Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing yang Berjodoh dan Menghimpun Kekuatan


Para insan Tzu Chi dari Singapura dan Malaysia yang kembali ke kampung halaman batin kali ini telah membangun tekad dan ikrar. Mereka telah bertekad untuk memperbaiki kehidupan mereka. Dahulu, mereka mungkin menjalani hidup seperti orang-orang pada umumnya. Tidak ada yang tahu di kehidupan lampau, bagaimana jalinan jodoh kita dengan orang lain. Kita mungkin saja menjalin jodoh baik ataupun jodoh buruk dengan orang lain.

Orang yang pernah menjalin jodoh buruk di kehidupan lampau mungkin akan meneruskan jalinan jodoh buruk ini di kehidupan sekarang tanpa menyadarinya. Beruntung, di kehidupan sekarang, kalian telah bergabung dengan Tzu Chi dan dilantik. Kali ini, ada lebih dari 500 relawan yang dilantik. Yang sangat mengagumkan ialah para relawan senior.

Sejak dilantik, mereka terus merekrut Bodhisatwa dunia. Untuk menginspirasi masyarakat setempat, mereka berbagi tentang Tzu Chi dengan orang-orang dan giat menjalankan misi Tzu Chi. Mereka terus menginspirasi warga setempat yang memiliki kesatuan hati, ikrar, dan tekad. Hingga kini, Tzu Chi telah dijalankan di Malaysia selama 30 tahun. Dari tahun ke tahun, jumlah relawan Tzu Chi di Malaysia terus bertambah. Dengan terus bertambahnya relawan yang terinspirasi untuk bersumbangsih, relawan yang dilantik juga terus bertambah setiap tahun.


Bodhisatwa Tzu Chi telah tersebar di seluruh Malaysia. Tentu saja, dibandingkan dengan populasi Malaysia, jumlah relawan kita tidaklah banyak. Namun, kita terus menaburkan benih sehingga benih-benih ini terus bertumbuh dan relawan kita pun terus bertambah setiap tahun. Benih Tzu Chi ditabur di dalam ladang batin orang-orang.

Sebelum mereka mengenal Tzu Chi, di dalam ladang batin mereka tidak terdapat benih Tzu Chi. Berkat adanya jalinan jodoh, para relawan senior kita di Malaysia menaburkan benih di dalam ladang batin orang-orang dan memperkenalkan Tzu Chi kepada mereka. Setelah mempelajari Tzu Chi, hati mereka dipenuhi rasa sukacita sehingga mereka makin sering berinteraksi dengan relawan senior Tzu Chi. Relawan kita pun terus membimbing mereka hingga benih Tzu Chi tertanam di ladang batin mereka.

Kita juga harus menggarap ladang batin diri sendiri. Berhubung kita telah menerima Tzu Chi dan menjalankan Tzu Chi dengan antusias, ladang batin kita pun dipenuhi benih Tzu Chi sehingga kita dapat menaburkan benih Tzu Chi di ladang batin orang lain. Saat kita berhasil menaburkan benih Tzu Chi di ladang batin baru, berarti relawan yang baru terinspirasi telah bertambah.


Relawan yang baru terinspirasi harus mengikuti pelatihan selama bertahun-tahun. Kita mengajak mereka melakukan survei kasus dahulu agar mereka tahu bagaimana insan Tzu Chi membentangkan Jalan Bodhisatwa. Kita bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan membangkitkan rasa sukacita dan rasa syukur saat bersumbangsih. Kita memperoleh kebahagiaan saat bersumbangsih. Karena itulah, kita bertekad dan berikrar untuk menapaki Jalan Bodhi yang lapang dari kehidupan ke kehidupan. Kita melatih diri dan membentangkan jalan agar orang-orang dapat menapaki jalan ini bersama.

Para relawan senior Tzu Chi membimbing orang-orang untuk mempelajari Tzu Chi dan menapaki Jalan Tzu Chi bersama. Orang-orang juga dipenuhi rasa sukacita serta bersama-sama membuka dan membentangkan jalan. Inilah Bodhisatwa dunia. Tujuan kita ialah membentangkan Jalan Bodhisatwa yang rata agar dapat ditapaki oleh orang banyak. Inilah yang disebut membimbing semua makhluk. Jalan ini adalah jalan menuju kebuddhaan.

Sebagai praktisi Buddhis, kita harus mempelajari ajaran Buddha. Kini, kita harus mempelajari bagaimana Buddha mencapai pencerahan. Untuk mencapai pencerahan, kita harus membentangkan Jalan Bodhisatwa bersama orang di depan kita, menjalin jodoh baik secara luas, dan mengajak orang-orang menapaki jalan ini. Kita menapaki jalan ini demi menyelamatkan semua makhluk yang menderita.


Saya sangat bersyukur kepada relawan senior Malaysia yang selama 30 tahun ini telah mengemban misi Tzu Chi secara mandiri. Saya berharap dapat memperbaiki kehidupan warga di tanah kelahiran Buddha. Kemarin, relawan Tzu Chi dari Singapura dan Malaysia juga berbagi tentang kemiskinan yang mereka saksikan di Nepal. Sesungguhnya, terdapat beragam penderitaan di sana. Jika tidak terjun ke sana secara langsung, kita sama sekali tak dapat memahami penderitaan mereka.

Menapaki Jalan Bodhisatwa di sana sangatlah sulit, tetapi kita tetap harus melakukannya. Warga setempat yang mendampingi relawan kita juga memberikan dukungan dengan membantu membentangkan jalan. Mengapa jalan ini dibentangkan oleh orang luar negeri? Berhubung insan Tzu Chi Malaysia dan Singapura pergi ke Nepal untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, maka mereka harus membentangkan jalan ini sendiri.

Warga setempat juga harus membentangkan jalan ini secara estafet. Membentangkan Jalan Bodhisatwa di sana sangatlah sulit. Orang yang membentangkan jalan harus melangkah maju untuk memeriksa apakah jalannya sudah stabil. Setelah orang di depan memeriksa kondisi jalan, barulah orang-orang di belakangnya dapat melangkah dengan mantap dan tenang. Demikianlah kita membentangkan jalan. Pada masa-masa awal Tzu Chi, bukankah kita membentangkan jalan seperti ini? Kita membentangkan jalan seinci demi seinci di Nepal dari pematang sawah hingga menjadi jalan yang lapang. 

Relawan senior membentangkan jalan dan membuka ladang batin baru
Mentransformasi keburukan menjadi kebaikan dan membimbing yang berjodoh
Melangkah maju untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa secara estafet
Mengentaskan kemiskinan dan melenyapkan penderitaan dengan langkah yang mantap           

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 22 Juni 2023
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -