Ceramah Master Cheng Yen: Membina Insan yang Bajik untuk Melindungi Dunia


“Poin utama dari daerah ini ialah banyaknya para lansia yang menetap di sini. Tingkat anak-anak muda yang pulang ke rumah makin hari makin rendah Akibat kesibukan dari pekerjaan dan tekanan tinggi, mereka menghadapi masalah dalam merawat orang tua. Di rumah sakit, kami mempromosikan ‘Lima Keseluruhan’. Yang pertama ialah merawat tubuh, batin, dan jiwa secara menyeluruh dan yang kedua ialah mengerahkan seluruh tim,”
kata Ye Jia-zhou Kepala RS TCM Tzu Chi Sanyi.

“Di rumah sakit, tidak hanya dokter yang melayani, tetapi juga perawat, apoteker, dan terapis. Bahkan, staf nonmedis pun harus saling mendukung. Kemudian, kami akan melayani secara menyeluruh untuk seluruh keluarga dan seluruh komunitas. Saat ini, yang telah kami lakukan ialah pelayanan bagi seluruh anggota keluarga. Kami telah membentuk grup komunikasi dengan aplikasi. Selama Anda adalah keluarga dari penerima perawatan di sini, saya akan memasukkan Anda ke dalam grup,” lanjut Ye Jia-zhou.

“Kami akan mulai membagikan tentang kabar ibu dan nenek mereka, apa yang mereka lakukan, dan bagaimana kami menanganinya. Dengan demikian, tingkat kemungkinan keluarganya untuk kembali menjadi tinggi. Ada yang bahkan mengambil foto dan berkata kepada kami bahwa saat dia kembali, dia melihat ibunya dapat mengangkat tangan tinggi. Kami merasa ini sangat luar biasa,” pungkas Ye Jia-zhou.

Hal terbesar dalam hidup ialah kehidupan itu sendiri. Setiap penderitaan berkaitan dengan dunia ini. Entah itu lahir, tua, sakit, mati pada tubuh; terbentuk, berlangsung, rusak, hancur pada materi; timbul, berlangsung, berubah, lenyap pada pikiran; semuanya berkaitan dengan ketidakkekalan serta tak lepas dari kelahiran dan kematian.

Di antara keduanya, hal terbesar dalam hidup ialah kehidupan itu sendiri. Dengan adanya kehidupan, barulah ada banyak hal yang dialami di dunia, banyak masalah, dan penderitaan fisik serta mental. Dari Empat Misi Tzu Chi, saya paling peduli dan paling bersyukur atas adanya misi kesehatan karena tanggung jawab dari misi kesehatan erat kaitannya dengan misi amal.


“Dia adalah seorang pria muda berusia 28 tahun dengan keterbatasan intelektual. Ayahnya bertahan hidup dengan bekerja serabutan. Adik perempuannya masih duduk di bangku SMA. Mereka tinggal di Taitung. Pada bulan Oktober 2021, dia mulai mengalami batuk dan penurunan berat badan. Pada bulan Januari 2022, dia didiagnosis menderita pneumonia pneumocystis dan dirawat di sebuah rumah sakit di Taitung. Saat dirawat, dia mengalami pelemahan pada anggota gerak bagian bawah dan diikuti oleh anggota gerak bagian atas. Seluruh tubuhnya tidak bertenaga dan hanya bisa berbaring di Kasur,”
kata Huang Miao-hui Kepala departemen penyakit menular RS Tzu Chi Hualien.

“Pada akhir Januari 2022, dia pindah ke RS Tzu Chi untuk berobat. Dalam waktu 2 bulan, dia menjalani perawatan dari departemen penyakit menular, tim perawatan intensif, dan pusat perawatan pernapasan hingga akhirnya dia dapat pulang. Berhubung setelah pulang dari rumah sakit pun dia masih terbaring di kasur, dia tidak dapat kembali untuk menjalani perawatan lanjutan,” lanjut Huang Miao-hui.

“Sejak bulan April 2022 hingga Februari 2023, ada seseorang yang mewakilinya untuk menebus obat di rumah sakit. Dalam proses ini, dia dinyatakan sembuh dari penyakit TBC dan tubuhnya mulai kembali pulih hingga dapat duduk di kursi roda. Selanjutnya, kami menyerahkan kasus ini kepada relawan Tzu Chi. Kami berharap relawan yang ada dapat mencurahkan perhatian kepadanya dan memberikannya bantuan kebutuhan hidup,” pungkas Huang Miao-hui.

Kita tidak hanya berfokus pada penyakitnya saja, tetapi juga menggabungkan empat misi yang ada. Terlebih lagi, kita menggabungkan pengobatan Barat dan Tiongkok yang merupakan tujuan awal RS Tzu Chi dibangun. Saat ini, para kepala rumah sakit telah mencapai kesepakatan mengenai hal ini. Inilah hal yang paling membuat saya bahagia.

Segala sesuatu di Bumi ini adalah bagian dari kehidupan di alam semesta yang luas dan memiliki manfaat tersembunyi di dalamnya. Pengobatan Barat pun tidak terlepas dari alam. Obat untuk mengobati penyakit tidak terlepas dari alam. Obat-obatan berasal dari tumbuhan yang diekstraksi dengan teknologi masa kini. Jadi, saya berharap bahwa kita bisa lebih memperhatikan pengobatan Tiongkok dan herbal. Ini sangat pantas untuk kita teliti.


Saya sangat berharap semua staf medis Tzu Chi dapat memandang misi kesehatan Tzu Chi sebagai rumah, bukan hanya sekadar profesi. Kita semua adalah satu keluarga. Sebagai satu keluarga, hendaknya kita membangun tekad dan ikrar yang sama. Kita harus sungguh-sungguh memiliki hati seperti ini. Misi kesehatan juga adalah pendidikan.

Kita telah membina dokter di sekolah kedokteran Tzu Chi. Beruntung, karena saat itu kita memiliki sekolah kedokteran untuk membina para dokter, akademi keperawatan, dan memiliki fasilitas untuk melakukan penelitian sehingga kita memiliki sistem medis yang menyeluruh. Tidak hanya memiliki peralatan yang lengkap, kita juga harus membina insan berbakat.

Kepala rumah sakit, dokter, Bodhisatwa, dan staf departemen sekalian, hendaknya kita saat ini bersungguh-sungguh untuk membina insan berbakat dan menciptakan dokter yang bajik dan bermoral. Hendaknya kita berhimpun dan menyerap kelebihan satu sama lain. Jika ada kekurangan, kita harus segera memperbaikinya. Inilah kunci untuk saling melengkapi. Yang kuat mendukung yang lemah; yang lemah mencari cara untuk memperbaiki kekurangan.

Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang sempurna. Bahkan, Buddha juga berkata bahwa Beliau bukanlah tanpa kekurangan. Oleh karena itu, kita harus terus memperbaiki diri. Tidak ada seorang pun yang tidak mempunyai kekurangan. Begitulah manusia. Jadi, setiap orang harus berhimpun dan saling melengkapi. Tanggung jawab besar telah diturunkan bagi setiap orang.

Kalian telah berusaha sepenuh hati dalam misi kesehatan dan setiap perawat telah melakukan yang terbaik sesuai kemampuan masing-masing. Saya juga terus berusaha dalam menjalankan misi saya. Meski tidak dapat berbuat apa-apa, saya memiliki ikrar dan tekad untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk di dunia. Saya tidak berani untuk mencari kesenangan bagi diri saya sendiri. Ketika ada yang menderita di dunia, selama kita dapat membantu, hendaknya kita melenyapkan penderitaan itu. Inilah keinginan saya.


Saya sering merasa bahwa saya memiliki tanggung jawab besar di pundak saya. Setiap kali melihat peta dunia, saya merasa bahwa semuanya adalah tanggung jawab saya karena ada banyak bencana di dunia. Namun, hanya ketika kita hidup, barulah kita dapat memikul tanggung jawab. Berhubung telah terlahir di dunia, hendaknya kita mendedikasikan kehidupan kita untuk melindungi kehidupan. Inilah tanggung jawab yang harus kita pikul.

Hubungan antara dokter dan pasien sangatlah penting. Di antara Buddha dan makhluk awam, diperlukan adanya Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk dengan cinta kasih berkesadaran. Di manakah dia? Ada dalam sosok para dokter dan perawat. Manusia dan dunia medis dihubungkan oleh sebuah garis bernama kehidupan. Untuk menjaga garis ini, dibutuhkan adanya para dokter dan perawat. Ini bagaikan seutas benang. Kita harus memintal dan menarik benang cinta kasih. Kehidupan ini seperti benang sutra yang akan putus jika tidak ditarik dengan cara yang benar.

Berbicara tentang kesabaran, kalian semua sangatlah sabar karena dapat memikul tanggung jawab yang begitu besar. Namun, virus tidak dapat dihindari. Ketika tangan bersentuhan dengannya, lalu menyentuh hidung, Ketika tangan bersentuhan dan menyentuh hidung, kita dapat terinfeksi. Berarti atau tidaknya perjuangan kita bergantung pada kita memaknainya. Ia bisa ringan seperti bulu atau berat seperti Gunung Taishan. Begitulah prinsip kebenarannya. Jadi, dalam misi kesehatan ini kita memikul tanggung jawab yang berat dan berarti bagaikan memikul Gunung Taishan. 

Menyelamatkan kehidupan dan melenyapkan penderitaan
Berikrar untuk memikul tanggung jawab besar
Membina insan yang bajik untuk melindungi dunia
Menjaga dunia dengan cinta kasih Bodhisatwa

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 05 Mei 2024
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -