Ceramah Master Cheng Yen: Membuka Pintu Kebijaksanaan dan Memahami Hukum Sebab Akibat

Kita bisa melihat penderitaan di dunia. Pada umumnya, orang-orang tidak bersedia menjangkau orang yang hidup dalam kondisi sulit, tetapi ada pula orang yang berusaha menenteramkan hati mereka dan memberikan bantuan pada mereka.

Relawan kita menghapus penderitaan mereka dan membersihkan tempat tinggal mereka yang kotor dan berantakan. Ini membutuhkan jalinan jodoh. Tanpa adanya jalinan jodoh baik, para relawan kita juga tidak bisa menjangkau mereka. Jadi, jalinan jodoh sungguh menakjubkan.

Dalam ajaran Buddha, kita menyebutnya hukum sebab akibat. Jadi, kita yang mempelajari Dharma hendaklah memahami hukum sebab akibat.

Setiap hari, saya mengingatkan kalian untuk tidak meremehkan hukum sebab akibat. Selain membuka pintu kebijaksanaan, kita juga harus memahami hukum sebab akibat. Hukum sebab akibat adalah landasan ajaran Buddha yang harus kita pahami secara jelas.

Setelah mengenal hukum sebab akibat, kita tahu bahwa penderitaan berasal dari akumulasi karma buruk. Bukan hanya kemiskinan, penyakit, dan usia tua yang mendatangkan penderitaan. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang terjadi akibat perpaduan berbagai sebab dan kondisi juga mendatangkan penderitaan.


Akibat akumulasi karma buruk selama berkalpa-kalpa yang tak terhitung, kini penderitaan terlihat di mana-mana. Dari kehidupan ke kehidupan, sebelum mengikis habis karma buruk lama, orang-orang kembali menciptakan karma buruk baru. Saat waktunya tiba, seseorang akan menutup pintu kehidupan sekarang dan membuka pintu kehidupan berikutnya dengan membawa akumulasi karma masa lalu. Demikianlah, karma buruk kehidupan lampau belum habis, orang-orang sudah menciptakan karma buruk baru. Noda dan kegelapan batin terus terakumulasi selapis demi selapis dari kehidupan ke kehidupan.

Saya sering mengulas tentang karma buruk kolektif semua makhluk yang terus terakumulasi dari waktu ke waktu. Sebelum mengikis habis karma lama, kita kembali menciptakan karma baru. Jadi, karma buruk terus terakumulasi. Sebelum mengikis semua karma lama, kita sudah menciptakan karma baru. Demikianlah semua makhluk terus mengakumulasi karma buruk sehingga kekuatan karma buruk semakin besar. Ini disebut akumulasi karma kolektif semua makhluk. Jadi, kita harus memahami hukum sebab akibat.

Jalinan jodoh untuk melatih diri tidak mudah diperoleh. Berhubung telah melatih diri dan memahami kebenaran, kita harus menggenggam waktu yang ada. Setelah mengetahui bahwa kita mengakumulasi karma buruk di kehidupan lampau, kita harus melatih diri dengan sukarela. Bagaimana kita melatih diri di kehidupan ini?


Kita harus menjalin jodoh baik. Ini demi mengikis karma buruk kita. Kita harus menerima kondisi kita dengan sukarela dan menjalin jodoh baik dengan sesama. Jika bisa berbuat demikian, saat berinteraksi dengan sesama, akan ada orang yang dengan gembira mendukung apa yang ingin kita lakukan.

Berkat adanya jalinan jodoh baik di kehidupan lampau, di kehidupan sekarang, mereka bersedia mendukung kita. Karena itulah, kita harus menghimpun jalinan jodoh baik. Kita melihat banyak orang berbuat baik bersama.

Contohnya di Sint Maarten, ada satu keluarga yang membagikan bantuan. Mereka membuka toko roti. Awalnya, mereka berusaha semampu mereka untuk menolong sesama. Perlahan-lahan, mereka tahu bahwa ada banyak orang yang menderita. Bersumbangsih tanpa pamrih merupakan suatu berkah.

Relawan Zhu Xi-fang mendapat dukungan dari keluarga dalam menjalankan Tzu Chi. Pascabadai Irma, dia juga membagikan beras yang dikirimkan oleh Tzu Chi Taiwan. Berhubung banyak orang yang membutuhkan, sedangkan jumlah beras terbatas, maka dia membuka karung beras untuk membagikan tiga gelas beras kepada setiap penerima bantuan. Setiap kali membagikan beras, dia membimbing orang-orang untuk berpikiran baik, bertutur kata baik, dan berbuat baik.


Dia sungguh merupakan Bodhisatwa dunia yang terjun ke tengah masyarakat. Di tengah kondisi seperti itu, dia bisa membimbing banyak orang untuk melakukan perbuatan baik yang tak terhingga. Di pulau yang tidak besar itu, semua orang bisa hidup harmonis. Jadi, kita harus bersumbangsih bagi dunia dan membimbing orang-orang untuk melakukan hal yang sama.

Jika semua orang bisa bersumbangsih bagi dunia, akan tercipta masyarakat yang harmonis. Untuk itu, kita harus berbagi prinsip kebenaran. Apakah prinsip kebenaran sulit dipahami? Tidak, ia mudah untuk dipahami. Apakah terdapat rahasia di dalamnya? Tidak.

Inilah tujuan Buddha datang ke dunia ini. Buddha datang ke dunia ini untuk mewariskan Dharma agar setiap orang dapat berbuat baik dan menjadi Bodhisatwa dunia.

Jalinan jodoh sungguh menakjubkan
Memahami kebenaran dan membuka pintu kebijaksanaan
Bersumbangsih di tengah masyarakat dan menyebarluaskan kebajikan
Berbuat baik, bertutur kata baik, dan berpikiran baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 27 Juni 2020
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -