Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan serta Menjadi Panutan


“Saya mendapatkan pesan bahwa seorang lansia bernama Xia Xiu-feng membutuhkan ranjang elektrik. Saya merasa sangat aneh. Di bawahnya juga tertulis bahwa dia berada di Qijin. Akhirnya, malam itu saya mencari namanya dan menemukan dia adalah anggota komite bernomor 699.  Sudah lama tidak bertemu denganmu. Bagaimana kamu bisa menjadi seperti ini? Setelah melihat kondisinya, saya hampir menangis. Mengapa demikian? Dia adalah anggota senior di kelompok saya. Padahal, dahulu dia sangat sehat dan suka berbicara. Hari ini, saya melihat dia harus menggunakan popok dan kateter.  Saya merasa tidak bertanggung jawab karena tidak menjaga para anggota senior. Saya benar-benar merasa bersalah.  Terima kasih,”
kata Zheng Wu-nan relawan Tzu Chi. 

“Terima kasih,” kata Xia Xiu-feng, lansia berumur 87 tahun.

“Terima kasih. Benar,” kata Zheng Wu-nan relawan Tzu Chi.

“Tuliskan nomor teleponmu,” kata kata Xia Xiu-feng.

“Baik,” kata Zheng Wu-nan relawan Tzu Chi.

Pada saat ini, mari kita menggenggam erat jalinan jodoh kita dengan orang lain. Semua orang pasti akan bertambah tua. Karena itu, saya berharap para relawan dapat mewakili saya memperhatikan saudara se-Dharma yang sudah berusia lanjut. Kalian bisa sesekali menelepon mereka untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita masih memiliki hubungan yang dekat dan saya juga sangat peduli dengan kondisi mereka. Sekali Anda bergabung dengan Tzu Chi, Anda selamanya adalah bagian dari Tzu Chi. Anda menjadi bagian Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan.


Tzu Chi adalah sebuah Jalan Bodhisatwa. Relawan adalah Bodhisatwa dunia yang telah menjalin jodoh di kehidupan sebelumnya. Sekarang, jalinan jodoh ini menyatukan kita agar kita dapat berjuang bagi masa depan. Di masa depan, dari kehidupan ke kehidupan, kita harus lebih giat melindungi Bumi. Ini karena iklim terlihat jelas mengalami perubahan. Kita harus meningkatkan kesadaran untuk menghargai sumber daya alam dan jangan lagi menyia-nyiakannya.

Setiap kali melihat para relawan pelestarian lingkungan, saya dapat merasakan kesungguhan hati mereka. Banyak dari mereka adalah lansia dan mereka melakukan kegiatan dengan gembira. Pelestarian lingkungan bukan hanya sekadar memungut sampah dan melakukan daur ulang, tetapi yang terpenting ialah dapat menenangkan hati serta menjadi sebuah ladang pelatihan dan sarana berkumpul bagi para lansia.

Di era sekarang, saya sering mengatakan bahwa saya sungguh beruntung karena selalu dikelilingi oleh begitu banyak murid. Saya selalu merasa bahwa saya begitu penuh berkah. Saya sangat bersyukur. Saya juga teringat para relawan senior yang hidup sebatang kara. Beruntung, sesama relawan sangat memperhatikan mereka. Saya memercayakan tugas ini kepada relawan. Saya sering mengatakan kepada kalian, "Jangan lupa menanyakan kabar para relawan senior."


Seperti Lin Yong-xiang, beliau menjadi panutan untuk kalian. Beliau menunjukkan bahwa sekali bergabung dengan Tzu Chi, selamanya adalah bagian dari Tzu Chi. Beliau benar-benar menjadi panutan untuk kita semua. Singkat kata, saya benar-benar berharap bahwa kalian dapat menjaga sesama saudara se-Dharma dan peduli dengan orang-orang di komunitas. Ini adalah suatu tindakan yang harus dilakukan secara terus-menerus.

Depo pelestarian lingkungan bukan hanya tempat untuk mendaur ulang sumber daya. Dengan adanya tempat ini, kita bisa membimbing warga di komunitas agar mereka memiliki tujuan yang jelas. Kita harus menjadikan diri sendiri sebagai teladan, menggunakan mulut kita untuk memberi imbauan, menggunakan tubuh kita untuk bersumbangsih, dan membimbing para kawula muda di komunitas. Kita mengajak mereka melakukan kegiatan bersama. Sekarang, inilah yang harus kita lakukan.

Kita menggandeng tangan mereka dan mengajak mereka datang ke Tzu Chi. Ketika mereka tiba, kita harus segera menyapa mereka dan menunjukkan semangat Tzu Chi dalam bersumbangsih di komunitas. Terlebih lagi, kita juga harus menghargai usia barang. Ada banyak prinsip yang dapat digunakan untuk menginspirasi dan mengajak orang-orang. Kita harus menyatukan orang-orang di komunitas. Inilah yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Kalian harus mendengarkannya dengan saksama dan menyerapnya ke dalam hati. Ini sangatlah penting.


Waktu terus berlalu dengan cepat. Di masa lalu, saya merasa masih memiliki waktu sehingga mengajar dengan perlahan. Setelah melihat para relawan bergerak, saya menjadikan mereka sebagai panutan untuk membimbing relawan lainnya. Sekarang, untuk memiliki panutan, saya perlu menginspirasi dan membimbing para relawan untuk menjadi panutan. Intinya, semangat Tzu Chi harus diwariskan dari generasi ke generasi supaya menginspirasi lebih banyak orang yang memiliki cinta kasih. Kalau tidak, saya sering mengatakan, "Sudah tidak sempat lagi."

Sekarang, kita perlu melakukan tindakan nyata. Dari mana kita harus memulai? Ada banyak hal yang harus kita lakukan, lalu dari mana kita harus memulainya? Kita bisa memulai dari pelestarian lingkungan. Apa poin utamanya? Kita harus mengubah kebiasaan makan orang-orang agar mereka dapat mencintai dan melindungi makhluk hidup.

Jangan membunuh hewan hanya demi memenuhi nafsu makan. Dengan mengonsumsi daging, orang-orang telah menciptakan karma buruk. Ini akan menjadi siklus berkelanjutan dan kekuatan karmanya akan makin besar. Jadi, sekarang kita tidak boleh tidak mengatakannya dan tidak boleh tidak menyebarluaskannya. Apa yang harus dikatakan dan disebarluaskan? Kebajikan.

Kita juga harus menyebarluaskan pelestarian lingkungan demi melindungi Bumi. Inilah alasan saya terus mengimbau orang-orang untuk menyadari dan menghargai berkah, serta yang terpenting ialah menciptakan berkah. Berkah terhimpun sedikit demi sedikit. Kita tidak meminta orang untuk memberikan sumbangsih dengan besaran tertentu. Bukan ini yang saya inginkan. Saya ingin makin banyak orang bergabung agar kekuatan yang terhimpun juga makin besar. Dengan demikian, berkah yang tercipta juga akan lebih besar.


Dengan banyaknya orang yang tulus, ketulusan setiap orang adalah berkah yang sesungguhnya. Ketika setiap orang memiliki cinta kasih, itu adalah berkah. Ketika menciptakan berkah, kita menumbuhkan kebijaksanaan. Hanya dengan cara inilah, kita sebagai manusia tidak makin memburuk. Manusia harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, saya berharap kita dapat mengajak lebih banyak orang untuk bergabung.

Kita bagai kunang-kunang. Dengan bertambah satu orang, bertambah pula seekor kunang-kunang. Kunang-kunang adalah perumpamaan bagi sekelompok orang yang baik hati. Ketika orang yang baik hati bergabung bersama, kita akan memiliki kilauan cahaya yang cemerlang di tengah kegelapan. Di dunia yang dipenuhi Lima Kekeruhan. Di tengah masa-masa kegelapan inilah, kita perlu menyatukan tiap ekor kunang-kunang menjadi sebuah kelompok. Saya berharap semua orang dapat memikirkan hal ini dengan sungguh-sungguh.

Menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan harus dijalankan beriringan. Ingatlah untuk sering mendengar Dharma secara daring. Kita tidak boleh berhenti mempelajari Dharma. Terkadang, saya tidak membabarkan Dharma. Setiap hari, saya mendengarkan kembali ceramah yang telah saya sampaikan dan saya memuji diri sendiri karena telah melakukan hal yang benar. Kita harus mempelajari lebih banyak peristiwa yang terjadi pada zaman ini dan menciptakan berkah di dunia. 

Menjalankan Tzu Chi selamanya dan menjadi panutan
Jalinan jodoh saudara se-Dharma bertahan selamanya
Mewarisi masa lalu dan menghimpun kilau cahaya bagi masa depan
Bergerak maju menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 13 September 2022     
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -