Ceramah Master Cheng Yen: Memikul dan Mewariskan Misi Tzu Chi

Di musim dingin topan masih bisa datang dan beberapa kali membawa bencana bagi Filipina. Filipina baru saja diterjang topan yang membawa banjir besar bagi wilayah tengah, tetapi kini wilayah selatan negara tersebut kembali diterjang badai, yaitu Badai Tropis Tembin. Meski badai ini tergolong ringan, tetapi juga membawa curah hujan tinggi. Melihatnya, hati saya merasa sedih. Kini cuaca benar-benar tidak stabil dan sangat ekstrem.

Kebakaran hutan di California, AS juga terus berlangsung. Bencana kebakaran ini sulit dikendalikan. Kondisinya sungguh memprihatinkan. Jadi, bencana banjir dan kebakaran terjadi di berbagai negara dan membawa bencana yang memprihatinkan. Namun, kita juga melihat berbagai hal yang penuh kehangatan di dunia.

Kita melihat kekuatan cinta kasih. Mereka membawa cinta kasih dari Taiwan ke Afrika. Selama lebih dari 20 tahun ini, mereka selalu bersumbangsih dengan mantap bagi daerah setempat karena telah hidup di sana dan menggunakan sumber daya setempat. Saya berharap semua orang dapat bersumbangsih di daerah masing-masing. Para Bodhisatwa ini menapakkan kaki di Afrika Selatan dan benar-benar mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk menggerakkan relawan lokal. Dengan demikian, di sana ada sekelompok besar relawan yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Setelah memberi perhatian, insan Tzu Chi menemukan bahwa anak-anak mereka memerlukan pendidikan. Kita juga memberikan beasiswa agar anak-anak ini dapat bersekolah. Dalam waktu yang panjang, para relawan terus menggarap ladang berkah dan menyebarkan benih cinta kasih. Kita melihat anak-anak itu sudah tumbuh besar.

doc tzu chi indonesia

Kini di sana juga ada Tzu Ching. Mereka bersumbangsih kembali bagi masyarakat. Mereka tumbuh dari tunas menjadi pohon kecil dan kini telah menjadi pohon besar. Tzu Ching yang telah dilantik juga tidak sedikit. Ini berkat pendampingan penuh kesungguhan dan cinta kasih di daerah setempat. Seiring pertumbuhan mereka seiring waktu, kini kita bisa melihat buahnya.

Kita juga melihat anak-anak para pengusaha turut bersumbangsih. Intinya, lewat jalinan jodoh masing-masing, para anak muda ini dapat melihat penderitaan dan menyadari berkah. Lewat penderitaan yang pernah mereka rasakan, kini mereka juga dapat merasakan penderitaan orang lain sehingga rela bersumbangsih. Para relawan senior mendampingi para anak muda dengan penuh cinta kasih seiring pertumbuhan mereka. Jadi, di sana ada sekelompok anak muda yang mendampingi para relawan senior. Kini mereka juga bertekad untuk turut menyebarkan benih cinta kasih dan melanjutkan misi.

Di antara anak-anak muda di sana, ada seorang teladan bernama Kgabo. Setelah menerima dan merasakan kekuatan cinta kasih dari Tzu Chi, kini di dalam batinnya benih cinta kasih juga tertanam dengan dalam.

“Beasiswa Tzu Chi sangat membantu saya karena telah meringankan beban saya. Siapa yang mau menanggung biaya sekolah saya? Meski Pemerintah juga menyediakan beasiswa, tetapi tidak cukup. Jadi, bagi saya, beasiswa Tzu Chi sungguh telah memberi saya sebuah masa depan yang lebih baik. Tzu Chi benar-benar telah banyak membantu saya,” kata Kgabo.

doc tzu chi indonesia

Dia sangat menyayangi diri sendiri dan mandiri, juga sangat giat belajar. Meski belajar secara jarak jauh, dia tetap bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Kita melihat dia telah tumbuh besar dan telah melihat pencapaiannya. Dia tidak pernah meninggalkan Tzu Chi. Dia selalu memanfaatkan waktunya untuk bersumbangsih di Tzu Chi. Berhubung sifatnya sangat terbuka dan ramah, maka seorang pengacara muda melihat potensi dalam dirinya dan merekrutnya untuk bekerja di firma hukum miliknya.

Pengacara ini bertemu dengan Kgabo saat berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi. Dia menemukan bahwa anak muda ini begitu penuh semangat dan energi, baik hati, dan ramah. Dia memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Budi pekerti seperti ini dapat dilihat orang lain. Orang lain pun dapat mengaguminya. Karena itulah, dia direkrut untuk bekerja. Namun, dia tidak pernah meninggalkan Tzu Chi. Dia masih terus aktif dalam kegiatan Tzu Chi. Dia tetap berada dalam barisan relawan Tzu Chi, selalu berpartisipasi dalam kamp Tzu Ching, dan terus mengembangkan welas asihnya. Dia juga terjun dalam pelayanan masyarakat, baik bagi kaum difabel, warga lansia, maupun anak-anak, dia menjalankannya dengan gembira  dan lapang dada.

doc tzu chi indonesia

Jadi, anak muda benar-benar perlu memiliki lingkungan seperti ini untuk dapat memahami penderitaan. Jadi, saya berharap anak-anak muda terus bersumbangsih, terus belajar, dan terus berbagi pengalaman yang dirasakan.

Saat bekerja sama dengan para relawan senior, kita bisa melihat bagaimana mereka melakukannya, bagaimana mereka mengubah kehidupan orang lain. Kini kami tengah belajar dari mereka. Dengan berbagi sesuatu, pasti akan mengubah pola pikir orang lain secara alami. Kami sedang mencobanya. Jadi, kami sering melakukan presentasi karena kami mencoba untuk menyebarkan cinta kasih ini.

Mereka sudah berusia lanjut, maka kini giliran kami yang terjun untuk menginspirasi orang-orang. Seperti lirik lagu Mars Tzu Ching yang berbunyi, “Memikul misi Buddha, Mewariskan langkah-langkah sejarah Tzu Chi.”

Benar, kita harus memikul misi Buddha dan mewariskan jejak langkah sejarah Tzu Chi. Kita harus melangkah maju setapak demi setapak. Setiap langkah yang diambil harus sangat mantap.

Waspada terhadap bencana yang kerap terjadi
Menginspirasi orang sebagai sumbangsih bagi daerah setempat
Penerima beasiswa Tzu Chi kini dilantik menjadi relawan Tzu Chi
Memikul dan mewariskan misi Tzu Chi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Desember 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 25 Desember 2017

Editor: Metta Wulandari

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -