Ceramah Master Cheng Yen: Mempelajari Prinsip Kebenaran dan Kembali pada Hakikat yang Murni
Kini Taiwan berada di bawah pengaruh topan dan semua orang sangat waspada. Meski bertiup angin kencang dan turun hujan deras, tetapi beberapa waktu kemudian, semua itu akan berlalu. Namun, pandemi Covid-19 entah masih akan berlangsung berapa lama. Inilah yang dikhawatirkan oleh setiap orang sekarang. Kita semua hendaklah bermawas diri, berhati tulus, melindungi diri sendiri dengan baik, dan memperhatikan warga masyarakat.
Saat semua orang aman dan tenteram, barulah kita bisa aman dan tenteram. Dengan melindungi diri sendiri, kita juga melindungi orang lain. Saya sering berkata bahwa kita harus mengasihi diri sendiri dan orang lain. Semua orang di dunia ini hendaklah hidup berdampingan. Kini adalah waktunya bagi kita untuk memetik pelajaran besar dan tersadarkan.
Mari kita menenangkan pikiran dan lebih sering mempelajari prinsip kebenaran. Sebagai umat Buddha, kita hendaknya lebih sering mendengar ajaran Buddha. Kita hendaknya juga lebih sering mendengar ajaran dari agama lain. Saya berharap semua orang di seluruh dunia Saya berharap semua orang di seluruh dunia dapat bersumbangsih dengan cinta kasih universal tanpa memandang perbedaan agama.
Setiap hari, saya selalu duduk di ruang tamu dengan peta dunia di atas meja di hadapan saya. Saya sering melihat peta itu untuk mengetahui di mana bencana terjadi. Saya sangat mengkhawatirkan dan memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Saat ini, setiap orang hendaklah memandang ke seluruh dunia, senantiasa mengingatkan diri sendiri bahwa diri sendiri dipenuhi berkah, dan bersyukur pada diri sendiri.
Kita bersyukur bisa berkumpul bersama di dunia ini. Kita semua sangat beruntung bisa terlahir di zaman sekarang. Berkat kemajuan teknologi, kita dapat memandang secara luas ke seluruh dunia. Kita bisa melihat wilayah-wilayah yang dilanda bencana air, angin, ataupun api. Ketidakselarasan unsur air, angin, dan api mendatangkan berbagai bencana. Jadi, setiap hari, saya melihat peta di atas meja sambil memberikan saran.
Bodhisatwa sekalian, dunia ini sungguh penuh dengan bencana. Kita hendaklah berdoa dengan tulus semoga dunia aman dan tenteram. Saya berharap iklim dapat kembali bersahabat dan pandemi kali ini dapat segera berlalu. Untuk itu, kita semua hendaklah berdoa dengan hati yang tulus agar ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Bagaimana cara menunjukkan ketulusan? Dengan bervegetaris serta mengasihi dan melindungi kehidupan. Dengan membina kebajikan di dalam hati, kita tidak akan tega mengonsumsi daging hewan dan bisa kembali pada hati yang murni.
“Setelah berpartisipasi dalam "Planet Vegetaris", saya terinspirasi untuk bervegetaris. Saat jari saya teriris, saya teringat akan hewan-hewan. Saat disembelih, mereka pasti kesakitan sekali. Jika saya memakan anak ayam, induknya tidak akan bisa menemukannya lagi dan akan sedih. Saat saya tidak bisa menemukan ibu saya, saya juga akan sedih dan menangis. Maukah kalian bervegetaris bersama saya? Bagaimana jika kalian mencoba untuk bervegetaris sehari dahulu?” tanya Chong Zhi Yin, vegetarian cilik.
“Oke, saya akan mencoba untuk tidak makan ayam goreng,” jawab anak yang lain.
“Saya ingin bervegetaris seumur hidup karena ingin melindungi hewan. Saya tidak ingin melihat hewan-hewan menderita dan terluka setiap hari,” tambah Chong Zhi Yin.
Hati anak-anak sangat murni dan penuh cinta kasih. Saat orang-orang kembali pada hati yang penuh cinta kasih dan murni tanpa noda, barulah dunia ini akan dipenuhi berkah. Ada banyak hal yang tidak habis untuk dibagikan dan sulit untuk dijelaskan. Saya berharap kalian dapat lebih bersungguh hati untuk memahami semua itu. Jika kalian bersungguh hati, dari satu hal yang saya katakan, kalian juga bisa memahami hal-hal lainnya. Untuk itu, kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan.
Aksara Mandarin "zhi" (kebijaksanaan) terdiri atas aksara "zhi" (pengetahuan) di atasnya dan aksara "ri" (matahari) di bawahnya. Dengan kebijaksanaan, barulah kita bisa berpikiran jernih serta membedakan benar dan salah. Dengan berpikiran jernih serta bisa membedakan benar dan salah, barulah kita bisa sepenuhnya memahami bahwa semua makhluk hidup ialah setara.
Dengan kebijaksanaan yang bisa membedakan benar dan salah serta memandang setara semua makhluk ini, kita bisa kembali pada sifat hakiki kita yang murni tanpa noda. Bodhisatwa sekalian, ingatlah untuk mengimbau orang-orang mempelajari prinsip kebenaran, melihat penderitaan di seluruh dunia, menyerap lebih banyak pengetahuan, dan membangkitkan kebijaksanaan hakiki.
Kita hendaknya memiliki pengetahuan yang disertai kecemerlangan, yaitu kebijaksanaan. Dengan bersungguh hati membina kebijaksanaan, kita akan memahami bahwa pada hakikatnya, hati, Buddha, dan semua makhluk tiada perbedaan. Inilah kebijaksanaan yang memandang setara semua makhluk, yakni kebijaksanaan Buddha.
Menangani pandemi bersama dengan bermawas diri dan berhati tulus
Anak-anak bervegetaris dengan welas asih agung
Senantiasa berpegang pada prinsip kebenaran dan memandang setara semua makhluk
Kembali pada hakikat yang murni tanpa noda
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Oktober 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 14 Oktober 2021