Ceramah Master Cheng Yen: Mempelajari Konsep Daur Ulang dan Menciptakan Kebahagiaan

“Saya meminta barang daur ulang ditaruh di samping tong sampah dan jangan dibuang ke dalam tong sampah. Saya berkata bahwa saya tidak menjualnya, melainkan memberikannya kepada Tzu Chi untuk membantu penderita penyakit ginjal, korban banjir, korban gempa, dan lain-lain,“ ucap Lin Rui-xiang, relawan daur ulang.

“Dahulu saya tidak suka mengumpulkannya karena merasa sangat kotor dan takut ditertawakan orang lain,” kata relawan daur ulang lainnya, Huang Lie-ye.

Kita bisa melihat di Malaysia, lansia yang sudah pensiun sepenuh hati mendedikasikan diri untuk melindungi bumi dengan melakukan daur ulang. Inilah yang terlihat di Malaysia. Sesungguhnya, kegiatan daur ulang berawal dari Taiwan. Para relawan daur ulang di Taiwan, baik tua maupun muda, semuanya melakukan daur ulang dengan sangat baik.

Kini dunia internasional telah sepaham dan mulai sepakat tentang pentingnya daur ulang. Banyak orang yang datang ke Taiwan untuk belajar melakukan daur ulang. Ini karena Taiwan melakukan daur ulang dengan sangat baik. Kini, kegiatan daur ulang Taiwan menduduki peringkat ketiga di seluruh dunia. Ini sungguh tidak mudah. Kegiatan daur ulang Tzu Chi telah dilakukan selama 27 tahun. Ini semua berkat para relawan daur ulang kita. Baik anggota komite, anggota Tzu Cheng, maupun relawan yang telah berusia 90-an tahun atau 100-an tahun, semuanya turut melakukan daur ulang.

Kini banyak perguruan tinggi, sekolah menengah, sekolah dasar, dan taman kanak-kanak yang mengajak murid-murid mereka ke posko daur ulang kita agar murid-murid memiliki kesadaran lingkungan dan tahu bagaimana cara melakukan daur ulang. Selain warga Taiwan, juga ada banyak pejabat pemerintah dari luar negeri yang datang untuk belajar.

Kita bisa melihat di Malaysia, di setiap Xieli terdapat satu posko daur ulang. Tzu Chi Malaysia telah mendirikan satu posko daur ulang di setiap Xieli. Mereka terus menggalakkan konsep daur ulang. Tekad mereka untuk melindungi Bumi tidak kalah dari Taiwan. Lewat siaran Da Ai TV, mereka bisa mempelajari bagaimana relawan di Taiwan melakukan daur ulang. Jadi, para relawan daur ulang di Taiwan sungguh telah mengajari banyak orang di seluruh dunia melakukan daur ulang.

Di seluruh dunia, banyak orang yang bisa melihat dedikasi Bodhisatwa lansia dalam kegiatan daur ulang lewat siaran Da Ai TV. Karena itu, mereka juga melakukan daur ulang dengan sangat gembira. Melihat relawan daur ulang di Taiwan melakukan daur ulang dengan begitu gembira, mereka juga melakukannya dengan gembira. Inilah kekuatan cinta kasih. Kita bukan hanya harus mengasihi bumi, tetapi juga harus mengasihi sesama manusia.

Di Indonesia, kita juga bisa melihat sebuah keluarga kurang mampu. Seorang ibu tunggal harus merawat anaknya yang jatuh sakit. Pada tahun 2009, insan Tzu Chi mulai membantu mereka sehingga sang anak dapat menerima pengobatan dan meneruskan pendidikan. Pada tahun 2013, sang ibu juga jatuh sakit. Insan Tzu Chi pun mencurahkan perhatian padanya. Demi membalas budi Tzu Chi, seluruh keluarganya turut melakukan daur ulang. Inilah cara mereka membalas budi Tzu Chi. Mereka melakukannya dengan sangat gembira.

Saya juga sangat bersyukur kepada para anggota TIMA yang menggelar baksos kesehatan di Pingtung bagi para nelayan asing.

“Lingkungan kerja mereka agak buruk. Mereka selalu bekerja di bawah terik matahari dan mengeluarkan banyak keringat. Mereka juga bersentuhan dengan ikan dan darah ikan. Itu sangat kotor dan tidak mudah untuk dibersihkan. Ini dapat menimbulkan iritasi kulit. Penyakit inilah yang paling sering ditemui,“ kata dr. Yan Yu-da Anggota TIMA.

“Ini pasti sangat gatal. Apakah kamu sering menggaruknya? Apakah tangan kirinya juga seperti ini?,“ tanya dr. Yan Yu-da kepada nelayan.

Para nelayan asing ini datang ke Taiwan untuk bekerja. Namun, saat kesehatan mereka terganggu, mereka tidak tahu harus bagaimana. Karena itu, insan Tzu Chi menggelar baksos kesehatan bagi mereka.

“Awalnya, formulir rekam medis hanya dalam bahasa Mandarin. Kita menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia agar saat memeriksa pasien, dokter bisa lebih mudah memahami keluhan pasien,“ jelas dr. Zhuang Xue-yi anggota TIMA.

Relawan kita sungguh bijaksana. Demi menolong orang-orang yang menderita, mereka menguras pikiran untuk mengetahui penyakit para nelayan asing yang meninggalkan kampung halaman untuk bekerja. Bagaimana cara menolong mereka? Kita menggunakan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan mereka, seperti isyarat tangan dan grafik tubuh manusia. Kemudian, kita juga mempelajari nama organ tubuh manusia dalam bahasa Indonesia. Kita bahkan membuat formulir rekam medis dalam bahasa Mandarin dan Indonesia. Inilah kekuatan cinta kasih. Saya sungguh sangat tersentuh.

Kita bisa melihat sebuah keluarga di Yilan yang terdiri atas tiga orang. Sesungguhnya, keluarga ini terdiri atas 5 orang. Namun, menantu sang kakek telah meninggalkan rumah bersama seorang cucunya. Yang tinggal bersama sang kakek adalah putra dan cucu perempuannya yang menderita gangguan mental. Menantunya meninggalkan rumah dengan membawa seorang cucunya yang sehat. Kini keluarga tersebut hanya tersisa sang kakek dengan putra dan cucunya.

“Di ruang tamu tercium bau pesing yang menyengat. Karena itulah, saya mengajak relawan lain untuk bersama-sama membersihkan rumah ini. Lantai dua lebih parah daripada lantai satu. Kita membersihkan langit-langit dan dinding. Bagian yang terbuat dari kayu, semuanya kita bersihkan. Bagian yang terbuat dari semen, kita berencana untuk mengecatnya kembali. Kita juga membersihkan lantai satu dan menggosok lantainya,“ kata Liu Shi-chao, relawan Tzu Chi.

Insan Tzu Chi bergerak untuk membantunya dan sang kakek sangat bersyukur. Saat pembersihan hampir selesai, sang kakek menerima sepucuk surat yang dikirimkan oleh menantunya.

“Cucu Anda telah diterima di National Kaohsiung Marine University di Cijin. Jadi, selama empat tahun mendatang, dia akan bersekolah di Kaohsiung. Saya yakin Anda pasti sangat gembira saat menerima surat ini,“ relawan Luo Mei-hua membacakan surat dari menantunya.

Sang kakek sungguh sangat gembira. Ada sekelompok relawan yang membantu membersihkan rumahnya. Relawan kita juga menemukan sebuah kalung emas dan berpesan pada sang kakek untuk menyimpannya dengan baik. Selain itu, sang kakek juga menerima surat yang membawa kabar baik. Tiga hal baik terjadi secara bersamaan. Karena itulah, sang kakek merasa gembira.

Lihat, inilah insan Tzu Chi. Kita menjangkau orang-orang yang menderita dengan kekuatan cinta kasih dan memperbaiki kehidupan mereka. Saya juga sangat gembira dan penuh sukacita. Tentu saja, di Taiwan, kasus seperti ini sangatlah banyak. Detik demi detik terus berlalu, saya tidak bisa mengulas semuanya. Saya sungguh sangat bersyukur kepada para Bodhisatwa dunia. Saya tidak bisa mengungkapkan semua rasa syukur saya.


Sepakat dan bertindak bersama untuk melakukan daur ulang

Menggelar baksos di Donggang demi melindungi kesehatan para nelayan asing

Menciptakan kebahagiaan dan membantu membersihkan rumah

Kekuatan cinta kasih mendatangkan harapan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 Juli 2016

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -