Ceramah Master Cheng Yen: Membuka dan Membentangkan Jalan serta Giat Menciptakan Berkah


Saya sering kali bertanya-tanya mengapa orang-orang dapat menciptakan surga dan neraka di dunia ini? Jika berbuat baik dengan penuh cinta kasih, kita dapat menikmati berkah bagai di surga. Namun, jika mengakumulasi benih penderitaan, kita akan menuai buah penderitaan. Ini bergantung pada sebab dan kondisi. Saat pemimpin yang memiliki kekuasaan berpikiran menyimpang, negara akan menjadi tidak damai dan warga negara tersebut terpaksa mengungsi.

Zaman sekarang, ketidakselarasan pikiran manusia telah menimbulkan kekacauan di dunia ini. Inilah kekhawatiran saya. Dalam jangka panjang, tubuh dan pikiran saya terbebani oleh kekhawatiran seperti ini yang terus terakumulasi. Saya sering mengingatkan diri sendiri untuk membebaskan diri dari kekhawatiran dan kerisauan. Untuk itu, saya harus meningkatkan kekuatan saya. Saya berharap kita dapat menemukan cara untuk menyerukan hal ini agar insan Tzu Chi di seluruh dunia juga dapat melihat dan mendengarnya.

Saya sangat bersyukur Empat Misi Tzu Chi, yakni misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, dapat disebarluaskan secara bersamaan. Untuk misi amal, kita hendaknya mengimbau orang-orang di seluruh dunia untuk turut menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran padi dapat memenuhi lumbung. Semua ini merupakan pendidikan. Kita memberikan pendidikan kehidupan dengan menunjukkan kisah nyata pada orang-orang. Setelah mendengar dan melihatnya, kita hendaknya juga bersungguh hati menyebarkannya. Dengan demikian, selain kita sendiri, orang lain juga dapat mendengarnya.


Kita hendaknya menenangkan pikiran serta membangun tekad dan ikrar. Aksara Mandarin "zhi" (misi) terdiri atas aksara "shi" (orang yang terpuji) dan "xin" (hati). Insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki misi yang sama. Kita selalu menjalankan misi kita. Untuk menjalankan misi, kita harus melapangkan hati. Saat melihat penderitaan di dunia, kita hendaknya bersyukur atas kondisi diri sendiri. Kehidupan kita yang penuh berkah dan kehidupan orang-orang yang kurang beruntung bagaikan surga dan neraka.

Jalan kita terbentang dari alam manusia hingga ke surga. Jalan ini menghubungkan surga, alam manusia, dan gerbang neraka. Kita harus berjaga di gerbang neraka agar orang-orang yang menderita tak lagi menciptakan karma buruk dan melanggar sila yang akan membuat mereka terus menderita dari kehidupan ke kehidupan. Kita dapat membuka jalan di dunia ini agar orang-orang dapat menapaki Jalan Bodhisatwa dan menciptakan lebih banyak berkah bagi dunia. Intinya, menapaki Jalan Bodhisatwa adalah satu-satunya cara Tzu Chi membentangkan jalan menuju surga di dunia. Jalan Bodhisatwa ini melampaui tiga kelompok alam.

Singkat kata, para relawan kita yakin terhadap ajaran saya. Mereka bersumbangsih demi saya dan mengasihi saya. Mendengar mereka berkata demikian, bagaimana bisa saya tidak mengasihi diri sendiri? Jadi, mulai sekarang, meski harus menguras energi, saya akan terus memanfaatkan kehidupan saya dan berjuang untuk bertahan lebih lama.


Kini, saya tidak ingin terus membahas masa lalu, melainkan membahas masa depan. Berapa lama sisa waktu saya di kehidupan sekarang? Dalam menghitung mundur kehidupan saya, saya ingin menggenggam setiap hari yang ada. Saya berharap dapat menjalani setiap hari dengan mantap serta sungguh-sungguh menapaki dan membentangkan Jalan Bodhisatwa.

Kita bisa melihat para relawan dengan warna kulit dan suku yang berbeda di negara yang berbeda. Menyebarkan mazhab Tzu Chi di negara tempat tinggal mereka tidaklah mudah. Meski para relawan kita menganut agama yang berbeda-beda, tetapi di Tzu Chi, semuanya sama. Hati kita sangat dekat satu sama lain karena kita sama-sama bersumbangsih bagi dunia. Jadi, kita menghormati setiap agama, menyebarluaskan mazhab Tzu Chi, dan menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Inilah yang hendaknya dilakukan oleh insan Tzu Chi di setiap negara untuk mengembangkan nilai kehidupan.

Umat agama apa pun dapat memasuki mazhab Tzu Chi. Saat kita membahas Tzu Chi, itu merujuk pada mazhab Tzu Chi. Kita semua adalah bagian dari mazhab Tzu Chi. Kita menyebarluaskan mazhab Tzu Chi tanpa memandang perbedaan agama. Kita juga membutuhkan silsilah Dharma, yaitu semangat dan filosofi kita. Lihatlah, kita semua memiliki silsilah Dharma yang murni dan tanpa pamrih. Dengan adanya silsilah Dharma dan semangat seperti ini, Tzu Chi akan bertahan hingga selamanya.


Tzu Chi didirikan oleh kita. Anda, saya, dan dia telah bersama-sama mendirikan mazhab Tzu Chi di dunia. Mari kita menyebarluaskan mazhab Tzu Chi. Inilah yang ingin saya serukan kepada para Bodhisatwa yang mendengarkan saya secara daring dan luring. Ini juga merupakan isi hati saya. Saya telah mengerahkan segenap tenaga dan energi untuk memberikan ceramah. Saya berharap setiap orang dapat memahaminya. Agar orang-orang dapat memahaminya, saya harus mengerahkan lebih banyak tenaga untuk mengucapkan setiap kata dengan jelas.

Saya berharap relawan di setiap negara dapat mendirikan mazhab Tzu Chi di negara masing-masing. Pikiran adalah pelopor segalanya. Tidak ada hal yang tidak bisa terwujud. Asalkan memiliki hati yang tulus, kita bisa mewujudkan segalanya. Kita membentangkan jalan dengan cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang dengan kebijaksanaan. Dengan cinta kasih agung, kita menciptakan berkah bagi dunia. Dengan Dharma, kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.   

Bertekad menghimpun kebajikan bagi dunia
Membuka dan membentangkan jalan serta giat menciptakan berkah
Menyebarluaskan mazhab Tzu Chi dan memperluas cinta kasih agung
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan memperpanjang jalinan kasih sayang

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 24 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 26 Juli 2023
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -