Ceramah Master Cheng Yen: Memikul Bakul Beras bagi Dunia dengan Keyakinan, Ikrar, dan Praktik


“Master, 13 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2011, Australia diterjang banjir besar. Saat itu, Master membimbing kami secara langsung tentang bagaimana menjalankan bantuan bencana. Bimbingan Master kala itu sungguh-sungguh meninggalkan kesan yang mendalam di hati kami. Saat itu, Master mengatakan satu kalimat yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Master berkata kepada saya, ‘Wei-cheng, jangan takut. Kamu dapat mengandalkan saya.’ Kalimat itu akan terus terukir di dalam hati saya. Saya sangat berterima kasih kepada Master, tempat kami bersandar seumur hidup. Terima kasih, Master,”
kata Lu Wei-cheng Alumnus Tzu Ching Australia.

Saat ini, saya akan mengatakan hal yang sama, saya akan menjadi tempat kalian bersandar.

“Master, biarkanlah kami bersandar lebih lama, jangan meninggalkan kami,” kata Lu Wei-cheng.

Baik, saya sangat tersentuh. Kali ini, kalian semua telah melintasi gunung dan lautan dengan satu tekad yang sama untuk datang bertemu dengan saya. Mendengar suara kalian, saya merasa sangat senang. Namun, kita tidak dapat mengontrol kehidupan. Manfaatkanlah waktu di tahun ini dengan baik. Kita baru saja memasuki tahun baru. Kalian datang ke Taiwan untuk melewati pergantian tahun. Jangan lupa bahwa di tahun yang baru, kita harus memiliki harapan baru dan bangunlah tekad serta ikrar yang baru. Ini semua adalah arah hidup kalian.

“Nama saya Xie Yi-shan dan tahun ini saya berusia 13 tahun. Saya berasal dari Malaysia. Saya ingin membagikan kisah saya kepada Master. Ayah dan ibu saya juga adalah anggota Tzu Ching saat mereka masih muda. Terlebih lagi, mereka adalah Tzu Ching angkatan pertama di Malaysia. Saat ini, saya berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Tzu Ching di Melaka. Saya juga mengorganisasi kegiatan Tzu Ching bersama dengan para kakak kelas,” kata Xie Yi-shan Anggota Tzu Ching Malaysia.

“Saya berharap saya lebih berani untuk mengemban tanggung jawab dan memanfaatkan kekuatan saya yang kecil untuk menginspirasi lebih banyak orang. Saya juga berharap saya dapat lebih banyak terlibat dalam setiap kegiatan, banyak belajar, dan menggalakkan vegetarisme. Saya ingin mengatakan pada Kakek Guru bahwa hati anak-anak selamanya tidak akan pernah berubah. Kalaupun berubah, kami akan berubah menjadi lebih tekun, bersemangat, dan berani. Terima kasih,” pungkas Xie Yi-shan Anggota Tzu Ching Malaysia.


Hati anak-anak muda sangat murni. Pikiran mereka tidak ada penyimpangan dan hati mereka bagaikan cermin bening yang tidak bernoda dan tidak berdebu. Setiap pemikiran mereka selalu memantulkan cahaya bagaikan secercah cahaya lilin kecil yang menjadi cahaya besar karena pantulan cermin. Begitu pula Bodhisatwa sekalian. Hati kalian sangat murni.

Saya sangat senang mendengar adanya generasi kedua dan generasi ketiga Tzu Chi. Saat ini, ada seorang ibu, adik, dan kakak di tempat ini. Ketika semangat Tzu Chi diwariskan hingga generasi ketiga bahkan keempat, inilah harapan. Jangan sampai generasi pertama dilantik dan menemui saya, lalu kembali ke negaranya tanpa mewariskan nilai dan semangat Tzu Chi. Itu akan sangat disayangkan.

“Kakek Guru, saya adalah relawan Tzu Chi generasi kedua. Sejak usia 3 tahun, saya selalu ikut ibu saya ke Tzu Chi. Saat kuliah, saya mengalami patah hati dan meninggalkan Tzu Chi. Saya lalu mencari kesenangan bersama teman-teman. Namun, saya sangat bersyukur karena ada seorang relawan yang mengajak saya untuk berpartisipasi dalam pementasan Syair Pertobatan Air Samadhi,” kata Xu Ke-xin Anggota Tzu Ching Malaysia.

“Di sana, ada penggalan yang berbunyi, ‘Berikrar untuk menyadari bahwa cinta dan keinginan bagaikan belenggu. Berikrar untuk terbebas dari lima nafsu dan tidak terikat.’ Kalimat ini memiliki makna yang mendalam bagi saya. Dalam sekejap, saya merasa sangat lega. Setelah itu, saya kembali ke Tzu Chi dan terlibat dalam Tzu Ching. Saya menyadari bahwa bukan Tzu Chi yang membutuhkan saya, melainkan saya yang membutuhkan Tzu Chi. Tahun ini, saya akan mengikuti pelatihan dan datang kembali ke sini untuk dillantik,” pungkas Xu Ke-xin.

Kalian semua adalah saudara se-Dharma di dalam Tzu Chi. Hendaknya kalian semua membangun tekad dan ikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus bersatu. Misi Tzu Chi tidak dapat mengandalkan diri saya seorang. Ini semua membutuhkan banyak orang yang semuanya memiliki hati dan rasa tanggung jawab untuk bersumbangsih bagi masyarakat.


“Saya bergabung dengan Tzu Chi saat berusia 40-an tahun. Saya sangat iri melihat kalian yang masih sangat muda. Arena Tzu Chi berbentuk lingkaran. Di kehidupan selanjutnya, saya ingin sama seperti kalian yang terlahir di keluarga Tzu Chi dan mengenal Tzu Chi sejak kecil. Hari ini, saya berdiri di sini. Saya melayani di Tzu Chi sejak rambut saya hitam hingga putih. Ketika bergabung dengan Tzu Chi, saya tidak seperti kalian yang paham bagaimana berikrar saat berbagi pengalaman,”
kata Ji Jing Yang Relawan Tzu Chi.

“Saat kami bergabung dengan Tzu Chi, kami selalu membuat Master sakit kepala. Saya bertumbuh di Tzu Chi dengan bimbingan Master. Saya akan terus membagikan kisah Tzu Chi dan mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan. Budi luhur Buddha sangat luar biasa. Hari ini, saya berdiri di sini sebagai seorang lansia. Meski sudah tua, saya masih bisa menciptakan nilai dalam hidup saya. Saya masih bisa berjalan maju. Inilah ikrar saya,” pungkas Ji Jing Yang relawan Tzu Chi.

Kalian telah melihat Mama Ji. Beliau telah membawa ajaran Tzu Chi ke Malaysia dan banyak negara lainnya dengan menceritakan pengalamannya. Beliau juga selalu menggenggam jalinan jodoh. Di mana pun ada orang yang membutuhkannya, dia akan pergi ke sana. Inilah yang disebut dengan menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Beliau telah membawa semangat Tzu Chi ke tengah masyarakat dan menjadi saksi Tzu Chi.


Saya sering mengatakan kepada anak muda hendaknya semua orang memikul bakul beras bagi dunia. Segenggam demi segenggam beras yang dikumpulkan akan membentuk gundukan beras. Kita dapat melihatnya dari kisah Tzu Chi di Myanmar. Janganlah kita meremehkan kekuatan kita yang kecil. Ketika kita menghimpun kekuatan, akan tercipta kekuatan yang besar. Jangan pernah lupakan momen hari ini, tahun lalu saat kalian tiba di Taiwan, dan saat kalian melewati pergantian tahun. Inilah arah dan tujuan kalian di tahun ini. Setelah kembali ke negara kalian, hendaknya kalian lebih bersungguh hati untuk menggalang Bodhisatwa. Saya berharap semuanya dapat bersatu hati dan lebih bersungguh hati.

Saat ini, telekonferensi memudahkan kita untuk saling berbagi. Hendaknya kita setiap hari mencari 1 kata-kata bajik dan membagikannya sehingga insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat melihat Tzu Ching dari negara mana yang membagikan kalimat inspiratif itu. Kalimat itu tidak harus Kata Renungan Jing Si. Saat ini, kalian telah mengenal ajaran Buddha dan begitu dekat dengan Tzu Chi. Dharma yang telah kalian pelajari dapat menghasilkan kata-kata baik yang dapat kalian bagikan.

Tahun ini, hendaknya kalian merencanakan untuk menyusun sebuah buku. Setiap orang dapat berbagi satu tulisan atau bahkan 2 hingga 3 tulisan. Dengan demikian, semua orang di dunia akan melihat bahwa Tzu Ching telah menyerap Dharma ke dalam hati mereka. Oleh karena telah mengenal Dharma, semuanya memiliki tutur kata yang baik, harapan yang baik, dan tindakan yang baik. Inilah yang disebut keyakinan, ikrar, dan praktik. Inilah hal yang paling saya harapkan.

Bodhisatwa muda sekalian, kalian harus membangun tekad dan ikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Apakah kalian bisa melakukannya? (Bisa.) Ingatlah ketulusan kalian ini.

“Master, kami adalah penerus silsilah Dharma Tzu Chi. Kami akan menjaga Master, menjaga Tzu Chi, dan mewariskan silsilah Dharma. Mohon agar Master tidak khawatir.”

Membangun tekad dan ikrar untuk memiliki arah yang benar dalam hidup
Menghimpun cahaya dengan ketulusan dan kemurnian
Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan harmonis, tekun, dan bersemangat
Memikul bakul beras bagi dunia dengan keyakinan, ikrar, dan praktik

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 07 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 09 Januari 2024
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -