Ceramah Master Cheng Yen: Memperbaiki Kehidupan dan Memperoleh Kedamaian
Hidup ini tidaklah kekal. Kita harus waspada dalam segala hal. Berhubung hidup tidaklah kekal, maka kita hendaklah menggenggam waktu yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus waspada dan jangan menyia-nyiakan waktu. Kehidupan penuh dengan ketidakkekalan. Saat terjadi bencana alam akibat ketidakselarasan unsur alam ataupun kecelakaan akibat kelengahan manusia kita mungkin saja tidak bisa menyelamatkan diri sehingga mengalami luka parah atau kehilangan nyawa. Kehidupan sungguh tidak bisa diprediksi.
Antarmanusia hendaknya mengasihi satu sama lain. Dalam ceramah pagi, saya mengulas tentang turunnya hujan jubah surgawi. Namun, apakah benar-benar turun hujan jubah? Ini hanya sebuah perumpamaan. Setiap orang harus memiliki panggilan hidup. Sifat hakiki setiap orang adalah bajik. Orang-orang selalu berkata tentang nurani hakiki. Jika hati kita seluas alam semesta murni, dan tidak ternodai, maka itulah yang disebut nurani hakiki.
Orang-orang zaman dahulu sering berkata bahwa melakukan segala sesuatu harus berpegang pada hati nurani. Ini juga mengandung Dharma. Hati kita harus seluas alam semesta, murni, dan tidak ternodai. Beberapa hari ini, saya terus mengulas bahwa setelah mencapai Bhumi sukacita dan Bhumi bebas kotoran, kita baru bisa mencapai Bhumi cahaya cemerlang, lalu Bhumi kebijaksanaan membara. Demikianlah kita setingkat demi setingkat menaikkan kualitas pikiran kita. Untuk itu, kita harus mendengar Dharma dan melakukan praktik Bodhisatwa.
Kita harus memperbaiki pola pikir terlebih dahulu agar hati kita bisa seluas alam semesta dan merangkul semua orang dan segala hal. Di Manila, kita bisa melihat orang-orang memungut sisa makanan di tumpukan sampah. Semua itu merupakan sisa makanan dari restoran dan rumah tangga. Mereka memungutnya dari tumpukan sampah.
“Dahulu, kami selalu memakan sisa makanan yang dipungut dari tumpukan sampah. Karena itu, anak saya sering jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit,” kata Agnes, penerima bantuan Tzu Chi.
Mereka memungut sisa makanan dari tumpukan sampah. Setelah dicuci dan dimasak kembali, itu akan menjadi makanan lezat bagi mereka. Demikianlah kehidupan mereka. Namun, sebagian orang berada malah memboroskan makanan. Mereka menyia-nyiakan makanan sehingga menciptakan banyak sampah. Ini sungguh sulit dipahami. Demi memenuhi nafsu makan sesaat, manusia menciptakan banyak sampah, membunuh banyak hewan, menimbulkan polusi udara, dan melukai bumi. Ini sungguh sulit dipahami.
Namun, warga kurang mampu yang pernah memungut sisa makanan berupa daging dari tumpukan sampah juga bisa mengubah pola pikir. Setelah berinteraksi dengan Tzu Chi, mereka juga bisa mengubah pola pikir dan mulai bervegetaris.
“Setelah menerima bantuan Tzu Chi, hidup kami berbeda dengan sebelumnya. Kami tidak perlu khawatir tidak ada makanan lagi. Saya ingin berterima kasih kepada Master Cheng Yen. Bagi saya dan keluarga saya, beras ini merupakan berkah besar. Saya belajar banyak hal dari Master Cheng Yen, terutama pola makan vegetaris. Saya yang telah memperoleh berkah hendaknya berbagi dengan orang lain. Saya akan mengumpulkan botol plastik dan menyumbangkan hasilnya pada Tzu Chi. Terima kasih, Master Cheng Yen,” kata Agnes, penerima bantuan Tzu Chi.
Dengan mengubah pola pikir, mereka bisa hidup sehat dan memperbaiki kondisi kehidupan mereka. Yang perlu dilakukan hanyalah mengubah pola pikir. Mereka juga bersedia menjadi orang yang bisa menolong sesama.
“Melakukan daur ulang adalah cara kami membalas budi Tzu Chi. Kami berjanji untuk mengumpulkan 4 hingga 7 karung setiap bulan. Setelah memperoleh berkah, kita juga harus berbagi dengan orang lain,” Mark, penerima bantuan Tzu Chi.
“Kini, kita juga berdonasi pada Tzu Chi. Saya memahami bahwa mengalami kondisi seperti ini bukan berarti saya tidak bisa melakukan apa-apa. Meski hanya dengan sedikit uang, kita juga bisa menolong, bahkan menyelamatkan kehidupan,” kata Mark, penerima bantuan Tzu Chi.
Meski kekurangan secara materi, mereka bisa membangkitkan kekayaan batin. Ini sungguh mengagumkan. Kita bisa melihat harapan bagi masa depan mereka. Kita hendaknya memandang semua makhluk secara setara. Kita harus bersungguh-sungguh mengubah kesadaran ketujuh menjadi kebijaksanaan yang tidak membeda-bedakan. Semua orang adalah setara. Dengan mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan, hidup kita akan sangat murni, tenang, dan damai.
Berkah adalah kebahagiaan yang diperoleh ketika bersumbangsih dan kebijaksanaan adalah kedamaian yang diperoleh dari sikap penuh pengertian. Dengan bersikap penuh pengertian, kebijaksanaan kita akan berkembang dan pikiran kita tidak terbebani. Dengan bervegetaris, kesehatan keluarga itu juga membaik. Setelah mengubah pola pikir, mereka bisa membangkitkan kekayaan batin dan menolong sesama.
Dengan mengubah pola pikir, mereka bisa memiliki tubuh yang sehat dan hati yang tenang. Mengubah pola pikir tidaklah sulit. Singkat kata, asalkan bersungguh hati, maka memperbaiki kehidupan bukanlah hal yang mustahil. Jika semua orang memperbaiki pola hidup, maka kondisi iklim akan selaras dan dunia akan tenteram. Setelah memahami prinsip ini, kita akan memahami semua kebenaran.
Bencana alam dan kecelakaan sulit dihindari
Ajaran Buddha mengandung nurani hakiki
Memperbaiki kehidupan dan memperoleh kedamaian
Membangkitkan kebijaksanaan yang tidak membeda-bedakan dan kekayaan
batin
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Maret 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Maret 2018