Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan di Dunia
Saat unsur tanah tidak selaras, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan. Kita harus membina keharmonisan dengan sesama manusia. Jika pikiran manusia selaras, maka empat unsur alam juga akan selaras. Jika pikiran manusia tidak selaras, maka tidak akan terbina keharmonisan. Jadi, agar dapat hidup harmonis dan tenteram, kita harus menjaga keselarasan pikiran kita. Untuk itu, kita harus melatih diri dengan tekun dan bersemangat. Kita harus sungguh-sungguh mengatur pola hidup kita. Jika kita tidak mengatur pola hidup kita, maka kesehatan bumi akan sulit dijaga.
Selain itu, bencana yang terjadi akibat ulah manusia juga sangat banyak. Berdasarkan laporan PBB, warga Irak yang tewas pada tahun 2015 mencapai 7.515 orang. Ini sungguh menakutkan. Meski tidak terjadi bencana alam dan cuaca sangat bersahabat, tetapi ketidakselarasan pikiran manusia telah mendatangkan bencana besar sehingga orang-orang tidak dapat menjalani hidup dengan tenang. Tidak mengherankan, kini pengungsi menjadi begitu banyak. Para pengungsi mengalami banyak penderitaan. Mereka yang berada di daerah yang dingin jauh lebih menderita lagi.
Kita semua harus menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah. Penderitaan di dunia ini tidak dapat saya ulas satu per satu. Saya berharap setiap orang dapat mempertahankan hati penuh cinta kasih. Kekuatan cinta kasih merupakan harapan bagi kita untuk menciptakan kedamaian dunia. Tanpa adanya cinta kasih, empat unsur alam akan semakin tidak selaras, perubahan iklim akan semakin ekstrem, dan bencana yang terjadi akan semakin banyak.
Bayangkanlah, bagaimana cara kita hidup di dunia seperti itu? Kita bisa melihat para lansia mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun di komunitas. Ada seorang nenek yang setiap tahun selalu mengajak banyak orang untuk mengikuti kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi. “Saya merasa gembira saat datang ke sini. Karena itu, saya juga mengajak tetangga saya untuk mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun ini,” ujar nenek Huang Lin Cai.
Ada pula seorang nenek lain yang selalu menuangkan celengan bambu. “Saya datang setiap tahun dengan membawa celengan bambu. Setelah berbelanja, jika ada uang koin, saya selalu memasukkannya ke dalam celengan. Lalu, saya membawanya ke sini,” ujar nenek Jiang Qing-qin.
Menyisihkan sedikit uang ke dalam celengan bambu setiap hari, inilah asal mula berdirinya Badan Amal Ke Nan Tzu Chi. Saat itu, kita mengimbau orang-orang untuk menghemat 50 sen dari uang belanja dan memasukkannya ke dalam celengan bambu setiap hari. Inilah asal mula berdirinya Tzu Chi. Nenek tersebut masih mengingat hal ini dan terus-menerus menyisihkan uang koin yang diperolehnya saat belanja ke dalam celengan bambu. Setiap tahun, dia mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun dan turut menciptakan berkah. Dia sungguh lansia yang sangat bijaksana.
Kita juga melihat seorang anak berusia 8 tahun yang meminta ibunya untuk menyebarkan cinta kasih. Saya merasa sangat bahagia. “Dia mendengar Master berkata bahwa ada sebuah rumah besar yang dapat menampung puluhan, ribuan, bahkan puluhan ribu orang yang bernama cinta kasih. Dia mengingatnya dan berkata bahwa cinta kasih harus disebarkan,” terang Lin Kai-yu, Ibu Chen You-cheng.
Lihatlah, anak sekecil ini juga bisa menyadari kebenaran yang begitu dalam. Jika setiap anggota keluarga besar Tzu Chi dan setiap orang di seluruh dunia dapat membangkitkan cinta kasih, maka dunia ini akan menjadi dunia yang penuh cinta kasih. Dunia yang penuh cinta kasih adalah dunia yang penuh berkah. Anak itu tahu bahwa cinta kasih harus disebarkan. Betapa menggemaskannya anak itu.
Dengan bijaksana, insan Tzu Chi merekonstruksi bencana-bencana yang terjadi di Taiwan dan di seluruh dunia pada tahun 2015. Mereka sangat bijaksana. Pada awal tahun 2015, sebuah pesawat TransAsia Airways jatuh di Sungai Keelung. Banyak anggota tim penyelamat yang bergerak. Insan Tzu Chi mendukung mereka dengan segera memberikan selimut kepada mereka begitu mereka keluar dari sungai untuk menghangatkan tubuh mereka. Lihat, inilah cinta kasih. Untuk apa membatasi cinta kasih hanya pada hubungan darah? Semua orang di dunia ini adalah keluarga kita. Kita semua hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Hidup di dunia ini, kita harus memperlakukan setiap orang dengan penuh cinta kasih. Kita hendaknya bersyukur atas ladang pelatihan di dunia ini yang membuat kita dapat mempraktikkan Jalan Bodhisatwa, menciptakan berkah, dan membina kebijaksanaan. Ini semua dapat dilakukan dengan bersumbangsih bagi sesama. Jadi, kita harus menghargai kesempatan ini.
Lihatlah, selama 30 tahun ini, para Bodhisatwa kita bersumbangsih bagi dunia dengan gembira. Saat itu, banyak relawan yang masih muda, baru berusia 20-an tahun. Kita bisa melihat mereka yang saat itu masih muda, kini sudah menua. Waktu tidak menunggu orang. Lewat sebuah video, kita bisa melihat banyak relawan yang saat itu masih muda. Bodhisatwa sekalian, dengan menghentikan waktu, kita akan selamanya terlihat muda. Bagaimana cara menghentikan waktu? Saat para relawan kita bersumbangsih, kita menggenggam momen itu untuk merekamnya dalam bentuk video sehingga momen itu dapat diabadikan dan mereka tetap terlihat muda dalam video itu.
Di antara mereka, ada yang masih sehat, tetapi ada pula yang sudah meninggal dunia. Kehidupan manusia memang tidak kekal. Menggenggam setiap detik untuk bersumbangsih bagi sesama, inilah keabadian yang bisa kita miliki. Bodhisatwa sekalian, waktu berlalu dengan sangat cepat. Saya berharap kalian semua bisa bersungguh hati dan saling berbagi pengalaman. Saat saya ada, kalian bisa berbuat seperti ini. Kalian tetap harus seperti ini meski saya tidak ada untuk sementara waktu ataupun untuk selamanya. Intinya, kalian harus tetap melatih diri dengan tekun dan bersemangat serta saling berbagi pengalaman. Dengan begitu, barulah kalian bisa meninggalkan sejarah untuk selamanya. Jadi, kalian harus lebih bersungguh hati.
Dibutuhkan keselarasan pikiran manusia untuk menyelaraskan unsur alam
Menghimpun berkah dalam Pemberkahan Akhir Tahun
Mempersiapkan pameran dengan bijaksana agar orang-orang dapat melihat wujud cinta kasih
Menciptakan momen yang abadi dengan giat bersumbangsih
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Januari 2016