Ceramah Master Cheng Yen: Memiliki Kebijaksanaan dan Kesadaran Dalam Kehidupan


“Hari ini, saya akan membawa Master untuk menyaksikan Depo Daur Ulang Yuanshulin secara daring. Lahan di depo ini merupakan sumbangan dari Kakak Huang Mao-sen yang telah bertekad untuk berbuat baik. Kami sangat bersatu hati dalam kegiatan daur ulang. Kami akan mengajak Master ke depo yang lebih meriah lewat telekonferensi,” ujar Liao Qiu-lan, relawan Tzu Chi.

“Master, sekarang kita akan berjalan masuk ke dalam depo daur ulang. Relawan pelestarian lingkungan kita yang menggemaskan sedang menunggu Master. Silakan Master ikuti kami dengan pelan-pelan,” lanjutnya.

Baiklah, beri tahu saya jika sudah tiba.

Kami bersatu hati di Heqi Daxi dan mengasihi Bumi dengan kesungguhan hati. Kami menjaga kebersihan dari sumbernya dan melakukan daur ulang. Master, jagalah kesehatan dengan baik. Kami mengasihi Master.

Saya sangat bersyukur. Sungguh, kalian telah melakukan apa yang hendak saya lakukan. Ke mana pun saya pergi, saya akan mendengar

para insan Tzu Chi berkata, "Kami mengasihi Master." Dahulu, saya sering berkata, "Kasihilah orang yang saya kasihi." Namun, kini saya tak perlu lagi mengatakannya karena kalian semua telah memahami bahwa jika kalian mengasihi saya, kalian juga harus mengasihi orang yang saya kasihi.

Kalian telah mewujudkannya, bahkan apa yang kalian lakukan telah melebihi ekspektasi saya. Semuanya sangat indah. Tadi saya melihat depo daur ulang kita yang begitu bersih dan rapi. Saya juga mendengar bagaimana kalian tulus bersumbangsih, baik dengan mengerahkan tenaga maupun menyumbangkan uang atau lahan. Segalanya kalian lakukan atas inisiatif sendiri.

Kalian bahkan menjangkau rumah orang yang membutuhkan untuk bersumbangsih. Banyak orang yang tidak dapat meminta bantuan secara langsung. Mereka sangat membutuhkan curahan perhatian dari sesama. Banyak pula yang sangat membutuhkan bantuan, tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara dan di mana mereka harus meminta pertolongan.


Tidak ada yang membantu mereka saat mereka membutuhkan. Namun, ada sekelompok relawan kita yang begitu tulus dan rela bersumbangsih. Mereka aktif menyurvei kondisi di komunitas sehingga dapat segera menemukan orang yang membutuhkan bantuan tanpa harus ada yang melaporkan. Jadi, mereka bagaikan Bodhisattva Avalokitesvara yang selalu muncul untuk meringankan penderitaan.

Saat orang-orang yang menderita tidak bisa mendapatkan bantuan, relawan kita pun dapat segera menemukan dan membantu mereka atas inisiatif sendiri. Tidak hanya barang bantuan yang telah tersalurkan, kasih sayang relawan kita pun telah tercurahkan bagi penerima bantuan. Selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita hendaknya juga beranjali untuk menyampaikan doa dan rasa syukur kita. Saya yakin kalian semua dapat mempraktikkannya.

Kalian merupakan Bodhisattva dunia yang memberi bantuan sesuai kebutuhan semua makhluk. Setiap kali ada barang daur ulang, kalian pun akan mengumpulkannya. Saat ini, ada begitu banyak masalah sampah. Kalian pun telah mengumpulkan banyak barang ke depo daur ulang. Lihatlah barang-barang yang kalian bongkar dan gunting, banyak yang terlihat masih bagus, tetapi orang-orang membuangnya ke tempat sampah.


Beruntung, ada relawan kita yang mengasihi dan menghargai sumber daya. Mereka mendaur ulang barang-barang tersebut. Lihatlah, barang-barang yang begitu bagus ini telah dibuang orang-orang.

Hendaklah kita menghargai berkah. Kita melakukan daur ulang agar barang tersebut dapat digunakan kembali.

Sungguh, jika kita memahami bagaimana mengasihi sumber daya, bagaimana mungkin kita tidak mengasihi sesama? Kita tentu bisa mencurahkan cinta kasih saat ada orang yang membutuhkan. Lihatlah betapa rapinya kalian menata barang-barang daur ulang ini. Ketika ada yang membutuhkan alat bantu, kalian pun siap mengantarkannya bagi mereka.


“Saat terjadinya kecelakaan kereta Taroko Express pada tanggal 2 April tahun lalu di Hualien, kami mengantarkan sejumlah kursi roda dan tongkat dari Taoyuan ke Hualien. Selain itu, saat kasus Covid-19 di Taiwan melonjak pada bulan Mei tahun lalu, Mei-hui, seorang kepala perawat dari bangsal khusus Covid-19 di RS Tzu Chi Taipei, mengajukan permintaan kepada kami. Beliau bertanya apakah kami memiliki kasur lipat karena para perawat di bangsal khusus terbiasa tidur di kasur yang empuk di rumah. Mereka tidak terbiasa dengan kasur keras di asrama sehingga mereka tidak bisa tidur nyenyak. Kami pun segera menyiapkan 12 buah kasur lipat, sembilan dari Taoyuan dan tiga lainnya dari Keelung. Kemudian, kami mengantarkannya ke RS Tzu Chi Taipei pada sore hari itu juga agar para perawat dapat tidur di kasur yang empuk,” tutur Zeng Qing-an, relawan Tzu Chi.

“Saat kegiatan vaksinasi diadakan di Taoyuan, kami juga mengantarkan 80 unit kursi roda ke Dinas Kesejahteraan Sosial Taoyuan. Berhubung mereka kekurangan kursi roda dan telah meminta bantuan kepada kami, dalam tiga hari, kami pun mengantarkan 80 unit kursi roda bagi mereka. Inilah pelayanan kami bagi masyarakat. Kami juga menemukan mantan donatur kita. Suatu hari, saat kami menyalurkan bantuan ke Daxi, kami bertemu dengan seorang paman berusia 70-an tahun yang mengajukan permintaan tempat tidur pasien bagi ibunya yang telah berusia 90-an tahun,” sambungnya.

Saat kami tiba di sana, beliau pun mengeluarkan setumpuk tanda terima donasi dari tahun 1990-an. Beliau terus bertanya kepada kami apakah beliau perlu membayar untuk tempat tidur itu. Saya pun menjawab, "Tidak perlu." Lalu beliau bertanya lagi, "Bagaimana dengan biaya pengirimannya?" Saya juga menjawab, "Tidak perlu. Anda sudah membayarnya 30 tahun yang lalu." Beliau pun sangat tersentuh setelah mendengarnya. Beliau juga berkata, "Saya tidak memiliki penghasilan sekarang, tetapi saya ingin berdonasi. Apa yang bisa saya lakukan?" Saya menjawab, "Saya akan meminta relawan kami untuk mengunjungi Anda. Jika Anda memberikan donasi, simpanlah dan wariskanlah tanda terima donasi bagai warisan keluarga Anda," pungkasnya.

Kalian sungguh sangat luar biasa. Saya merasa sangat puas. Itu bagaikan kerukunan dalam sebuah keluarga. Ketika orang tua melihat anak-anaknya hidup rukun dan saling menjaga, tentu orang tua itu sangat senang dan dipenuhi berkah. Demikianlah perasaan saya sekarang saat melihat kalian bekerja sama dalam keharmonisan. Hendaklah kalian bersungguh-sungguh untuk menghargai kekuatan cinta kasih kalian.


Kita telah menjalankan Tzu Chi berpuluh-puluh tahun dan kalian semua telah menjadi relawan senior sekarang. Tim kita ini sangatlah sempurna karena setiap orang tulus bersumbangsih. Namun, saya harus memberi tahu kalian bahwa setiap orang memiliki temperamen dan caranya sendiri dalam melakukan sesuatu. Jadi, adakalanya kita akan mengalami konflik.

Ketika kalian tidak sengaja menginjak kaki seseorang, minta maaflah kepada orang tersebut. Bungkukkanlah badan dan berkata, "Maaf, saya tidak berhati-hati dalam berjalan. Terima kasih telah menyadarkan saya." Saat menginjak kaki seseorang itulah kita harus tersadarkan. Jika kita senantiasa memiliki rasa syukur terhadap materi yang ada, tentu kita dapat menemukan fungsi dari materi-materi tersebut.

Singkat kata, mereka yang belajar akan tersadarkan. Jadi, hendaklah kita meneladani Buddha. Di bawah aksara Mandarin "belajar" terdapat aksara "anak", sedangkan di bawah aksara Mandarin "sadar" terdapat aksara "melihat". Jadi, bagaikan anak kecil yang tidak tahu apa-apa, ketika telah tumbuh dewasa, kita pun dapat melihat dan mengetahui segala hal di dunia dengan jelas. Demikianlah yang disebut "sadar".

Saya yakin kalian semua mengerti apa yang saya sampaikan ini. Apakah kalian sudah mengerti? (Ya) Saya bersyukur kepada kalian semua yang telah bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Terima kasih. (Terima kasih, Master) Bagus, teruskanlah perjuangan kalian. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.

Terima kasih.

Para relawan mengasihi orang yang Master kasihi
Para relawan bersumbangsih tanpa pamrih atas inisiatif sendiri
Para relawan bekerja sama dalam keharmonisan dan tulus bersumbangsih
Memiliki kebijaksanaan dan kesadaran dalam kehidupan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 05 Juni 2022
Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -