Ceramah Master Cheng Yen: Memiliki Tata Krama dan Membina Akhlak
Muda mudi Tzu Ching berikrar: Kami berikrar mewariskan semangat dan filosofi Tzu Chi dengan keteguhan tekad. Dalam ulang tahun Tzu Ching yang ke-25, kami berikrar mempraktikkan Dharma, bervegetaris untuk melindungi semua makhluk, membabarkan Dharma, dan giat melatih diri untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Kakek Guru, anak-anak Kakek Guru selalu berada di sini.
Anggota Tzu Ching sekalian, melihat ketekunan dan semangat kalian, saya sangat tenang, gembira, dan penuh keyakinan. Saya merasa tenang karena kalian, para anggota Tzu Ching, masih berada di sini dan tidak meninggalkan Tzu Chi. Inilah yang membuat saya merasa tenang.
Melihat kalian melatih diri dengan tekun dan bersemangat, saya sangat gembira. Berhubung setiap orang tekun dan bersemangat, maka Dharma dapat terus diwariskan. Inilah yang seharusnya kalian lakukan.
Anggota
Tzu Ching sekalian, kita harus belajar menapaki Jalan Bodhisatwa Tzu Ching
sekalian, kita harus belajar menapaki Jalan Bodhisatwa dan tata krama. Kini,
ada sebagian anak muda yang tidak memiliki tata krama. Tanpa tata krama,
bagaimana mungkin memahami kebenaran?
Tata krama adalah bagian dari kebenaran. Orang yang berakhlak bisa memperoleh pencapaian. Dengan membina akhlak, kita akan memperoleh pencapaian. Jika tidak berusaha untuk melatih diri, kita tidak akan memperoleh pencapaian dan memahami kebenaran.
Tanpa tata krama, bagaimana mungkin memahami kebenaran? Jadi, saya sangat khawatir. Namun, saya bisa melihat para alumni Tzu Ching tetap memiliki tekad pelatihan. Mereka hanya kurang tekun. Jika mereka bisa lebih tekun mewariskan semangat dan filosofi Tzu Chi serta mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya, maka jalan cinta kasih universal akan terbentang luas ke seluruh dunia.
Saya sudah lanjut usia. Masa depan adalah milik anak-anak muda. Kalian harus memiliki kesadaran. Pada zaman sekarang, kita harus bisa membedakan benar dan salah. Kini, sangat sulit untuk membedakan benar dan salah. Zaman sekarang penuh dengan perangkap. Jika anak muda tidak bersungguh hati, maka akan mudah terperangkap.
Beberapa
waktu yang lalu, begitu pula sekarang, banyak orang yang bermain “Pokemon Go”.
Saya ingin memberi tahu kalian bahwa itu hanya membuang-buang waktu. Banyak
orang yang tenggelam dalam permainan. Waktu yang berlalu tidak akan kembali
lagi. Jika kita mengucapkan kata yang salah, kita masih bisa minta maaf dan
mengulanginya. Jika kita berbuat salah, kita juga bisa mengulang dan
memperbaikinya. Namun, waktu tidak bisa diulang sedetik pun.
Sekarang teknologi sangat canggih, tetapi manusia malah terbelenggu olehnya. Setiap orang memiliki satu, dua, atau bahkan tiga ponsel. Kini, satu ponsel memiliki berbagai fungsi. Kita hendaknya menggunakannya dengan bijak. Contohnya, saat terjadi bencana di negara yang terletak jauh dari Taiwan, saya akan meminta murid-murid saya untuk mencari informasi di Google agar saya bisa mengetahui lokasi negara yang dilanda bencana, jarak antara lokasi bencana dengan negara yang terdapat insan Tzu Chi, dan bagaimana menyalurkan bantuan bencana. Seperti inilah kita memanfaatkan kecanggihan teknologi. Selain itu, ceramah saya setiap pagi juga memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Saya sangat bersyukur dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, insan Tzu Chi di seluruh dunia bisa terhubung lewat telekonferensi untuk mengikuti ceramah pagi saya. Subuh di Taiwan mungkin adalah sore, pagi, atau tengah malam di negara lain. Mereka bisa mendengar ceramah saya secara langsung seperti berada di hadapan saya.
Ada pula relawan di berbagai negara yang sangat tekun dan bersemangat. Mereka meminta rekaman ceramah pagi saya agar mereka dapat menontonnya pada pukul 05.10 pagi waktu setempat, sesuai waktu saya mulai memberikan ceramah. Setiap hari, mereka keluar rumah sebelum matahari terbit dan berkumpul di suatu tempat untuk mendengar Dharma. Jadi, ada orang di Griya Jing Si yang menyiapkan rekaman ceramah pagi saya untuk mereka agar mereka dapat mendengar ceramah saya di pagi hari begitu menyalakan komputer. Inilah contoh pemanfaatan teknologi.
Ceramah saya setiap pagi bisa didengar oleh relawan di seluruh dunia berkat kecanggihan teknologi. Saya sangat bersyukur pada teknologi. Namun, saya juga khawatir orang-orang menggunakannya untuk sesuatu yang tidak baik. Contohnya orang-orang yang bermain “Pokemon Go”. Mereka menjadi seperti orang gila. Bahkan, ada yang mengetuk pintu rumah orang lain di tengah malam dan berkata bahwa mereka ingin masuk untuk menangkap Pokemon. Ini adalah kisah nyata. Masalah seperti ini sungguh menggundahkan hati orang-orang dan mengganggu ketenteraman masyarakat. Saya sungguh sangat khawatir.
Saya juga khawatir akan internet. Internet juga bisa dimanfaatkan dengan bijak seperti yang saya katakan tadi. Ada sistem Komputasi Awan yang interaktif dan bisa dimanfaatkan untuk berbagi informasi positif. Bodhisatwa sekalian, kalian harus menetapkan target dan menyemangati diri sendiri. Pada zaman sekarang, kalian harus bisa membedakan benar dan salah. Detik dan menit terus berlalu tanpa henti. Saya tidak bisa berkata lebih banyak lagi. Saya berharap kalian semua dapat senantiasa bersungguh hati.
Kalian harus sering menghubungi dan menyemangati satu sama lain. Kalian harus memanfaatkan ponsel kalian dengan bijak untuk membentangkan jalan cinta kasih universal ke seluruh dunia. Tidak peduli terpisah sejauh apa pun, kalian harus saling menyemangati dan mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya. Jadi, sesama Bodhisatwa harus terus menyemangati satu sama lain dan berbagi prinsip kebenaran. Kita harus ingat bahwa tata krama adalah bagian dari kebenaran dan orang yang berakhlak memperoleh pencapaian. Karena itu, kita harus lebih bersungguh hati dan tekun melatih diri.
Membentangkan jalan cinta kasih universal ke seluruh dunia
Memanfaatkan teknologi dengan bijak
Memiliki tata krama dan membina akhlak
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Maret 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Maret 2107
Editor: Metta Wulandari