Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk Menuju Kebajikan dan Kecemerlangan
Melihat ke seluruh dunia, sungguh ada begitu banyak penderitaan. Sejak dahulu, saat Buddha mencapai pencerahan, kata-kata-Nya kepada kita ialah dunia penuh dengan penderitaan. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Setiap orang memiliki hakikat kebijaksanaan yang sama dengan Buddha.
Buddha mencapai pencerahan dengan tujuan agar semua orang dapat memahami bahwa dunia penuh dengan penderitaan. Karena adanya penderitaanlah, kita baru dapat menyadari bahwa kehidupan dipenuhi suka dan duka serta memahami berbagai sebab dan kondisi. Ada sebab dan kondisi, pasti ada buah dan akibat.
Setiap umat Buddha tentu memahami dengan jelas hukum sebab akibat. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia, yakni agar kita dapat memahami tentang "sebab". Segala sesuatu di dunia ini memiliki "sebab" masing-masing. "Sebab" itulah benih.
Bagi kita, segala sesuatu terjadi karena adanya sebab atau benih. Lihatlah bunga-bunga di hadapan saya, semuanya sungguh sangat indah. Relawan kita menghiasi setiap sudut dan membuat ruangan ini terlihat elegan dan meriah. Lentera-lentera yang terang benderang melambangkan kecemerlangan dan kesukacitaan dalam kehidupan. Inilah yang terpenting.
Kita sering berharap semua orang dapat hidup aman, tenteram, harmonis, dan dipenuhi berkah. Demikian pula, ketika kita memiliki arah yang cemerlang dalam kehidupan, jalan kita tidak akan menyimpang. Jadi, sangatlah penting bagi kita untuk memiliki arah yang benar dalam kehidupan.
Mari kita membangkitkan lebih banyak niat baik dan segera mempraktikkannya hingga selamanya. Demikianlah kita sungguh-sungguh membina diri kita untuk melakukan kebajikan di Jalan Bodhisatwa. Mari kita menapaki jalan ini dan mempraktikkannya. Menapaki Jalan Bodhisatwa berarti melakukan kebajikan lewat praktik nyata.
Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Jika hendak menjadi Bodhisatwa dunia, kita harus menggenggam jalinan jodoh. Dengan adanya jalinan jodoh itu, kita segera menjalankan praktik nyata. Karena itu, saya sering berkata bahwa hendaknya kita bersumbangsih tanpa pamrih dan juga bersyukur. Tanpa makhluk yang menderita, tidak akan ada Bodhisatwa. Jadi, Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita.
Kita membuka Jalan Bodhisatwa ini sebagai jalan kebajikan untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Kita telah memiliki arah. Karena itu, hendaklah kita bersyukur. Mari kita menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia agar setiap orang di dunia ini dapat melakukan kebajikan. Jika kita menghendaki dunia yang tenteram, empat unsur alam yang selaras, dan iklim yang bersahabat, satu-satunya cara ialah orang-orang bajik harus menjadi teladan bagi dunia.
Kekuatan dari segelintir orang saja tidaklah cukup. Kita membutuhkan kekuatan orang banyak seperti semua insan Tzu Chi di mana pun yang memenuhi ruangan Aula Jing Si dengan tertib dan penuh tata krama serta selalu berada di Jalan Bodhisatwa. Semoga setiap orang dapat menapaki Jalan Bodhisatwa, bertekad untuk melakukan kebajikan, saling menyemangati dan saling menjaga satu sama lain. Inilah semangat Buddhisme Humanistik yang sesungguhnya.
Buddha datang ke dunia untuk mengajari kita praktik Bodhisatwa serta membimbing kita menuju kebajikan dan menolong sesama. Membimbing dan menjadi teladan bagi semua makhluk, itulah tujuan Buddha datang ke dunia. Ketika kita berlindung pada Buddha, hendaklah kita memahami jalan agung dan bertekad untuk mencapai pencerahan.
Buddha datang ke dunia untuk membimbing kita berjalan di jalan yang lapang ini. Karena itu, marilah kita menghayati dan memahami jalan agung serta membangkitkan tekad untuk mencapai kebuddhaan. Ketika berlindung pada Dharma, hendaklah kita mempelajari Sutra secara mendalam. Kita harus memahami prinsip kebenaran terlebih dahulu. Mari kita bersungguh hati untuk mempelajari Sutra secara mendalam.
Kita harus mempelajari bagaimana Buddha membangkitkan kebijaksanaan-Nya. Kita harus merenung dengan hening dan menjadikan hati Buddha sebagai hati kita sendiri. Guru saya mengamanatkan beberapa kata kepada saya, yaitu "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk".
Setiap hari, saya berpikir tentang apa yang dapat saya lakukan demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Memahami jalan agung, itulah demi ajaran Buddha. Demi semua makhluk berarti membimbing semua orang lewat pembabaran Dharma sehingga orang-orang bersedia untuk mengikuti jalan yang sama. Ini mengharuskan kita untuk mempelajari Sutra secara mendalam. Untuk membimbing semua orang, kita harus menjadi teladan. Jadi, kita semua harus menjadi teladan.
Buddha, Dharma, dan Sangha disebut Tiga Permata. Dalam hakikat sejati setiap manusia juga terkandung Tiga Permata. Kita memiliki hakikat kesadaran yang sama dengan Buddha. Kita juga memiliki welas asih yang sama seperti Buddha. Kita dapat mendisiplinkan diri sendiri seperti yang diajarkan oleh Buddha. Ketika membabarkan Dharma, saya menunjukkan arah bagi semua orang sehingga semua orang dapat berjalan di jalan yang benar dan tidak akan menyimpang.
Sebuah niat yang menyimpang sedikit saja dapat membuat kita jauh tersesat. Jadi, kita tidak boleh menyimpang sedikit pun. Intinya, Buddha datang ke dunia untuk membimbing kita menapaki Jalan Bodhisatwa yang murni di dunia ini.
Hendaklah kita menerima ajaran Buddha. Kita berlindung pada Buddha dan membimbing semua makhluk untuk menyelami Sutra secara mendalam. Mari kita sungguh-sungguh mempelajari prinsip kebenaran dalam Sutra agar kita dapat melangkah dengan mantap di jalan yang benar ini. Mari kita menjadi teladan bagi sesama. Demikianlah kita membimbing semua makhluk. Saya mendoakan kalian semua.
Hendaklah kalian tulus berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha setiap hari. Mari kita saling menggalakkan untuk membimbing dan memimpin semua makhluk agar setiap orang di dunia ini dapat mewujudkan ketenteraman dunia dan menapaki jalan yang lapang ini. Semoga kita semua hidup aman dan tenteram.
Menapaki jalan pencerahan dengan menyelami Sutra secara mendalam
Melatih pikiran dengan memahami hukum sebab akibat
Tiga Permata yang hakiki dimiliki oleh semua makhluk
Membimbing semua makhluk menuju kebajikan dan kecemerlangan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 12 Januari 2022