Ceramah Master Cheng Yen: Memedulikan Saudara Se-Dharma dan Memperpanjang Jalinan Kasih Sayang
“Kasus ini sungguh serius, mereka tidak memiliki air. Hari ini, saat kami mendengar berita ini, kami segera datang untuk membantu,” kata Fan Jin-lian Relawan Tzu Chi.
“Dinding, lantai, toilet, dan lainnya terdapat retakan yang sangat jelas. Kami juga menemukan pintu yang tidak dapat dibuka akibat terjadinya gempa,” kata Wu Sheng-zheng Kepala Sekolah.
“Kami datang ke sini untuk memahami kondisi sekolah menengah ini setelah terkena gempa. Kami ingin melihat apa yang dapat kami bantu,” kata Huang Li-yun Relawan Tzu Chi.
Gempa bumi kali ini sungguh membuat banyak orang khawatir. Energi yang tertahan selama beberapa tahun harus dilepaskan pada bencana kali ini. Sesungguhnya, kita semua harus bersyukur karena bencana telah berlalu dan sebagian besar orang selamat. Karma yang berat memberikan bencana yang ringan sehingga sebagian besar orang dapat selamat. Namun, kehidupan ini tidak kekal dan bumi bersifat rentan.
Hendaklah kita terus memiliki kewaspadaan diri. Janganlah kita berpikir bahwa gempa bumi sudah berlalu. Gempa bumi kali ini terjadi untuk menyadarkan kita semua. Apakah kita sungguh-sungguh tersadarkan? Dalam menghadapi bencana yang menggemparkan, kita harus sadar dan mengambil hikmahnya. Apakah kita sudah lebih waspada? Apakah kita sudah tersadarkan? Hendaklah kita bertanya pada diri kita sendiri. Hendaklah kita selalu ingat akan kehidupan yang tidak kekal dan selalu tekun dan bersemangat.
Saya sering memberi tahu kepada semuanya untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan karena empat unsur alam tidak selaras. Beberapa waktu yang lalu, saya selalu membahas bencana gempa bumi dan banjir di berbagai negara. Kita selalu mendengar berita tentang badai, banjir, dan kebakaran. Saya selalu berkata bahwa kita harus selalu mengingat ketidakkekalan hidup. Hendaklah kita tekun dan bersemangat.
Kita harus selalu mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma dengan mengunjungi atau menelepon mereka. Ketika memiliki waktu luang, kita harus mengunjungi para lansia dan mengajak mereka berbicara agar mereka mengingat dan menceritakan kembali masa lalu mereka. Banyak orang yang usianya makin tua, tetapi setiap orang memiliki masa lalu. Saat itu, 30 hingga 40 tahun yang lalu, saat mereka berjalan di Tzu Chi, berapa usia mereka? Saat ini, 30 hingga 40 tahun kemudian, berapa usia mereka?
Saat ini, relawan lansia telah jarang keluar rumah. Oleh karena itu, relawan muda dan paruh baya hendaklah selalu menghargai dan mengasihi mereka. Setelah upaya bantuan bencana saat ini, hendaklah relawan muda mengunjungi para lansia. Hendaklah kalian mencari waktu untuk mengunjungi mereka dan duduk bersama mendengarkan cerita masa lalu mereka. Hendaklah kita mencatat cerita masa lalu mereka sebagai bahan introspeksi diri kita dan dapat kita jadikan sebagai sejarah Tzu Chi.
Dalam sejarah Tzu Chi, relawan lansia adalah benih paling awal. Kisah hidup mereka sungguh berharga. Tanpa adanya mereka, Tzu Chi tidak akan ada sampai hari ini. Hendaklah relawan muda di Yuli sering mengunjungi relawan senior dan mengajak mereka berbicara. Pengalaman terakumulasi seiring berjalannya waktu. Kita harus menghargai masa lalu. Gempa bumi kali ini kembali membangkitkan tekad kita. Kita harus kembali menyatukan hati dengan saudara se-Dharma kita. Hendaklah kita saling mengasihi dan menghargai.
Komite Tzu Chi dan relawan Tzu Chi sekalian, di mana pun terjadi penderitaan, kita harus pergi ke sana untuk membantu. Ketika kita pergi ke suatu tempat dan melihat lansia, hendaklah kita mengimbau para tetangga untuk membantu merawat lansia yang hidup sebatang kara di sekitar mereka. Terlebih lagi, kita harus selalu mengingat dan memedulikan relawan senior Tzu Chi. Belakangan ini, saya selalu mengatakan hal ini.
“Saya berpikir bahwa saya dapat mengerahkan kekuatan saya untuk membantu sehingga saya datang ke sini untuk membersihkan sekolah. Ini adalah kesempatan yang langka. Saya sudah memasuki usia tua. Jika kita tidak menggenggam waktu dengan baik, kita tidak akan mendapatkan kesempatan lagi,” kata Huang Jin-zi relawan Tzu Chi.
Meski usia kita sudah tua, kita tidak boleh berpikir bahwa kita tua. Kita harus menjaga kesehatan kita dan tidak menyerah pada usia tua. Selama kita masih bisa melakukan suatu hal, kita harus sungguh-sungguh melakukannya. Kalian harus menghubungi orang-orang yang kalian kenal dan para donatur untuk kembali mengikuti kegiatan Tzu Chi. Intinya, kita harus mengimbau seluruh insan Tzu Chi untuk kembali mengambil bagian dalam Tzu Chi.
Kepedulian yang ada dalam keluarga besar ini membuat kita dapat merasakan kehangatan. Saya berharap semuanya dapat menjaga diri dengan baik. Saya juga memperhatikan kesehatan saya sendiri. Saya perlu merawat tubuh saya agar memiliki kekuatan untuk melakukan perjalanan keliling. Inilah harapan terbesar saya. Ketika melihat semuanya dalam keadaan baik, saya akan merasa tenang. Semuanya sungguh mengasihi saya. Tentu saja, saya juga mengasihi murid-murid saya. Makin tua usia seseorang, saya makin memedulikannya.
Saya berterima kasih kepada relawan senior Tzu Chi. Saya juga berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi. Di negara mana pun kalian berada, hendaklah kita membangkitkan cinta kasih dan menjadi Bodhisatwa yang memperpanjang jalinan kasih sayang. Dalam jangka waktu yang lama dan pengalaman yang banyak di Tzu Chi, kita telah memperpanjang jalinan kasih sayang. Kita semua saling peduli dan saling memahami.
Hendaklah kita menyebarkan cinta kasih lebih luas. Oleh karena itu, kita membutuhkan himpunan cinta kasih dari semua orang. Saya berharap peta di depan saya dapat menunjukkan lebih banyak tempat yang dipenuhi oleh cinta kasih.
“Hati warga Suriah di Turki ada bersama dengan Tzu Chi. Kami mendoakan semuanya sehat dan damai,” kata Malik Guru.
“Setelah mendengar gempa di Taiwan, saya sungguh sedih. Kami mendoakan semua orang di sana agar tetap aman. Saya mencoba yang terbaik untuk membantu mereka,” kata Omar Ibrahim Murid.
“Teruntuk teman-teman saya di Taiwan, kami sungguh mengasihi kalian. Sama seperti kalian yang ada untuk kami, kami juga selalu ada bersama kalian. Kami berharap kalian semua aman. Kita adalah satu keluarga,” kata Shahd Arab Murid.
Saat ini, kita harus sepenuh hati meneruskan kekuatan cinta kasih kepada generasi mendatang. Hendaklah kita memperkenalkan Tzu Chi kepada semua orang dan menggalang Bodhisatwa. Inilah yang harus kita lakukan saat ini. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Menit dan detik berlalu begitu saja. Hendaklah kita memanfaatkan waktu dengan baik.
Mengingat ketidakkekalan hidup, tekun, dan bersemangat
Mendengarkan cerita masa lalu saudara se-Dharma
Menghormati dan menghargai orang yang lebih tua
Menjadi Bodhisatwa yang memperpanjang jalinan kasih sayang
Mendengarkan cerita masa lalu saudara se-Dharma
Menghormati dan menghargai orang yang lebih tua
Menjadi Bodhisatwa yang memperpanjang jalinan kasih sayang
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 25 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 25 September 2022