarkehidupan. Ini sangat berharga dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu, saya sangat bersyukur. Tahun depan merupakan tahun ke-30  misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Relawan daur ulang tidak dibayar. Ke mana pun pergi, mereka selalu merogoh kocek sendiri. Mereka berdedikasi tanpa pamrih. Mereka membeli mobil daur ulang dengan uang pribadi. Pendapatan dari hasil daur ulang disalurkan untuk Da Ai TV. Inilah semangat mereka.

Stasiun Da Ai TV Guandu telah berdiri selama 15 tahun. Jangan lupakan tahun itu, terlebih jangan lupakan orang-orang saat itu, seperti Bapak Eric Yao, CEO Da Ai TV. Dahulu, beliau selalu mendampingi saya. Sebelum berdirinya gedung Da Ai TV, kita sempat menggunakan gedung PTS dan CTV di Nangang. Bapak Yao terus mendampingi saya.

Bangunan Pusat Misi Budaya Humanis saat ini didesain oleh Bapak Kris Yao. Bapak Eric Yao dan saya memilih desain akhir dan meminta sudut-sudut runcing bangunan diubah menjadi bulat. Inilah perjalanan yang telah kita lalui. Jadi, jangan lupakan tahun itu, orang-orang saat itu, dan tekad yang dibangun saat itu.

Tahun Baru yang akan datang  Merupakan hari ulang tahun Da Ai TV. Saya mendoakan kalian  semoga di tahun yang baru, segala sesuatu berjalan sesuai harapan. Semoga kalian meningkatkan nilai kehidupan, melangkah dengan mantap, dan merajut kehidupan yang penuh cinta kasih.

 

“Seluruh staf Pusat Misi Budaya Humanis dan murid Jing Si berikrar kepada Master. Senantiasa menyucikan hati; setiap kata yang kami tulis  bermanfaat bagi masyarakat; melatih diri dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati; melindungi kehidupan dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Semoga master sehat selalu dan panjang umur. Kami akan senantiasa mewariskan Dharma dan mengembangkan kebijaksanaan tanpa batas; menciptakan berkah dari kehidupan ke kehidupan; selamanya mewariskan silsilah Dharma Jing Si di dunia.

Sungguh, kita harus memiliki jalinan jodoh dengan Buddha dari kehidupan ke kehidupan. Tidak hanya dengan saya, kita harus berjodoh dengan Buddha. Buddha merupakan  manusia yang sadar. Yang terpenting, kita harus keluar dari kesesatan dan membimbing orang-orang menuju kesadaran. Hari ini saya melihat tulisan “Ketulusan, kebenaran, keyakinan,  dan kesungguhan laksana tanah yang subur; cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk”.

Sungguh baik. Saya harap tahun berikutnya juga begitu. Tak lama lagi, kita akan menyambut ulang tahun Da Ai TV ke-22. Saya mendoakan Da Ai TV dan Bodhisatwa sekalian dengan tulus. Selamat Tahun Baru. Semoga segala sesuatu berjalan sesuai harapan. Terima kasih.  Jangan lupakan ikrar hari ini. Saya mendoakan kalian.

Mengenang kembali perjalanan misi budaya humanis Tzu Chi
Jangan lupakan orang-orang yang berdedikasi saat itu
Berdedikasi tanpa pamrih menjaga cinta kasih
Membabarkan Dharma dengan teknologi untuk membimbing semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 November 2019

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -