Ceramah Master Cheng Yen: Membina Insan Berbakat dari Generasi ke Generasi


“Kami berterima kasih kepada Tzu Chi yang memberi kesempatan kepada Kabupaten Pingtung untuk memikirkan secara mendalam tentang pendidikan pencegahan bencana dan pelestarian lingkungan bagi anak-anak di Pingtung agar seluruh dunia dan Pingtung menjadi lebih baik,”
kata Liu Yu-zhong Kepala Dinas Pendidikan Pingtung.

“Dewan Sains dan Teknologi Nasional tengah meluncurkan program pencegahan bencana. Program ini berkaitan dengan perubahan iklim. Karena itu, mereka berharap kita dapat memahami dampak perubahan iklim dan merancang strategi-strategi untuk pencegahan bencana,” kata Xu Wen-xin Ketua Jurusan Teknik Sipil NPUST.

“Master pernah berkata bahwa kita harus menggunakan hati yang murni untuk menyembuhkan Bumi yang terserang demam. Semua agama mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia. Namun, Tzu Chi bukan hanya mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia, tetapi juga mengasihi Bumi. Dengan demikian, barulah kita bisa membina keharmonisan antara manusia dan bumi, antara manusia dan alam, dan antarsesama manusia,” pungkas Xu Wen-xin.

Saya sangat sukacita. Saya sering berkata bahwa harapan terletak pada pendidikan. Sungguh, pendidikan adalah kebutuhan masyarakat. Saya sering berkata bahwa pendidikan adalah sumber kebahagiaan. Karena itu, semua orang hendaknya bekerja sama untuk mendukung bidang pendidikan. Semua bidang membutuhkan pendidikan untuk membina insan berbakat.

Pendidikan di Pingtung terasa penuh kehangatan. Dahulu, kita juga memiliki banyak anggota Asosiasi Guru Tzu Chi di Pingtung. Banyak kepala sekolah dan guru dari berbagai sekolah yang bergabung di Asosiasi Guru Tzu Chi. Pada liburan musim dingin dan panas setiap tahunnya, mereka akan mengikuti pelatihan di Hualien. Demikianlah selama 20 hingga 30 tahun ini.


Saat itu, semangat Asosiasi Guru Tzu Chi membuat orang merasa penuh kehangatan. Semangat ini telah memengaruhi metode pengajaran dan meningkatkan antusiasme para guru sehingga selalu mengedukasi murid-murid dengan metode yang ceria dan penuh cinta kasih. Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi mencakup guru SD hingga dosen perguruan tinggi.

Setiap kali berkunjung ke Pingtung, saya merasakan suasana pedesaan yang kental. Anak-anak berbicara dengan dialek Taiwan dan sangat menggemaskan. Anak-anak di Pingtung dan Kaohsiung sungguh meninggalkan kesan yang mendalam dalam benak saya. Hari ini, kita juga melihat para pejabat pemerintah dan kepala sekolah berkunjung ke Hualien. Sungguh, banyak kenangan yang timbul dalam benak saya.

Saya menaruh harapan besar pada anggota Asosiasi Guru Tzu Chi, Tzu Ching, dan Tzu Shao. Tzu Shao adalah murid sekolah dasar dan menengah, sedangkan Tzu Ching adalah mahasiswa. Kerja sama antara para guru, Tzu Ching, dan Tzu Shao akan membawa dampak besar bagi masyarakat. Untuk mewujudkan keharmonisan masyarakat, pendidikan harus dijalankan dengan baik. Jika bisa demikian, komunitas dan masyarakat akan harmonis.

Tentu saja, setelah bertahun-tahun berlalu, saya berharap kita dapat memulihkan semangat Asosiasi Guru Tzu Chi. Semoga para Bodhisatwa di bidang pendidikan dapat memulihkan semangat seperti dahulu. Masyarakat dahulu sangat sederhana.

Pendidikan sekarang hendaknya mencapai tingkat internasional. Kini, Tzu Chi setiap hari menghadapi berbagai orang dan hal dari dunia internasional. Alangkah baiknya jika pendidikan kita juga bisa demikian.


“Saya merasa bahwa pendidikan sekarang menghadapi banyak masalah. Saat kita menyerahkan dunia ini kepada generasi berikutnya, ada banyak masalah yang belum ada solusinya. Namun, anak-anak harus menerima semua ini. Mereka harus memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan menjaga kelangsungan dunia ini. Saya berharap pendidikan dapat menyadarkan setiap anak untuk menjadi orang yang bersedia memikul tanggung jawab sebagai bagian dari dunia ini,”
kata Liu Yu-zhong Kepala Dinas Pendidikan Pingtung.

Pendidikan hendaknya diwariskan dari generasi ke generasi. Kita hendaknya belajar terus-menerus karena belajar tidak ada ujungnya. Kita harus meningkatkan kualitas pendidikan. Kita harus memiliki semangat untuk terus belajar karena tahu bahwa belajar tidak ada ujungnya. Jadi, pendidikan harus terus diberikan.

Saya juga memberi tahu para guru dan kepala sekolah bahwa saat memberikan pelajaran sejarah, hal-hal yang terjadi dalam waktu dekat juga harus diajarkan kepada anak-anak. Jadi, mereka juga dapat melihat apa yang terjadi dan turut melakukan sesuatu. Kita hendaknya juga berbagi dengan anak-anak tentang sumbangsih tulus orang-orang bagi masyarakat agar mereka dapat meneladannya. Demikianlah kita menggenggam waktu yang ada.

Saya sering berkata bahwa kita harus menggenggam waktu yang ada. Jika tidak, akan ada banyak hal yang tak sempat dilakukan. Jadi, kita harus menggenggam waktu yang ada. Terlebih, belakangan ini, banyak hal yang memprihatinkan.


Saya juga sangat khawatir dan tegang. Perubahan iklim dan kekacauan pikiran manusia sungguh mengkhawatirkan. Yang terpenting, genggamlah waktu yang ada untuk mengedukasi orang-orang. Dengan menggenggam waktu yang ada dan membagikan hal-hal yang terjadi sekarang, kita bisa membawa pelajaran besar bagi orang-orang.

Di dunia ini, pendidikan dibutuhkan dalam berbagai hal. Contohnya hari ini, kalian datang ke sini untuk membagikan pengalaman tentang pencegahan bencana. Berbagi pengalaman pencegahan bencana berarti berbagi tentang masa lalu. Bagaimana Tzu Chi melakukan pencegahan bencana di Taiwan selama puluhan tahun ini?

Saat bencana terjadi, banyak Bodhisatwa Tzu Chi yang bermunculan. Dalam Sutra Bunga Teratai dikatakan bahwa Bodhisatwa bermunculan dari dalam tanah, datang dari sepuluh penjuru, atau turun dari langit. Masyarakat sekarang perlu menyatukan hati dan menuju arah yang sama, yakni menjadi orang baik dan berbuat baik. Bagaimana melakukan pencegahan bencana? Kini, tidak ada cara yang efektif untuk mencegah bencana.

Mencegah bencana sangatlah sulit. Hanya ketulusan hati yang bisa mencegah bencana. Kita membangkitkan ketulusan terhadap sesama manusia. Demi ketenteraman masyarakat, mari kita membangkitkan ketulusan. Ketulusan ini juga disebut kekhidmatan. Saat memuja Buddha, kita juga sangat tulus. Saat berinteraksi dengan orang lain, kita juga sangat tulus. Inilah yang disebut khidmat. 

Membina insan berbakat bagi masyarakat
Mengembangkan potensi kebajikan dan tidak berhenti belajar
Memahami kebenaran dengan mengamati peristiwa masa lalu
Tulus menghimpun kebajikan demi mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 10 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan Tanggal 12 April 2023
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -