Ceramah Master Cheng Yen: Membuka Hati, Memahami Kebenaran, dan Mengembangkan Welas Asih

Kini kita semua sungguh harus bersatu hati. Kita semua harus memiliki hati yang tulus. Kita harus berdoa dengan tulus.

Belakangan ini, hati saya terus merasa cemas. Lebih jelasnya, saya merasa tiada waktu lagi. Banyak relawan Tzu Chi yang saling bertanya mengapa saya sering mengatakan tiada waktu lagi. Ada yang menanyakannya pada saya. Saya menjawab, "Kehidupan tidak kekal. Penderitaan di seluruh dunia akibat lima kekeruhan dan tiga bencana sepertinya sudah terlambat untuk diredam." Karena itu, saya merasa tiada waktu lagi.

Bencana sepertinya terus terjadi. Saat ini, kita merasa cemas dan tidak tenang. Namun, semua ini tidak membantu. Lebih baik kita aktif bersumbangsih dan melakukan tindakan pencegahan dengan waspada. Terutama bagi yang berada di garis depan, yakni para dokter dan perawat, Anda semua harus menjaga diri dengan baik karena saat ini kita menghadapi bahaya yang tidak terlihat. Kita tidak tahu apakah virus ada di depan, belakang, atau di sekeliling kita. Kita tidak tahu.

Inilah saatnya bagi kita untuk sungguh-sungguh mengerahkan semangat misi. Saya sangat berterima kasih kepada Anda semua. Namun, setiap hari saya juga merasa khawatir. Namun, kekhawatiran saya seorang diri tidak ada gunanya. Lebih baik saya mengubah kekhawatiran ini menjadi ketulusan untuk mendoakan semua orang. Saya ingin mendoakan Anda semua. Insan Tzu Chi di seluruh dunia juga mendoakan Anda semua. Jika Anda yang berada di garis depan selamat, barulah kita memiliki cukup kekuatan untuk menghadapi wabah kali ini.


Dalam menghadapi virus penyakit yang tak terlihat ini, manusia sungguh harus berendah hati. Kita tidak boleh sembrono ataupun mengabaikan sesuatu sekecil apa pun meski ia tak terlihat dan berada di luar diri kita. Kita tidak boleh meremehkannya karena kita tidak tahu bencana wabah yang disebabkan oleh virus yang sangat kecil ini akan berlangsung sampai kapan. Kita hanya bisa membangkitkan pikiran yang murni dan tulus.

“Kita mengkhawatirkan keselamatan kita sendiri. Karena itu, kita harus terlebih dahulu menghormati semua kehidupan. Kita harus bervegetaris dan tidak makan daging,” ucap murid-murid TK Cinta Kasih Tzu Chi Katong, Kuala Lumpur.

“Dahulu ayah saya makan daging. Kini ayah saya tidak makan daging lagi karena saya bilang kepada Ayah bahwa daging mengandung virus. Lalu, Ayah berjanji kepada saya untuk bervegetaris,” ucap salah seorang murid TK Cinta Kasih Tzu Chi Katong, Kuala Lumpur.

Kita melihat anak-anak yang menggemaskan. Kita hendaknya membantu anak-anak untuk menumbuhkan kebiasaan baik sejak kecil. Memiliki tata krama dan cinta kasih sungguh sangat penting. Anak-anak dibesarkan di bawah pengaruh lingkungan. Kita melihat anak-anak ini hidup di tengah lingkungan yang penuh berkah. Jadi, kita harus membimbing mereka untuk kembali mengembangkan berkah dan mengerti untuk bersyukur dalam segala hal serta terhadap semua orang dan segala sesuatu.

Anak yang mengerti bersyukur akan menghargai sumber daya. Orang yang menghargai sumber daya berarti menghargai berkah. Setelah makan, kita harus membimbing mereka untuk rajin. Mereka bukan hanya perlu makan dan minum. Bukan.

 

Kita harus membimbing mereka untuk bersumbangsih setelah makan. Setelah makan, mereka harus mencuci piring sendiri. Piring harus dicuci bersih. Mereka harus mengerti konsep kebersihan. Ini juga merupakan pendidikan cara hidup. Kita juga harus mengajari mereka sopan santun dan cara bersikap.

Saat diantar ke sekolah, mereka harus mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa kepada orang tua. Ajaran tata krama seperti ini harus ada. Saat orang lain memberikan sesuatu atau guru mengajarkan sesuatu, mereka harus memberi hormat dan berterima kasih. Anak-anak juga harus rajin dan cekatan, jangan selalu bergantung pada orang tua untuk menyelesaikan segala sesuatu. Kalau begitu, anak-anak akan kehilangan kemampuan. Kemampuan ini harus dibina sejak dini. Potensi anak-anak harus dikembangkan sejak kecil. Jika tidak, mereka akan bermasalah saat besar nanti. Tentu, tata krama dan sikap rajin harus dibina dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita harus membina kepedulian dan welas asih mereka.

Dalam menghadapi masalah wabah belakangan ini, saya terus berpesan bahwa kita harus membuka hati dan merangkul semua makhluk. Semua makhluk dan diri kita adalah satu kesatuan. Namun, manusia tidak bisa membuka hati dan hanya memikirkan diri sendiri. Untuk memuaskan nafsu makan, manusia menghalalkan segala cara. Hewan juga merupakan makhluk hidup. Mereka tidak berdaya dan tidak bisa meminta tolong. Siapa yang mendengar jeritan mereka? Mereka meminta tolong, tetapi siapa yang mengerti? Kesedihan dan kebencian hewan-hewan itu, siapakah yang bisa mengerti? Tidak ada.

 

Manusia penuh ketidaktahuan. Bagaimana akibatnya? Karma buruk terus berbuah, baik berwujud maupun tidak. Yang berwujud ialah peperangan. Yang tidak berwujud ialah wabah penyakit. Penyebaran virus ini adalah akibat yang tak terlihat dan tidak bisa diraba. Ini membuat semua orang merasa takut. Sungguh, kehidupan sangat luar biasa. Satu-satunya cara untuk meredam wabah ini ialah membuka hati dan memahami kebenaran.

Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan mengembangkan welas asih. Kita harus berintrospeksi dengan tulus dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Jadi, berdoa dan menyebarkan cinta kasih tidak boleh berhenti. Kita harus mempercepat langkah. Pikiran kita harus terfokus, tidak kacau, dan tidak buyar. Kita harus tulus, bersungguh-sungguh, dan terus maju melangkah. Welas asih dan ketulusan harus ditingkatkan. Jangan lengah ataupun malas.

Saat ini adalah saat-saat yang mengkhawatirkan. Namun, saya berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi yang telah berusaha melakukan yang harus dilakukan. Tidak cukup jika hanya kita yang melakukannya. Saya terus berpesan kepada kalian untuk membimbing dan menginspirasi orang lain untuk turut bersumbangsih agar kita sempat untuk mengubah kondisi. Jika tidak, sungguh tiada waktu lagi.

Pendidikan yang mengakar membina welas asih
Membuka hati dan melindungi kehidupan demi meredam wabah
Senantiasa tulus dan tekun serta tidak lengah
Membimbing lebih banyak orang untuk bersama-sama berbuat baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 April 2020  
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 14 April 2020
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -