Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan dengan Bersumbangsih Tanpa Pamrih


“Berhubung masih asing dengan wabah Covid-19, semua orang merasa takut. Sebagai dokter, yang bisa kami lakukan ialah menenangkan tim medis kami dan memberi tahu mereka bahwa asalkan melindungi diri sendiri dengan baik, kita tidak perlu merasa takut,” ucap Chen Xin-jun, Kepala Ruang Perawatan Intensif RS Tzu Chi Dalin.

Pada masa pandemi, tenaga medis kita bekerja tanpa libur. Meski pandemi merebak di Taiwan, para tenaga medis tetap melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih seperti biasanya. Semoga semua orang selamat dari pandemi ini, kasus positif tak lagi bertambah, dan pandemi segera berlalu. Inilah harapan terbesar kita sekarang.

Pada saat seperti ini, mari kita berdoa semoga semua orang selamat serta bermawas diri, berhati tulus, dan memetik hikmah dari pelajaran besar. Tiada kata berhenti untuk belajar. Saat ini, kita harus memandang penting pelajaran besar ini. Menghadapi pandemi kali ini, semua orang sangat bersungguh hati.


Kita juga melihat berbagai tim relawan di tengah masyarakat yang turut berkontribusi untuk mencegah penyebaran wabah. Lihatlah, mereka memegang plakat untuk mengingatkan para pembeli mematuhi protokol kesehatan. Inilah yang dibutuhkan sekarang. Jadi, misi para relawan adalah bergerak untuk membantu dengan tertib saat masyarakat membutuhkan.

Melihat tim relawan di Taiwan membawa kestabilan bagi masyarakat, saya pun teringat akan insan Tzu Chi yang selama lebih dari 50 tahun ini telah menerapkan semangat relawan Tzu Chi di tengah masyarakat. Ini sangat menyentuh. Melihat kini ada banyak tim relawan lain selain Tzu Chi, saya sangat gembira. Ini termasuk pendidikan.

Kita bisa melihat tim medis kita di Taichung yang dengan berani menjalankan operasi demi menyelamatkan nyawa pasien. “Diameter tumor hampir mencapai 30 cm sehingga mengimpit organ dalam pasien. Selain nafsu makan menurun, pasien juga agak sulit bernapas dan tubuhnya mengurus. Bagi pasien, tumor ini bagaikan bom waktu yang sudah mulai hitung mundur. Kami harus berusaha untuk mengangkat tumor ini tanpa memecahkannya. Prosesnya sungguh tidak mudah,” jelas Yu Zheng-zhan, Kepala Departemen Bedah Umum RS Tzu Chi Taichung.


Banyak tenaga medis yang bergerak untuk merawatnya selama berhari-hari. Mereka yang bercita-cita untuk menjadi dokter, perawat, dan teknisi laboratorium sungguh mengagumkan. Jika bukan Bodhisatwa dunia, siapa yang bisa melakukannya? Jika tidak memiliki hati Buddha, bagaimana mereka sanggup bertahan? Kita yang hidup di tempat yang tenteram hendaklah bersyukur setiap detik dan menit.

Saat mendapat bantuan ketika membutuhkan, kita juga harus bersyukur. Rasa syukur ini harus ada setiap waktu. Teringat akan semua ini, bisakah kita tidak bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan?

Prinsip bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan ini hendaklah diserap ke dalam hati dan diingat setiap waktu. Saat hidup tenteram dan sehat, semua orang hendaklah bersyukur, menghormati, dan mengasihi satu sama lain. Jadi, kita harus melatih batin kita.

Kita juga mendengar bahwa di tengah pandemi, misi amal kita melakukan banyak hal. Kepada setiap negara yang meminta bantuan, kita menyumbangkan perlengkapan medis, termasuk alat bantu pernapasan, dan bahan pangan yang bergizi. Setiap hari, daftar penerima bantuan kita terus bertambah.


Selama lebih dari 50 tahun ini, jangkauan misi amal kita terus meluas. Saat ini, di antara lebih dari 200 negara di seluruh dunia, Tzu Chi telah menjangkau lebih dari seratus negara. Untuk itu, kita hendaklah bersyukur satu sama lain. Ini berkat himpunan sedikit demi sedikit dana, sumber daya, dan tenaga banyak orang. Karena itulah, kita harus menginspirasi orang-orang untuk bersumbangsih. Tanpa adanya tenaga manusia, kita tidak bisa memberikan bantuan. Kita juga harus menghimpun materi karena tanpa sumber daya, kita juga tidak bisa memberikan bantuan.

Setelah memiliki sumber daya, kita membutuhkan tenaga manusia untuk menyalurkannya. Jadi, tenaga manusia dan sumber daya sama pentingnya. Selain itu, kita juga harus bersungguh hati. Semua orang hendaklah bersatu hati untuk menghimpun tenaga manusia dan sumber daya, berinteraksi dengan harmonis, memahami kerja keras satu sama lain, dan saling bersyukur.

Bodhisatwa sekalian, saya sungguh sangat bersyukur kepada para insan Tzu Chi dan setiap orang dari Divisi Kerohanian kita. Di bawah pimpinan Ketua Yan, semua orang yang terlibat dalam misi amal dapat bekerja sama dengan harmonis untuk menjalankan semua misi. Inilah kekuatan misi amal kita.

Saya juga bersyukur kepada ketua misi kesehatan kita. Setiap hari, beliau harus mendengar laporan dari berbagai rumah sakit kita. Ketua misi pendidikan kita juga sangat berdedikasi. Akibat pandemi, kini murid-murid mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring. Berhubung ada murid yang tak memiliki komputer, maka relawan kita segera mengumpulkan komputer bekas dan memperbaikinya agar mereka dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring. Relawan kita juga berusaha untuk menghilangkan kekhawatiran orang tua murid dari keluarga kurang mampu.


Sebelumnya, mereka bisa mendapatkan makan siang di sekolah. Berhubung kini mereka tidak pergi ke sekolah, relawan kita pun mengantarkan kebutuhan sehari-hari ke rumah mereka. Para relawan kita sangat telaten dalam menjalankan misi amal. Kini ada banyak orang yang mengembangkan kebijaksanaan untuk menciptakan berkah bagi dunia. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Ada banyak kisah yang ingin saya bagikan. Pada saat seperti ini, setiap orang dari misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis kita sangat bekerja keras. Untuk menstabilkan masyarakat, menenangkan hati orang-orang, dan membuat orang-orang tahu tentang kondisi pandemi saat ini, dibutuhkan misi budaya humanis. Saya sangat tersentuh melihat semua orang berjuang bersama agar pandemi segera berlalu dan kehidupan masyarakat dapat kembali normal.

Semua orang dalam empat badan misi Tzu Chi hendaklah bekerja sama dengan harmonis dan bersatu hati. Ada banyak hal yang ingin saya sampaikan.

Saya mendoakan semoga kalian dapat lebih banyak mengerahkan kekuatan cinta kasih, melenyapkan noda dan kegelapan batin, tidak bersikap perhitungan, dan lebih banyak bersumbangsih. Dengan demikian, kita dapat menciptakan berkah bagi dunia dan mengembangkan kebijaksanaan.

 
Melihat dedikasi tenaga medis yang penuh kehangatan
Insan Tzu Chi mengemban misi dengan penuh cinta kasih
Mengembangkan kebijaksanaan untuk menciptakan berkah dan berbuat baik
Menampilkan nilai budaya humanis dengan bersumbangsih tanpa pamrih
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Juli 202
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -