Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Sesama di Jalan Bodhi
Kita melihat banyak hal yang terjadi di dunia ini dan sebagian besar mendatangkan penderitaan. Jadi, kita harus bersyukur kepada Buddha yang datang ke dunia ini. Dharma yang pertama Buddha babarkan ialah kebenaran tentang penderitaan. Penyebab penderitaan ialah akumulasi secara terus-menerus. Akumulasi apa? Kegelapan dan noda batin.
Akumulasi kegelapan dan noda batin mendatangkan banyak penderitaan di dunia ini. Banyaknya penderitaan diciptakan oleh manusia sendiri. Kegelapan batin membuat orang-orang terus membangkitkan ketamakan sehingga menciptakan banyak karma buruk kolektif. Karena itulah, kita harus mempelajari ajaran Buddha.
Buddha mengajari kita melenyapkan penderitaan. Kita memahami bahwa penyebab penderitaan ialah akumulasi. Akumulasi berbagai benih penderitaan membuat orang-orang menciptakan karma buruk sehingga memicu terjadinya bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Inilah yang disebut karma buruk kolektif semua makhluk.
Kita bisa melihat karma buruk kolektif pada zaman sekarang. Kalian sering mendengar saya membahas tentang pengungsi Suriah.
Selama bertahun-tahun, bencana akibat ulah manusia telah merusak kampung halaman banyak orang dan membuat mereka terpaksa mengungsi. Banyak orang yang tiba-tiba menjadi pengungsi. Jadi, kita hendaknya paham bahwa pikiran manusia yang tidak selaras dapat menimbulkan pergolakan masyarakat dan membuat negara tidak tenteram. Ini bukanlah hal yang mustahil.
Singkat kata, kita hendaknya menjaga keselarasan pikiran dan membangkitkan cinta kasih. Kita harus menggunakan cinta kasih untuk menyelaraskan pikiran orang-orang agar mereka dapat mengerahkan kekuatan cinta kasih. Ini sangatlah penting. Terlebih tahun ini, saya juga mengulas tentang pelajaran besar.
Pandemi COVID-19 mengingatkan kita bahwa kekuatan manusia sangatlah kecil. Virus penyakit ini tidak bisa dilihat ataupun diraba. Ada banyak hal yang akan terjadi di zaman ini. Setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan. Bagaimana mewujudkan dunia yang tenteram? Ini bergantung pada pola pikir manusia.
Sungguh, orang yang hidup tenteram harus memperhatikan orang-orang di wilayah yang tidak tenteram dan dilanda bencana. Ini disebut menciptakan berkah. Dengan menciptakan berkah, kita dapat meredam bencana. Demikianlah orang yang dipenuhi berkah.
Orang yang dipenuhi berkah tentu membuat tempat tinggalnya penuh berkah. Di mana ada orang menciptakan berkah, bencana di sana dapat diredam. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, sesama manusia hendaklah saling menyemangati untuk membangkitkan cinta kasih yang tulus.
Setiap orang yang membangkitkan cinta kasih dapat disebut sebagai Bodhisatwa. Jadi, kita harus menggalang Bodhisatwa dunia. Saat orang-orang saling mendukung dan menghimpun kekuatan, berkah yang tercipta akan sangat besar. Dengan kekuatan besar, kita dapat memupuk banyak berkah.
Jika kita dapat berbagi pandangan ini dengan lebih banyak orang, secara alami, komunitas kita akan harmonis. Semakin banyak orang yang terinspirasi, kekuatan cinta kasih akan semakin besar sehingga jangkauan kita akan semakin luas. Jika hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, jangkauan kita akan sangat terbatas.
Setelah kita membangun tekad, jika kita dapat menginspirasi orang lain dan mereka kembali menginspirasi lebih banyak orang, jangkauan kita akan meluas, ketenteraman dan kebaikan pun akan tersebar luas. Dengan banyaknya orang yang berbuat baik, masyarakat kita akan harmonis dan dipenuhi berkah sehingga kita dapat hidup tenteram. Jadi, selalu ada jalan.
Di Tzu Chi, kita mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Dengan cinta kasih, kita mengasihi tanpa memandang jalinan jodoh. Dengan welas asih, kita turut merasakan penderitaan orang lain. Dengan keseimbangan batin, kita bersumbangsih dengan sukarela sehingga memperoleh sukacita dalam Dharma. Inilah dana yang sesungguhnya.
Kita berdana dengan cinta kasih, juga mengimbau orang-orang untuk melakukannya. Kita mengajak orang-orang untuk berdonasi sesuai kerelaan masing-masing. Yang penting bukanlah besarnya donasi, melainkan cinta kasih di dalam hati.
Sebagai ungkapan cinta kasih, marilah kita mengajak orang-orang untuk berdonasi. Dengan demikian, kita dapat menyucikan hati manusia, menciptakan masyarakat yang harmonis, serta mewujudkan dunia yang tenteram dan terbebas dari bencana. Kita membuka pintu Tzu Chi agar orang-orang dapat mempraktikkan ajaran Jing Si.
Selain berbuat baik dan menciptakan berkah, kita juga berusaha untuk membina kebijaksanaan. Ajaran Buddha memberi kita banyak kebijaksanaan sehingga kita tahu mengapa kita bersumbangsih dan dipenuhi sukacita karenanya. Dari sebuah keluarga kecil, kita bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi untuk bersumbangsih bagi dunia dan memiliki banyak saudara se-Dharma. Bukankah kita semua adalah saudara se-Dharma?
Upacara demi upacara pelantikan menandakan bertambahnya satu demi satu Bodhisatwa dunia. Inilah yang disebut menyucikan hati manusia dan menciptakan berkah bagi dunia. Jadi, kita harus mengimbau orang-orang untuk menghimpun cinta kasih bagai tetesan air yang dapat memenuhi guci dan sungai hingga akhirnya mengalir ke lautan. Pahala ini sungguh tak terhingga dan seluas samudra.
Pahala seluas samudra ini berawal dari sebersit niat. Jalan untuk memupuk pahala ialah Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa mengandung kebenaran tanpa batas yang membuat orang-orang yang menapakinya memperoleh sukacita dalam Dharma. Kita menapaki Jalan Bodhisatwa dengan bersumbangsih tanpa pamrih. Ini disebut Bodhi. Jalan Bodhi adalah jalan kesadaran. Di jalan kesadaran ini, kita bersedia bersumbangsih.
Orang yang dapat menolong sesama adalah orang yang penuh berkah. Demikianlah prinsip kita. Jadi, untuk menciptakan berkah bagi dunia, dibutuhkan akumulasi tetes demi tetes cinta kasih dari banyak orang.
Dunia penuh penderitaan
dan tidak tenteram
Terjun ke tengah
masyarakat untuk membimbing sesama
Menghimpun kekuatan
banyak orang untuk lebih banyak menciptakan berkah
Menghimpun tetes demi
tetes cinta kasih untuk mewujudkan keharmonisan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 November 2020