Ceramah Master Cheng Yen: Membuat Tzu Chi Terus Berkembang

Ketika berjalan masuk, saya berfoto bersama relawan kita dan ketika menoleh ke belakang, saya melihat banyak Bodhisatwa senior. Mereka semua sangat perhatian dan sangat dekat dengan hati saya. Saya sungguh sangat bersyukur.

“Hari ini, saya akan berbagi tentang mewariskan Dharmaw dari generasi ke generasi. Nomor komite saya ialah 395.Di dalam ceramah pagi Master, saya mendengar Master berkata bahwa di dalam Sutra, Buddha terus mengatakan bahwa Dharma harus diwariskan kepada 50 orang atau 50 generasi. Jadi, saya pun bertanya-tanya berapa banyak anggota komite dan Tzu Cheng yang telah dibimbing dan bisa dirunut ke saya yang bernomor 395,”

“Kemudian, setelah dirapikan, saya baru tahu bahwa sekarang sudah ada lebih dari seribu orang dan jumlahnya masih terus bertambah. Kita telah menyaksikan apa yang Master katakan, yaitu dari satu tumbuh menjadi tak terhingga; yang tak terhingga tumbuh dari satu. Saya juga merasa bahwa ajaran Master sangat istimewa dan menakjubkan sehingga dapat disebarkan ke hati setiap orang,” petikan wawancara Luo Mei-zhu, relawan Tzu Chi.

 

“Mengenang kembali 30 tahun lalu, saat saya menjaga ayah saya di rumah sakit, jika di ranjang pasien sebelah ayah saya ada orang, saya akan membantu untuk menjaganya. Ada seorang pasien merasa saya adalah anak muda yang sangat ramah.

“Dia berkata, ‘Saya ingin memberi Anda sebuah majalah bulanan Tzu Chi.’"

“Pada 30 tahun lalu, isi majalah Tzu Chi sangat sederhana. Saya merasa bahwa setiap kasus yang dibantu ditulis dengan sangat jelas,”

“Saya berpikir, ‘Mengapa ada organisasi yang melakukan hal seperti itu dan mencatatnya secara mendetail?’ Saya pun berpikir untuk memahaminya lebih banyak. Ketika pergi ke Griya Jing Si, saya merasa hati saya sangat tenang dan memiliki jalinan jodoh,”

“Setelah kembali dari sana, saya pergi mencari Kakak Luo dan Sheng-xiong. Pada saat itu, saya terus berpikir ingin bersumbangsih. Dalam seminggu, ada 5 hari saya pergi ke rumah mereka untuk meminta tugas dan hal-hal yang bisa dilakukan. Kemudian, setelah kurang lebih 2 tahun, kebetulan saat itu Master mengimbau orang-orang menggunakan sepasang tangan yang sedang bertepuk tangan untuk melakukan daur ulang,”

 

“Saya pun berkata kepada Kakak Luo, ‘Saya tidak pandai berbicara, tidak bisa menulis artikel, dan lain-lain.’ ‘Saya rasa saya lebih bisa melakukan daur ulang.’ Saya berkata padanya bahwa saya ingin menggalakkan konsep daur ulang di Luzhou. Kakak Luo lalu berkata, ‘Ini harus dilakukan dalam jangka panjang, Anda harus pertimbangkan lagi,’"

“Saya berkata padanya bahwa saya sudah siap. Saya sungguh sangat berterima kasih kepada istri, adik, dan kakak saya yang telah mendukung saya selama perjalanan ini hingga sekarang. Saya yakin jika ada tekad, maka ada kekuatan. Saya tidak pernah menyesal menjalankan Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada Master yang telah mendirikan Tzu Chi sehingga kami sekeluarga bisa dipenuhi sukacita,” petikan wawancara Chen Jin-hai, relawan Tzu Chi.

Lihatlah, setelah para relawan senior bersumbangsih selama bertahun-tahun, mereka memiliki banyak kisah yang bisa dibagikan. Setiap orang dari mereka memiliki kisah di masa lalu yang merupakan bagian dari sejarah Tzu Chi. Yang membuat saya tersentuh ialah saat satu orang, dua orang, atau tiga orang berbagi pengalaman, puluhan orang lainnya akan berdiri di samping mereka.

Seperti inilah mereka saling memberi pendampingan. Melihat mereka bekerja sama dengan harmonis dan memberi pendampingan satu sama lain, saya sungguh sangat tersentuh. Inilah satu keluarga. Budaya humanis Tzu Chi membantu kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan ini senantiasa abadi. Kita harus lebih bersungguh hati dalam menebarkan benih kebajikan dan menggarap ladang berkah.

 

Semua orang harus menjalankan Tzu Chi selamanya, bukan hanya pada kehidupan ini saja. Pada kehidupan ini, kita harus membuat Tzu Chi berkembang seperti pohon yang terus menumbuhkan akar baru, ranting baru, dan daun baru. Bodhisatwa harus membuka dan membentangkan jalan. Hanya ketika kita benar-benar membuka dan membentangkan jalan, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh.

Jika kita tidak membentangkan dan membuka jalan, berarti kita belum menjalin jodoh dengan Dharma. Meski orang lain menyebut kita Bodhisatwa, tetapi karena kita belum membuka dan membentangkan jalan, kita tidak akan memiliki jalinan jodoh ini di kehidupan mendatang. Jadi, berhubung kita sudah mulai menjalankan Tzu Chi, kita harus menjalankannya dengan sepenuh hati.

Mengapa Tzu Chi harus mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan membuka mazhab Tzu Chi? Itu karena kita mengikuti ajaran Buddha. Buddha datang ke dunia untuk satu hal besar, yaitu untuk mengajarkan Jalan Bodhisatwa. Saya juga terus mengungkit bahwa pada zaman Buddha, Buddha belum mengajarkan Dharma yang sesungguhnya hingga Beliau membabarkan Sutra Bunga Teratai. Dharma yang sesungguhnya ada di dalam Sutra Bunga Teratai.

Apa yang disebut Dharma yang sesungguhnya? Jalan Bodhisatwa. Tujuan Buddha ialah mengajarkan Jalan Bodhisatwa. Jadi, kita telah membentangkan jalan sesuai Sutra Bunga Teratai sehingga orang-orang dapat menapakinya. Sekarang saatnya bagi kita untuk membuka Jalan Bodhisatwa. Jalan ini berasal dari Sutra. Sutra Makna Tanpa Batas adalah inti sari dari Sutra Bunga Teratai. Sutra ini mengajarkan agar para Bodhisatwa untuk terjun ke tengah masyarakat.

 

Lihatlah, ada begitu banyak penderitaan di dunia ini. Dibutuhkan dokter untuk mengobati penyakit. Dokter harus memiliki pengetahuan kedokteran, barulah bisa benar-benar menyelamatkan orang dan meringankan penderitaan orang. Tzu Chi telah melakukan ini. Misi amal Tzu Chi telah menyebar ke seluruh dunia. Benih relawan Tzu Chi telah tersebar di lebih dari 50 negara. Bodhisatwa dunia telah mengembangkan semangat dan kekuatan cinta kasih untuk menolong orang yang menderita.

Dalam menjalankan Tzu Chi, kita telah mengubah kebijaksanaan menjadi perbuatan baik yang nyata. Bodhisatwa sekalian, kita telah mencapai ini dengan menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan. Setelah lebih dari 2.000 tahun dari zaman Buddha, yaitu saat ini, Bodhisatwa telah membentangkan jalan di seluruh dunia. Yang tak terhingga itu berawal dari satu. Kita harus terus memperluas akar kebijaksanaan kita. Kita harus memperluas Lima Akar dan membangun Lima Kekuatan.

Saya berharap semua orang berikrar untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Kita harus ingat bahwa Sutra menunjukkan jalan; jalan harus dipraktikkan. Dengan Sutra dan inti sari Dharma, kita membentangkan jalan. Tzu Chi melakukannya seperti itu; inilah silsilah Dharma Jing Si. Tzu Chi terjun ke tengah masyarakat untuk membuka Jalan Bodhisatwa di dunia. Tzu Chi membentangkan jalan sesuai Sutra agar semua orang dapat memasukinya.

 

Kemudian, barulah kita membuka Jalan Bodhisatwa agar semua orang dapat menjadi Bodhisatwa dan membentangkan jalan yang rata bagi semua makhluk. Dibutuhkan kesungguhan hati semua orang untuk terus membentangkan jalan bagi semua makhluk. Saya melihat ada banyak relawan lansia yang telah menjalankan Tzu Chi selama bertahun-tahun.

Sebagai manusia, tidak terelakkan tubuh kita akan menderita sakit, tetapi batin kita harus sehat. Kesadaran dan pikiran kita jangan menyimpang. Tidak peduli berapa panjang usia kita, kita harus memainkan peran kita dengan baik dan mewariskan Dharma dengan peran kita. Naskah dalam kehidupan ini harus kita perankan dengan baik. Kita akan menuai apa yang kita tabur. Karena itu, kita harus membentangkan jalan di dunia, membuka Jalan Bodhisatwa, menjaga mazhab Tzu Chi dengan baik, serta tekun dan bersemangat dalam mempraktikkan silsilah Dharma Jing Si.

Saya berharap para relawan terus menginspirasi orang untuk bergabung dengan Tzu Chi. Tekad ini adalah tekad Bodhisatwa. Kita harus menjaga pikiran kita dengan baik. Saya berterima kasih kepada kalian semua yang telah menciptakan jaringan bodhisatwa dunia dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

 

Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan budaya humanis

Membuat Tzu Chi terus berkembang

Membangun tekad yang teguh untuk berjalan di Jalan Bodhi

Mempertahankan tekad awal dengan teguh

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal: 3 Maret 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal: 5 Maret 2019

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -