Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan dengan Terjun ke Tengah Masyarakat


Saya sering mengulas ajaran Buddha tentang lahir, tua, sakit, dan mati. Di berbagai negara di seluruh dunia, kita bisa melihat banyak penderitaan akibat kemiskinan dan penyakit.

Penderitaan tak lepas dari kemiskinan. Kemiskinan yang ditambah dengan penyakit sungguh merupakan penderitaan yang tak terkira. Makhluk di dunia ini harus menahan derita sehingga dunia ini juga disebut Dunia Saha.

Ada banyak orang yang hidup di daerah tertinggal dan serba kekurangan. Tempat tidur lipat yang kita bagikan bagai barang mewah bagi mereka karena mereka tidak pernah menyangka bahwa mereka bisa memiliki tempat tidur seperti ini. Ini mungkin tidak terbayangkan bagi kita.

Tempat tidur lipat ini mungkin adalah barang paling berharga yang pernah dimiliki dalam hidup mereka. Mengapa kesenjangan antara yang kaya dan miskin begitu besar? Keinginan orang kurang mampu tidaklah banyak.

Meski kita tidak bisa sering memberikan bantuan pada mereka, melainkan hanya bisa melakukannya beberapa waktu sekali saat ada jalinan jodoh, tetapi mereka sudah sangat bersyukur dan terharu. Adakalanya, melihat mereka begitu bersyukur dan terharu saat menerima barang bantuan dari kita, apa yang saya rasakan sungguh sulit dideskripsikan dengan kata-kata.

Cukupkah barang bantuan yang kita berikan? Barang bantuan kita hanya cukup untuk kebutuhan mereka selama beberapa hari atau sebulan? Dengan barang bantuan yang kita berikan, berapa lama mereka bisa bertahan? Saya selalu merasa bahwa barang bantuan yang kita berikan tidak cukup. Kita juga menjangkau orang-orang yang menderita di pedesaan.


Di rumah sebagian orang, kita bisa langsung melihat ke luar dari dalam rumah. Saking bobroknya, rumah mereka bagai tidak bertembok. Pikirkanlah, meski sudah memiliki ruang keluarga, ruang tamu, dan kamar tidur di rumahnya, ada orang yang masih mengeluh, "Tulang saya sering terasa sakit belakangan ini." Saya bertanya, "Mengapa?" Dia berkata, "Putra saya membelikan sebuah ranjang yang terlalu empuk untuk saya sehingga tulang saya terasa sakit."

Jadi, sulit bagi orang-orang untuk berpuas diri dengan kondisi mereka. Ada yang merasa kondisi kehidupan mereka terlalu baik. Ada pula yang merasa mereka terpaksa menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak memuaskan.

Berhubung telah melihat kondisi kehidupan banyak orang, kita hendaknya tidak menginginkan terlalu banyak. Saat membuka mata setiap pagi, yang pertama tebersit dalam benak saya ialah rasa syukur. Saya bersyukur masih bisa membuka mata, menggerakkan kaki dan tangan, turun dari tempat tidur, dan berdiri.

Masih bisa melakukan setiap gerakan dengan leluasa, bisakah saya tidak bersyukur? Waktu tidak menunggu siapa pun.

Seiring berlalunya setiap detik, menit, dan hari, fungsi tubuh kita terus menurun. Setiap hari, saya memperhatikan penurunan fungsi tubuh saya dan berusaha untuk mencegahnya. Namun, apakah itu mungkin? Tidak mungkin. Saya merasa fungsi tubuh saya terus menurun dari hari ke hari.


Saya tidak bisa berjalan dengan mantap, harus menguras energi untuk memberikan ceramah, dan penglihatan saya sudah kabur. Jadi, menilik diri sendiri, meski sangat bersungguh hati, saya tidak bisa menghentikan waktu ataupun mencegah penurunan kesehatan dan stamina saya. Karena itu, saya hanya bisa kembali mengingatkan diri sendiri untuk menggenggam waktu yang ada dan mempertahankan tekad hingga selamanya.

Jadi, kita harus menjaga tekad kita. Kita harus menjaga pengetahuan, pandangan, perbuatan, dan pemikiran kita agar senantiasa menuju arah yang benar.

Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB 2021 yang diadakan di Inggris, Tzu Chi juga diundang untuk membawakan topik pelestarian lingkungan. Perwakilan Tzu Chi dari empat negara dan wilayah pergi ke sana untuk menghadiri konferensi itu.

Di lokasi pameran, kita berbagi tentang bagaimana kita mendaur ulang botol plastik menjadi barang yang berguna. Dari satu botol plastik, kita bisa menghasilkan sebatang pulpen. Di sana, kita menunjukkan berbagai jenis produk hasil daur ulang, bahkan menunjukkan bagaimana kita memproduksi kain. Untuk itu, saya sangat bersyukur.

Di antara para anggota komite dan Tzu Cheng yang hadir di sini sekarang, ada banyak yang turut melakukan daur ulang. Kalian mengubah barang-barang yang dianggap sampah oleh orang lain menjadi barang yang berguna dengan penuh cinta kasih. Kalian melakukannya dengan segenap hati dan tenaga. Berhubung ada banyak orang, kekuatan yang terhimpun pun sangat besar.


Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur pada kalian yang terus mengikuti langkah saya dengan penuh cinta kasih dalam jangka panjang. Saat saya menyerukan sesuatu, kalian selalu melakukannya. Saya bersyukur kepada kalian semua.

Setiap tahun, sebagai wujud rasa syukur, saya membagikan angpau berkah dan kebijaksanaan. Lewat angpau ini, saya berharap setiap orang dapat menyadari prinsip kebenaran yang terkandung dalam segala sesuatu di alam semesta. Karena itu, saya berharap semua orang dapat menghargai angpau ini.

Semoga kalian semua dapat menggenggam jalinan jodoh dan waktu untuk mengembangkan nilai kehidupan. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan. Jadi, kalian dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.  

Menolong orang-orang yang menderita dengan cinta kasih dan welas asih
Menggenggam waktu dan jalinan jodoh untuk bersumbangsih
Mempertahankan tekad hingga selamanya dengan pengetahuan dan pandangan benar
Membina berkah dan kebijaksanaan dengan terjun ke tengah masyarakat      

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 11 November 2021
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -