Ceramah Master Cheng Yen: Memiliki Kesadaran di Era Kerusakan yang Penuh Kekeruhan

Setiap hari, saya merasa sedih dan khawatir melihat bumi yang terus terluka. Kita bisa melihat bencana kebakaran, gempa bumi, dan banjir yang sungguh menakutkan. Bumi ini mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Dalam fase pembentukan dan keberlangsungan, manusia terus-menerus menciptakan karma buruk dan merusak bumi. Dari kehidupan ke kehidupan, manusia semakin menyimpang dan menciptakan semakin banyak karma buruk. Fase keberlangsungan dan kerusakan telah berlangsung selama berkalpa-kalpa.

Dalam Sutra sering diulas tentang kalpa yang berarti waktu yang sangat panjang. Selama berkalpa-kalpa, kita hidup di tengah delusi dari kehidupan ke kehidupan. Konflik antarsesama manusia membangkitkan kegelapan batin yang berkembang menjadi karma buruk kolektif semua makhluk. Bagai bola salju yang menggelinding, konflik antarmanusia semakin lama semakin banyak dan besar sehingga terciptalah karma buruk kolektif. Saat karma buruk kolektif tercipta, bencana besar akan terjadi di suatu tempat. Karma buruk kolektif semua makhluk dapat mendatangkan bencana besar.

Saat ini, kita berada pada era kerusakan yang penuh kekeruhan. Banyak orang yang pikirannya tidak murni. Pandangan dan pikiran orang-orang dipenuhi noda dan kegelapan batin sehingga mereka terus menciptakan karma buruk. Kita bisa melihat bumi terus terluka karena terus terjadinya bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Orang-orang masih tenggelam di tengah nafsu keinginan, memperhitungkan banyak hal, dan terus menciptakan karma buruk. Sungguh sulit untuk menganalisis mengapa nafsu keinginan manusia begitu besar.

Kita juga bisa melihat sejarah tanggal 29 Agustus pada 11 tahun yang lalu. Hari itu, Amerika Serikat diterjang Badai Katrina. Badai ini mendatangkan bencana besar di New Orleans, Louisiana. Badai ini merusak tanggul sehingga terjadi banjir besar. Karena itu, warga dievakuasi ke berbagai wilayah, termasuk Texas. Insan Tzu Chi juga bergerak untuk membantu. Relawan di tempat yang jauh menggalang dana, sedangkan yang dekat terjun ke lokasi secara langsung.

Insan Tzu Chi dari California mengemudikan mobil pelayanan medis menuju Texas untuk menggelar baksos kesehatan, sedangkan insan Tzu Chi di Texas membagikan kupon belanja, kartu debit, dan lain-lain. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Sebelas tahun berlalu dalam sekejap. Kini, kita bisa melihat guyuran hujan deras kembali menimbulkan banjir besar di wilayah yang sama. Warga setempat berkata bahwa hujan kali ini sangat menakutkan. Curah hujannya merupakan tiga kali lipat dari curah hujan yang didatangkan Badai Katrina. Dalam 500 tahun terakhir, tidak pernah terjadi banjir sebesar ini.

Untuk menyalurkan bantuan, insan Tzu Chi harus menempuh jarak yang jauh. Meski Texas lebih dekat, tetapi para relawan juga harus mengemudi selama 5 hingga 6 jam, baru bisa menyurvei lokasi bencana. Tim tanggap darurat gelombang pertama melaporkan bahwa instansi penyaluran bantuan juga terkena dampak bencana.

“Bencana banjir melanda wilayah Baton Rouge. Fasilitas kami terendam banjir sedalam 4 kaki. Karena itulah, kami tidak bias merespons bencana ini.” Ungkap Michael G. Manning Ketua Bank Makanan Baton Rouge.

“Sembilan dari sepuluh fasilitas kami rusak total. Saya mulai berpikir bagaimana kami bias menolong orang-orang yang datang setiap hari untuk mendapatkan makanan, pakaian, pelayanan kesehatan, dan bantuan lainnya.” Tambah Michael G. Manning

Wilayah ini sangat kekurangan barang kebutuhan sehari-hari. Gudang-gudang yang digunakan untuk menyimpan barang bantuan yang diperlukan orang-orang telah tergenang banjir. Palang Merah juga menyatakan bahwa kali ini, fasilitas dan gudang mereka telah tergenang banjir. Meski demikian, mereka tetap mencurahkan perhatian di sana. Insan Tzu Chi telah tiba di lokasi bencana dan menyurvei lokasi bencana. Mereka juga membawa 200 buah kartu debit.

“Kita membawa 200 buah kartu debit ke sini. Kita mungkin akan langsung membagikannya. Saya rasa ini merupakan bantuan yang paling dibutuhkan warga sekarang. Kondisi bencana di sini sungguh sangat parah.” Ungkap Mary Meredith, Kapten Bala Keselamatan Baton Rouge.

Saat memberikan bantuan di sana, relawan kita juga mengajak semua umat beragama berdoa bersama dengan tulus. Saat umat Katolik dan Kristen memimpin doa, relawan kita juga berdoa dengan tulus. Lalu, insan Tzu Chi juga memimpin doa. Umat dari berbagai agama meningkatkan cinta kasih dan berdoa dengan tulus.

“Saya kehilangan segalanya akibat banjir. Saat teringat akan kondisi saat itu, saya tetap merasa sangat sedih. Namun, setelah semua bencana ini berakhir, saya pasti akan membalas budi Tzu Chi.” Ungkap Le Thi Vo, Korban bencana.

“Hari ini, saat menerima kartu debit, saya gembira hingga tidak sanggup menahan air mata. Saya akan menggunakan uang ini untuk membeli makanan. Saya tidak akan membeli pakaian karena pakaian bisa dicuci. Jadi, saya tidak perlu membeli pakaian baru.” Ungkap Ky Van Le, Korban bencana.

“Saya sangat terkesan. Ini lebih dari yang kami harapkan. Saya berpikir mereka hanya akan mendapat 100 atau 200 dolar AS. Namun, kini mereka mendapat 500 dolar AS. Itu sangat banyak. Itu merupakan nilai yang besar bagi mereka.” Ungkap Ruan Ying-yong, Ketua komunitas keturunan Vietnam.

Singkat kata, dalam 500 tahun terakhir, belum pernah turun hujan sederas ini selama tiga hari berturut-turut. Ini sungguh menakutkan. Pada era kerusakan ini, setiap orang harus mawas diri dan berhati tulus. Kita bisa melihat banyak Bodhisatwa dunia yang bergerak untuk memberikan bantuan. Namun, relawan di Amerika Serikat sungguh terlalu sedikit. Meski Amerika Serikat termasuk negara maju, tetapi jika warganya tidak tersadarkan, maka sangat sulit untuk aman dan tenteram. Singkat kata, kekuatan cinta kasih terakumulasi dari interaksi antarmanusia. Kita harus menggenggam waktu, baru bias mengakumulasi lebih banyak kekuatan cinta kasih.

“Saya kehilangan segalanya. Baik doa, bantuan, senyuman, maupun kata-kata, semuanya bisa membantu.” Ungkap Vanessa Savage, Karyawan Formosa Plastics Group.

“Saat kami bangun, perusahaan berkata, “Kita akan mendapatkan bantuan.” Kami juga akan berdonasi untuk membalas budi. Kalian membantu kami, kami juga akan membantu kalian. Anda bisa menggunakan kartu ini.” Ungkap Brian Hall, Karyawan Formosa Plastics Group.

“Terima kasih banyak. Terima kasih, ini sangat bermakna bagi saya. Terima kasih. Tuhan memberkahimu. Terima kasih banyak.” Ungkap Stephen Cherry, Korban bencana.

“Saya menerima lebih banyak cinta kasih daripada uang ini. Cinta kasih jauh lebih bermakna daripada uang.” Ungkap  Wade Boudreaux, Korban bencana.

Bencana terjadi akibat karma buruk kolektif semua makhluk

Menyalurkan bantuan bencana di wilayah yang dilanda banjir besar

Umat dari berbagai agama berdoa bersama dengan tulus

Hidup di era kerusakan, setiap orang hendaknya tersadarkan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29  Agustus 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 31 Agustus 2016

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -