Ceramah Master Cheng Yen: Memiliki Kesatuan Hati dan Tekad untuk Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk


“Kami selalu berada di sini untuk menjaga Taiwan Timur. Pernahkah kalian berpikir, ketika jalur kereta dan jalan raya terputus, jika Master tidak mendirikan RS Tzu Chi Hualien pada lebih dari 30 tahun yang lalu, ke mana pasien dengan kondisi kritis harus pergi? Saya sungguh tidak tahu. Saya sangat berterima kasih kepada relawan dan seluruh staf rumah sakit yang bersedia mendedikasikan diri selama beberapa waktu ini untuk membantu masyarakat setempat,”
kata Li Yi Sekretaris medis Pusat Medis Tzu Chi Hualien.

“Pada saat terjangan Topan Gaemi mendatangkan angin terkencang dan hujan terderas, kita masih memberikan pelayanan rawat jalan untuk 2.600 pasien. Keesokan harinya, kita juga melayani hampir 2 ribu pasien dan operasi tetap dijalankan sesuai jadwal,” pungkas Li Yi.

Hualien harus memiliki rumah sakit karena tugas kita adalah melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Saya sangat bersyukur karena lebih dari 30 tahun ini, RS Tzu Chi Hualien telah berjalan dengan baik dan telah menyelamatkan nyawa dengan tepat waktu. Saat ini, banyak orang dari luar negeri datang ke Hualien untuk mendapatkan pelayanan medis. Intinya, misi kesehatan dan pendidikan sama-sama melindungi.

Misi kesehatan melindungi kehidupan dan kesehatan, sedangkan misi pendidikan melindungi jiwa kebijaksanaan. Pendidikan adalah harapan kehidupan. Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan memerlukan pendidikan. Hendaknya kita mengukuhkan misi pendidikan karena pendidikan adalah harapan. Misi kesehatan adalah pelindung kehidupan. Keduanya sangat memerlukan budaya humanis.

Misi pendidikan membutuhkan budaya humanis; misi kesehatan juga memerlukan budaya humanis. Dengan adanya budaya humanis barulah misi kesehatan dan misi pendidikan kita bisa terlihat nyata. Inilah harapan besar yang sesungguhnya. Tentu saja, kedua misi ini tidak terpisah dari misi amal. Dengan adanya misi amal, barulah ada misi pendidikan dan misi budaya humanis.


Saya berpartisipasi dalam misi budaya humanis dan memanfaatkan setiap menit dan detik untuk belajar. Di awal usia 30 tahun, saya menerbitkan buku berjudul ‘Cinta Kasih Agung’ dalam rangka peringatan 30 tahun Tzu Chi. Mulai dari ‘Cinta Kasih Agung, Hidup Berdampingan dengan Bumi, hingga Setengah Abad Menjalankan Ikrar’, saat bekerja di Commonwealth Publishing, saya telah menerbitkan 20 hingga 30 buku tentang Tzu Chi. Buku-buku ini memberikan dampak besar serta sangat bermakna dan bernilai,” kata Lin Tian-lai Ketua Merek Pusat Budaya Humanis Tzu Chi.

Selama lebih dari 50 tahun, untuk berdiri kokoh dalam misi amal, kita sesungguhnya tidak memiliki apa pun yang dapat diandalkan. Kita hanya mengandalkan praktik 50 sen. Dengan praktik 50 sen ini, kita mulai menyebarkan prinsip kebenaran yang membawa harapan bagi dunia.

Di Tzu Chi, kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Mungkin ada yang mengatakan, "Agama saya bukan Buddha. Saya tidak berada dalam Jalan Bodhisatwa." Sesungguhnya, apa pun agama Anda, Bodhisatwa hanyalah kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti makhluk berkesadaran. Dalam bahasa Sanskerta, ini disebut "Bodhisatwa". Jalan Bodhisatwa adalah jalan agung. Jalan ini memberikan arah bagi kehidupan kita. Hendaknya kita melihat jalan yang benar ini. Tidak hanya melihat, kita juga harus menapakinya. Dengan memulai langkah di Jalan Bodhisatwa, kita dapat melihat kondisi batin kita.


Di dunia ini, ada dia, Anda, dan saya. Kita semua adalah manusia. Tiga orang atau lebih dapat membentuk kelompok. Ajaran Buddha sering berkata tentang "semua makhluk". Kita harus menyelamatkan semua makhluk, bukan hanya manusia. Manusia, hewan, tumbuhan, dan semua yang ada di dunia ini disebut sebagai semua makhluk. Jadi, pencerahan dalam ajaran Buddha ialah menghormati kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.

“Pada tanggal 1 Agustus, ada banyak dokter dalam pelatihan dan dokter residen yang hadir. Terhadap orang-orang yang bergabung di RS kita, baik dokter maupun profesi lainnya, kami sangat berterima kasih pada mereka dan menghargai jalinan jodoh ini. Setiap hari Rabu pagi, tim kami dan relawan Tzu Chi akan memimpin staf yang baru untuk belajar tentang semangat relawan. Sesungguhnya, mereka juga memiliki banyak pemikiran. Ada seorang psikolog baru yang berkata bahwa kelak dia ingin menjadi payung bagi anak-anak agar mereka dapat merasa terlindungi,” kata Chao You-chen, Kepala RS Tzu Chi Taipei.

Kita harus tahu bagaimana cara membina mereka agar tunas muda dapat tumbuh menjadi bagian dari masyarakat yang berani untuk mengemban ikrar agung mereka guna membawa manfaat bagi masyarakat. Belakangan ini, saya telah mendengar dan melihat tentang alumni kita yang mengemban tanggung jawab di tengah masyarakat. Kita telah membina banyak perawat. Di Rumah Sakit Tzu Chi, baik yang kecil maupun besar, terdapat dokter dan perawat yang kita bina. Melihat mereka, saya merasa bahwa "butuh seratus tahun untuk membina insan berbakat".


Kita harus terus membina insan berbakat karena inilah pencapaian terbesar. Tentu saja, dalam menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma, kita harus melangkah dengan mantap. Misi kesehatan kita sudah tersebar ke seluruh dunia. Seiring dengan misi amal yang menjangkau dunia internasional, misi kesehatan kita pun demikian. Misi pendidikan kita pun telah tersebar ke seluruh dunia. Banyak alumni kita yang pergi ke luar negeri untuk mengembangkan diri dan karier. Singkat kata, kita memiliki 2 Bodhisatwa yang akan bergabung.

Tian-lai, namanya benar-benar memiliki arti turun dari langit. Dia sangat berpengalaman dalam dunia penerbitan, terutama Majalah CommonWealth. Dia telah memiliki pengalaman selama puluhan tahun. Ada pula Bapak Dai. Kini, beliau kembali ke Universitas Tzu Chi dan menjabat sebagai wakil rektor. Bapak Luo telah mendedikasikan diri selama 29 tahun. Saya sangat berterima kasih. Beliau telah mendedikasikan diri dari Akademi Keperawatan Tzu Chi hingga saat ini menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Kontribusinya sungguh besar.

Beliau memiliki banyak pengalaman dan telah bersumbangsih banyak bagi pendidikan. Saya memintanya untuk tidak melupakan masa lalu dan terus bersumbangsih di masa mendatang. Hendaknya kita memiliki tekad yang sama, yakni membangkitkan ikrar agung dan menumbuhkan kekuatan cinta kasih. Saya yakin bahwa di masa depan, misi Tzu Chi dapat membawa manfaat lebih besar bagi dunia. Saya berharap kita dapat bersungguh hati. 

Menjalankan misi amal dengan praktik dan ikrar
Mengembangkan misi kesehatan untuk melenyapkan penderitaan akibat penyakit
Misi pendidikan dan budaya humanis melindungi jiwa kebijaksanaan
Bodhisatwa membawa manfaat dengan cinta kasih berkesadaran

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 21 Agustus 2024
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -