Ceramah Master Cheng Yen: Membina Insan Berbakat bagi Misi Kesehatan
Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi memperingati ultah yang ke-30 hari ini. Pada tanggal 17 September 1989, Akademi Keperawatan Tzu Chi diresmikan. Saya sangat bersyukur. Saat itu, demi membina perawat dari anak-anak di wilayah timur Taiwan, kita membutuhkan sekolah kejuruan. Pada tahun ketiga RS Tzu Chi Hualien beroperasi, Akademi Keperawatan Tzu Chi diresmikan. Ini merupakan sejarah yang penting bagi insan Tzu Chi.
Mereka mencarter pesawat terbang atau kereta dan berangkat sehari sebelum upacara peresmian dari berbagai wilayah ke Hualien. Orang-orang datang dengan antusias untuk menghadiri upacara peresmian Akademi Keperawatan Tzu Chi. Saya sangat bersyukur.
Saya juga bersyukur kepada Wakil Ketua Chen yang mulai mendedikasikan diri untuk misi pendidikan Tzu Chi setelah sekolah ini dibangun. Beliau bersumbangsih dengan sepenuh hati. Segala hal selalu sulit pada permulaan. Dengan hati yang lapang, beliau menangani urusan sekolah dengan baik dan menerapkan budaya humanis Tzu Chi dalam pendidikan. Beliau sungguh mengagumkan karena bisa menangani begitu banyak urusan sekolah. Terlebih, beliau juga harus berkomunikasi dengan baik dengan rektor.
Selama 30 tahun ini, beliau telah bekerja sama dengan tiga rektor. Meski pemikiran dan pandangan setiap rektor berbeda-beda, tetapi beliau tetap teguh mempertahankan budaya humanis Tzu Chi di sana. Ini sungguh tidak mudah. Meski terdapat banyak kesulitan, beliau selalu mengatasinya sendiri. Saat kembali ke Griya Jing Si, beliau tidak pernah berkeluh kesah. Beliau sungguh merupakan praktisi yang penuh dengan nilai kebajikan. Beliau juga pernah berbagi pemikirannya.
“Dahulu, dataran aluvial ini penuh dengan batu, termasuk lahan berdirinya sekolah kita. Namun, dengan kesungguhan hati dan kerja keras, kita mengubahnya menjadi lahan yang subur dan penuh berkah,” kata Chen Shao-ming wakil ketua Yayasan Tzu Chi.
Mengubah lahan yang tandus menjadi lahan yang subur untuk membina insan berbakat; mempertahankan nilai budaya humanis dalam misi pendidikan. Demikianlah tekadnya. Menghadapi kesulitan apa pun, demi misi pendidikan, beliau selalu bersiteguh mempertahankan nilai budaya humanis. Bagaimana mungkin saya tidak merindukannya?
Pada tanggal 15 bulan 8 Imlek, beliau meninggal dunia dengan damai. Namun, bayangannya selalu ada dalam benak saya. Meski beberapa hari ini sangat sibuk, saya tetap teringat akan dirinya begitu ada jeda. Beliau sangat serius, tetapi juga lembut dan tidak pernah berkeluh kesah. Dia memang sangat serius dan pendiam, tetapi juga sangat bekerja keras. Beliau juga terus mempertahankan nilai budaya humanis dalam pendidikan kita.
Beliau pernah berbagi tentang dataran aluvial itu serta pengalamannya dalam menghadapi berbagai orang dan hal. Meski dataran aluvial itu telah menjadi lingkungan sekolah yang indah, tetapi di dalam hatinya, beliau mungkin masih mengingat kondisi dahulu. Mendengar beliau berkata demikian, saya sungguh merasa tidak tega dan semakin bisa memahami pemikirannya.
Setiap kali suatu pemikiran timbul dalam benak saya, saya juga hanya menggunakan kata-kata yang sederhana untuk mendeskripsikannya. Saya hanya menggunakan satu atau dua kalimat untuk menyampaikan pemikiran saya. Saya merasa bahwa beliau juga demikian.
Singkat kata, Akademi Keperawatan Tzu Chi yang kini berkembang menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi telah berdiri 30 tahun. Kita pun telah membina insan berbakat yang luar biasa. Kita bisa melihat banyak di antara murid-murid kita yang kini telah menjadi kepala perawat. Kita telah membina banyak insan berbakat. Tidak sedikit di antara mereka yang
mendedikasikan diri di badan misi Tzu Chi. Tentu saja, kita juga membina banyak tenaga medis yang berkontribusi bagi masyarakat dengan mengasihi pasien dan melindungi kehidupan. Selain keterampilan, mereka juga membawa nilai budaya humanis Tzu Chi.
Singkat kata, dahulu, demi misi kesehatan, kita membangun Akademi Keperawatan Tzu Chi yang kini berkembang menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Sebagian besar alumni yang mendedikasikan diri di badan misi Tzu Chi kini telah menjadi kepala departemen. Saya sangat tersentuh melihatnya. Dengan demikian, selelah apa pun tidak akan ada penyesalan. Saya selalu merasa bersyukur. Tidak ada penyesalan dalam hidup saya.
Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih orang-orang yang bersumbangsih dan memberi dukungan untuk membangun Akademi Keperawatan Tzu Chi. Setiap potong bata dan setiap sak semen terhimpun berkat kesungguhan hati dan kerja keras semua orang.
Mengenang sejarah penting 30 tahun silam
Berkumpul dengan antusias untuk mendukung
pembangunan misi pendidikan
Mempertahankan nilai budaya humanis dalam misi
pendidikan
Mendedikasikan diri di misi kesehatan dan menggarap
ladang berkah
Ceramah Master Cheng Yen
tanggal 17 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan -
DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena,
Marlina
Ditayangkan tanggal 19 September
2019