Ceramah Master Cheng Yen: Membina Insan Berbakat yang Penuh Welas Asih

"Dalam memberikan pengobatan, kami pasti menggunakan hati yang tenang dan tanpa pamrih. Dengan cinta kasih agung, kami berikrar menyelamatkan semua makhluk dari penderitaan. Jika ada pasien yang datang untuk berobat, kami tidak akan membedakan kaya atau miskin, tua atau muda, cantik atau buruk rupa. Kami tidak akan membedakan kaya atau miskin, tua atau muda, cantik atau buruk rupa, musuh atau teman, bodoh atau pintar. Semuanya akan diperlakukan setara bagaikan keluarga sendiri. Kami juga akan melindungi kehidupan tanpa mengkhawatirkan keselamatan diri sendiri. Kami berikrar akan mengobati pasien dengan segenap hati dan tenaga. Dengan semangat cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin, kami bersumpah untuk menepati janji ini," kata salah seorang mahasiswa kedokteran yang baru lulus.

Kita bisa melihat generasi muda yang telah menuntaskan pendidikan mereka dan penuh tata krama. Orang yang penuh tata krama adalah orang yang memiliki nilai moral. Inilah arah tujuan pendidikan kita. Yang paling kita harapkan adalah dapat membina insan berbakat, terutama tenaga medis yang dapat melindungi kehidupan.

Sesuai hukum alam, hidup manusia tidak terlepas dari lahir, tua, sakit, dan mati. Penderitaan terbesar dalam hidup ini tidak lain adalah penderitaan akibat penyakit. Penyakit merupakan ancaman terbesar karena bisa merenggut nyawa manusia. Jadi, penderitaan akibat penyakit sungguh tak terkira. Buddha berkata bahwa dalam menggarap ladang berkah, memberi pengobatan merupakan pahala terbesar. Sungguh, ini karena penderitaan terbesar tidak lain adalah penderitaan akibat penyakit. Semua dokter dapat menyelamatkan pasien, baik dokter pengobatan tradisional tiongkok maupun barat (modern). Pengobatan tradisional tiongkok merupakan inti sari budaya Tiongkok. Baik pengobatan tiongkok maupun barat, semuanya menggunakan obat-obatan yang berasal dari alam. Karena itu, kita harus bisa memanfaatkannya dengan baik. 


Dahulu, saat mulai membangun Rumah Sakit Tzu Chi, saya berharap dapat menyatukan metode pengobatan Tiongkok dan Barat. Kita membutuhkan pengobatan Barat dan Tiongkok. Kita sudah bekerja keras untuk hal ini dalam jangka waktu yang sangat panjang. Namun, sekitar 30 tahun yang lalu, hal ini tidaklah mudah. Meski demikian, kini di rumah sakit kita sudah ada departemen pengobatan Tiongkok yang berjalan dengan sangat baik. Saya sendiri juga menerima pengobatan Barat dan Tiongkok. Biasanya, saya juga mengonsumsi obat herbal. Ini karena saya tidak meninggalkan inti sari budaya Tiongkok.

Saya berharap dalam pendidikan kita, metode pengobatan Tiongkok dan Barat dapat dijalankan bersama-sama dan memperoleh pengakuan di dunia internasional. Metode pengobatan Tiongkok merupakan pengobatan yang paling alami bagi manusia dan mengandung prinsip kebenaran. Apa yang harus kita lakukan agar prinsip kebenaran di alam semesta dapat dilihat, disentuh, dan dimanfaatkan?

Kita harus menganalisis prinsip kebenaran dan menyatukannya dengan materi. Tentu, ini bergantung pada bagaimana kita menyerap dan mempraktikkan kebenaran yang dalam ini. Inilah yang harus kita pelajari. Saya tidak menyebut para dokter Tzu Chi sebagai dokter, melainkan tabib agung. Tabib agung adalah Buddha. Buddha dapat turut merasakan penderitaan semua makhluk, baik penderitaan fisik maupun batin. Para Buddha dan Bodhisatwa melindungi dan mengasihi semua makhluk dengan penuh welas asih.

Karena itulah, mereka disebut sebagai tabib agung. Tabib agung dapat mendiagnosis penyakit dan memahami segala jenis obat untuk mengobati pasien. Saat ada yang jatuh sakit, Buddha bisa memahami penyakit mereka dan memahami jenis obat yang dibutuhkan. Segala sesuatu di alam ini, seperti rumput, pohon, tanah, batu, dan lain-lain, semuanya bisa dijadikan obat. Dengan memahami khasiatnya, segala sesuatu bisa dijadikan obat. Dengan memahami segala jenis obat, tabib agung bisa memberikan resep sesuai penyakit. Dapat mengetahui penyakit semua makhluk dan memberikan resep sesuai penyakit, inilah tabib agung.

Para dokter kita bukan hanya berperan sebagai tabib agung, tetapi juga sebagai kapten kapal. Di dunia yang populasi manusianya begitu banyak, orang yang jatuh sakit bagaikan terjatuh ke dalam sungai atau lautan yang luas. Di antara banyaknya manusia di dunia ini, siapa yang akan menyelamatkan mereka? Yang mereka butuhkan adalah kapten kapal yang dapat menyelamatkan semua makhluk dari lautan penderitaan. Selain menyelamatkan semua makhluk, kapten kapal juga menyeberangkan semua makhluk dari sungai kehidupan dan kematian ke tempat yang aman. Inilah yang paling diharapkan semua makhluk.

Anak-anak, kalian merupakan calon dokter dan tabib agung. Saya berharap kalian bisa memberikan pelayanan dengan tekad tabib agung dan hati Buddha di tengah masyarakat. Tentu saja, sekarang kalian masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kalian harus lebih bersungguh hati untuk mengembangkan, mendalami, dan menyebarkan inti sari budaya kita. Saya berharap Tzu Chi dapat membina tabib agung dan kapten kapal seperti yang saya ulas tadi agar mereka dapat menjadi insan yang dapat mengemban misi untuk meringankan penderitaan semua makhluk.

Menuntaskan pendidikan sekaligus memiliki tata krama

Membina insan berbakat yang penuh welas asih

Bisa mendiagnosis penyakit dan memahami segala jenis obat untuk mengobati pasien

Melenyapkan penderitaan dan menolong semua makhluk

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Mei 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 31 Mei 2016

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -