Ceramah Master Cheng Yen: Memetik Pelajaran Besar dan Memberi Manfaat bagi Orang Lain
“Kampanye "Aliansi Pengurangan Plastik" di Taichung mulai dijalankan pada 11 November tahun lalu, hingga kini sudah berjalan hampir dua bulan. Para relawan terjun ke komunitas, pasar, pasar malam, dan kawasan bisnis untuk menyosialisasikan pengurangan plastik. Kami juga sangat bersyukur karena kini kami juga sudah mulai terjun ke daerah pelabuhan. Para relawan di sana telah melakukan sosialisasi. Begitu pula di Nantou. Jadi, ini sudah meliputi seluruh wilayah Taiwan Tengah, bukan hanya Taichung,” ujar Wang Zong-bin, relawan Tzu Chi.
“Saat baru bergabung dengan Tzu Chi, saya bertugas memilah kantong plastik di posko daur ulang. Saat itu daur ulang kantong plastik baru dimulai. Kantong plastik menumpuk di Posko Daur Ulang Fuxing kita. Saat itu saya sangat risau. Saya lalu mengajak banyak relawan untuk memanfaatkan waktu malam guna memilah kantong plastik di posko daur ulang. Akhirnya, kami berhasil memilah habis semuanya. Senang sekali akhirnya kini kita bisa menggalakkan gerakan mengurangi kantong plastic dan membawa kantong belanja sendiri. Terima kasih sekali atas pendampingan Kakak Zong-bin dan Kakak Shu-zhen. Pada malam hari tanggal 6 Januari, kami terlebih dahulu mengadakan pengarahan agar para relawan dapat memahami lebih jelas cara memperkenalkan gerakan pengurangan plastik dan gerakan membawa kantong belanja sendiri ini kepada para pemilik toko dan konsumen agar kantong plastik bisa dikurangi, dipakai berulang kali, atau bahkan tidak digunakan sama sekali,” tutur Li Lin Cai-hua, relawan Tzu Chi.
Kita telah melihat kampanye pengurangan plastik di Taichung. Ya, melihat kondisi Bumi saat ini, kita merasa manusia telah banyak merusak Bumi. Manusia juga terus mengeksploitasi barang tambang. Dengan pengetahuannya, manusia malah terus merusak dan mengeksploitasi sumber daya alam di dalam Bumi. Kegiatan ini terus merusak Bumi.
Selain itu, barang yang digunakan dan dibuang manusia juga membawa kerusakan bagi Bumi karena sampah-sampah itu harus dikubur di dalam Bumi. Begitulah manusia mengeksploitasi sumber daya alam, mengolahnya menjadi barang jadi, lalu menggunakannya, dan akhirnya membuang serta menguburnya di dalam tanah sehingga tanah mengalami pengerasan. Semua ini membawa kerusakan.
Demi bertahan hidup, manusia malah merusak Bumi. Akibat dari gaya hidup manusia ini adalah luka bagi Bumi. Manusia merusak Bumi, lalu baru sadar bahwa Bumi telah terluka. Setelah Bumi terluka, adakah cara menyembuhkannya? Tidak ada kesempatan bagi Bumi untuk pulih kembali. Karena itu, manusia harus melakukan pertobatan besar dan membangkitkan kesadaran.
Jika manusia bertobat dan sadar, barulah Bumi dapat sedikit beristirahat dan memulihkan diri sejenak. Meski bekas lukanya tetap ada, tetapi jika manusia berhenti sejenak, masih ada bagian yang bisa terselamatkan. Meski lukanya sudah begitu besar, tetapi jika manusia berhenti sejenak untuk mendengar dan melihat, manusia akan sadar dan bisa berpaling sehingga dapat segera menyayangi dan melindungi Bumi.
Manusia perlu berhenti sejenak, jangan terus merusak Bumi. Melihat kampanye pengurangan plastik tadi, saya sangat tersentuh. Kalian bisa terjun ke pasar dan menghampiri kios-kios atau toko-toko untuk menyosialisasikan pengurangan plastic dengan senyuman dan bahasa yang lembut. Saya juga terharu melihat banyak orang yang memberi respons positif.
Orang-orang saat ini juga mulai memahami kondisi yang ada karena perubahan iklim terjadi dengan sangat cepat. Akses pengetahuan bertambah seiring kemajuan teknologi. Jadi, asalkan kita dapat bergerak sesuai kondisi dan apa yang diperlukan saat ini, mungkin masih sempat. Bukan hanya tidak ada waktu lagi, kini kita juga harus bertindak cepat.
Pernyataan tiada waktu lagi hanyalah seruan. Yang terpenting, saat ini kita harus bertindak cepat. Kita harus segera mengimbau semua orang. Bukan hanya berharap mereka mendengar, kita juga harus membimbing orang-orang untuk bertindak. Bukan hanya menempelkan poster imbauan di kios-kios atau toko-toko, kita juga harus membuat mereka semakin mengerti mengapa Tzu Chi mau mengadakan kampanye ini.
Sesungguhnya, kita bisa saja memilih untuk diam dan menganggap hal ini tiada hubungannya dengan kita. Namun, karena telah memahami kondisinya dan sudah sadar, kita seharusnya bertekad dan berikrar untuk turun ke jalan-jalan untuk menyosialisasikan hal ini. Para relawan juga tidak takut terik matahari. Yang lebih mengharukan, tahun ini cuaca sangat dingin, tetapi kalian juga tetap turun ke jalan.
“Kantong plastik bisa membahayakan Bumi. Sekarang kondisi iklim sudah tidak normal. Kita sungguh harus melindungi Bumi. Bumi hanya satu. Kita semua punya tanggung jawab untuk berpartisipasi,” kata Gan Qing-wen, relawan Tzu Chi.
“Ini adalah kegiatan kemasyarakatan. Sesuatu yang benar harus kita dukung, demi anak cucu kita, demi generasi mendatang,” ujar Zeng Shi-hui, Ketua Komite Pengelola Pasar Shuinan.
“Para relawan kami berusia enam sampai tujuh puluh tahun, ada juga yang hampir 80 tahun. Semuanya tidak takut cuaca dingin demi menolong Bumi ini,” kata Du Wei-xian, Relawan Tzu Chi.
Inilah mengapa kalian bersedia turun ke jalan-jalan untuk menyerukan hal ini. Ini karena kita sudah memahami dan menyadarinya. Bumi ini adalah tanggung jawab kita bersama. Ketenteraman di daerah kita adalah kebahagiaan kita. Ketenteraman dan keselamatan Bumiadalah berkah yang kita ciptakan bagi anak cucu kita. Bukan hanya bagi anak cucu, sesungguhnya kita harus percaya bahwa kita juga akan terus terlahir di Bumi ini. Kita berharap dengan tulus untuk selalu terlahir di alam manusia ini.
“Perencanaan ke depannya harus kami tingkatkan lagi. Kami akan terus memberi perhatian kepada para pemilik took dan mendorong para relawan untuk mengadakan sosialisasi di tengah masyarakat. Terlebih lagi, kini ada sekelompok anak muda yang tengah merencanakan skema untuk mengadakan sosialisasi pengurangan plastic di Kawasan Bisnis Fengdong. Kami berharap dapat mengajak lebih banyak anak muda. Selain itu, kami juga akan menyosialisasikan vegetarisme,” terang Lin Shu-zhen, Relawan Tzu Chi.
Saya sering berkata kita harus memberikan edukasi. Mengapa kita harus memberikan edukasi? Bagaimana kita menjalankan edukasi ini? Bagi saudara se-Dharma, kita bisa berbagi Dharma. "Saya mendengar, saya memahami, saya berlatih, dan saya menumbuhkan jiwa kebijaksanaan." Ini adalah manfaat bagi diri sendiri. Kini yang harus segera kita lakukan ialah membawa manfaat bagi orang lain.
Kita memiliki kekuatan hati karena hati kita telah menerima Dharma. Jadi, kita sudah tahu cara melatih diri. Namun, kita juga harus terhubung dengan berbagai lapisan masyarakat. Dengan begitu, barulah ajaran Buddha dapat masuk ke tengah masyarakat. Kalian harus menjalankan edukasi. Inilah pendidikan.
Mulai tahun lalu, saya terus menekankan "pelajaran besar". Mulai sekarang, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan nyata bagi orang lain. Ini juga merupakan edukasi. Terlebih lagi, praktik nyata adalah edukasi. Kita semua harus bersatu hati untuk terjun ke masyarakat. Inilah pelajaran bagi kita dalam memberikan pendidikan. Karena itu, ini disebut pelajaran besar.
Bersatu
hati terjun ke masyarakat untuk menyosialisasikan pengurangan plastik
Mengajak
semua orang untuk menyelamatkan Bumi
Memetik
pelajaran besar dan memberi manfaat bagi orang lain
Menciptakan
berkah bagi anak cucu dan generasi mendatang
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 01 Februari 2021