Ceramah Master Cheng Yen: Memperdalam Akar dan Memperpanjang Jalinan Kasih Sayang
“Halo, Master. Master, saya adalah Gao Bi-zhu. Tahun ini, saya berusia 94 tahun,” kata He Gao Bi-zhu relawan Tzu Chi.
Mengapa Anda tidak kembali ke sini?
“Nama Dharma yang Master berikan pada saya ialah Jing Jin. Nomor komite saya 48,” lanjut He Gao Bi-zhu.
Awal sekali Anda bergabung. Semoga Anda selalu sehat.
“Semua orang berkata bahwa saya selamanya 18 tahun. Mereka memanggil saya ‘18 tahun’,” pungkas He Gao Bi-zhu.
Itu sangat bagus.
“Selanjutnya, kita melihat Kakak Yan Pin yang merupakan relawan konsumsi kita,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
“Halo, Master. Saya adalah Yan Pin. Setiap kali ada kegiatan besar, saya selalu bertugas untuk memasak di sini. Saat Master berkunjung ke sini, saya juga menghidangkan masakan untuk Master,” kata Yan Pin relawan Tzu Chi.
Saat saya berkunjung dan Anda memasak untuk saya, keluarlah untuk bertemu dengan saya.
“Semoga Master selalu sehat,” pungkas Yan Pin.
Saya sangat bersyukur kepada para Bodhisatwa di Taitung. Saya memiliki perasaan yang mendalam terhadap Taitung. Saya meninggalkan rumah dari wilayah barat dan melakukan perjalanan ke timur hingga tiba di Taitung. Terlebih saat mendengar tentang Luye hari ini, saya makin merasa akrab. Sejak masa-masa awal Tzu Chi, kita sudah memiliki benih Tzu Chi di Taitung.
“Saya mengenal Master pada tahun 1970. Saat itu, Master berkunjung ke Taitung setiap bulan dengan membawa 4 atau 5 muridnya untuk membimbing kami. Sejak saat itulah saya belajar. Di Tzu Chi, sebagian besar yang saya lakukan ialah kunjungan kasih dan dokumentasi serta membantu sebagai sopir. Saat itu, jumlah relawan di Taitung masih sedikit. Karena itu, saya melintasi gunung dan mengarungi lautan. Saya naik pesawat terbang ke Lanyu dan naik kapal ke Lyudao. Jadi, saya telah melintasi gunung dan mengarungi lautan. Saya terus bersumbangsih selama bertahun-tahun ini. Kini, saya telah berusia 89 tahun,” kata Ou Shun-xing relawan Tzu Chi.
Para relawan Tzu Chi senior di Taitung telah mendampingi saya menjalankan Tzu Chi selama ini. Sesungguhnya, kini Taitung dan Hualien telah dihubungkan oleh jalur kereta api sehingga terasa dekat. Dahulu, naik bus dari Taitung ke Hualien merupakan perjalanan yang sangat panjang. Perjalanan ini sangatlah panjang, tetapi jalinan kasih sayang Bodhisatwa kita lebih panjang daripada perjalanan ini. Jadi, akar Tzu Chi di Taitung telah tertanam sangat dalam.
Pohon bodhi telah membentuk hutan. Namun, relawan Tzu Chi Taitung harus lebih bekerja keras karena ada banyak pohon bodhi yang belum menghasilkan benih. Kita hendaknya terus bekerja keras agar memiliki akar yang tertanam dalam, batang yang kuat, serta dapat berbunga dan menghasilkan benih setiap tahun. Dengan demikian, barulah Tzu Chi di wilayah timur Taiwan dapat menyucikan dunia.
Tzu Chi memiliki jalinan jodoh yang tidak terbayangkan dengan dunia ini. Saya sering menyebut "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Mengenai "demi ajaran Buddha", ini adalah pesan dari guru saya. Mengenai "demi semua makhluk", saya berharap kita semua dapat menghimpun kekuatan untuk berjuang demi semua makhluk. Kini, berkat akumulasi waktu, saat mengenang masa lalu, saya bisa melihat banyak buah pencapaian. Dalam berbagai hal, kita memiliki buah pencapaian yang berlimpah.
Belakangan ini, saya selalu berkata bahwa kita harus menginventarisasi kehidupan masing-masing dan memuji diri sendiri yang telah mengembangkan nilai kehidupan. Sesuai hukum alam, usia kehidupan saya telah banyak berkurang. Sisa waktu saya tidaklah banyak. Karena itulah, saya terus berkata bahwa kita harus mengenang pengalaman kita. Jika saya terus menyerukan hal ini, kita akan memiliki banyak data tentang Bodhisatwa dunia.
Lihatlah, dengan adanya Tzu Chi, tentu ada banyak hal yang bisa dibagikan. Melihat kegiatan daur ulang, kita pun teringat akan pelestarian lingkungan yang kini telah menjadi topik yang sangat penting di dunia internasional. Jadi, kita harus memandang penting banyak hal.
Dahulu, orang-orang bilang memungut sampah. Belakangan, kita menyebutnya mengumpulkan barang daur ulang. Kita mengubah sampah menjadi emas, mengubah emas menjadi cinta kasih, dan mengubah cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari seluruh dunia. Jadi, dengan bersungguh-sungguh menelusuri akar pelestarian lingkungan, kita akan menemukan nilainya.
Menelusuri akar pelestarian lingkungan, ini sangatlah penting bagi dunia ini. Tentu saja, kita tidak boleh menyombongkan diri. Namun, kita harus memandang penting diri sendiri dan kedatangan kita ke dunia ini. Kita tidak menyia-nyiakan waktu dan tidak melakukan hal yang salah. Kita menggenggam waktu dengan sangat baik.
Barang-barang ini memenuhi satu keranjang. Jika kedua keranjang ini disatukan, terbentuklah sebuah kotak besar. Keranjang ini merupakan buatan manusia. Bahannya berasal dari jahe cangkang yang bertumbuh di atas tanah. Selain tanah, juga butuh air, udara, dan sinar matahari agar ia dapat bertumbuh. Setelah ia bertumbuh, manusia pun mendapati kegunaannya dengan kebijaksanaan dan pengetahuan mereka.
Dengan kebijaksanaan, manusia memanen tumbuhan ini, menjemurnya, dan mengolahnya. Dengan tangan yang terampil, kita dapat membuat berbagai jenis kerajinan tangan yang berguna, baik besar maupun kecil. Ini juga merupakan karya seni. Kini, orang-orang sudah tidak menggunakannya dan tidak bisa membuatnya. Zaman dahulu, orang-orang menghargai tumbuhan dan kegunaannya. Kini, kita kembali menampilkannya.
Saat membahas tentang pelestarian lingkungan, semua orang berpikir, "Benar, saya juga melakukan pelestarian lingkungan." Mengenai Tzu Chi, kenangan kita lebih banyak lagi. Singkat kata, kita patut mengenang dan menginventarisasi semua itu.
Mari kita bersungguh-sungguh mengenang pengalaman kita. Saat kita lupa akan pengalaman diri sendiri dan berbagi tentang orang lain, orang lain mungkin akan berkata bahwa saat itu tidak hanya ada dirinya, tetapi juga ada kita. Jadi, baik Anda, saya, maupun dia, nilai kehidupan semua orang saling berkaitan. Kehidupan kita berkaitan satu sama lain sehingga menjadi sangat bernilai.
“Kami akan bersungguh hati mendengarkan ajaran Master. Kami akan bersungguh hati menjalankan ajaran Master. Kami bersedia menjadi orang yang membawa lentera untuk menyinari jalan bagi orang lain dan membimbing Bodhisatwa memasuki pintu kebajikan. Kami akan sepenuh hati mempertahankan tekad awal dan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan.”
Tzu Chi memiliki jalinan jodoh yang tidak terbayangkan
Memperdalam akar dan memperpanjang jalinan kasih sayang
Memperpanjang usia barang dengan kebijaksanaan dan keterampilan
Menghargai sumber daya alam dan mengubah sampah menjadi aliran jernih
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 07 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 09 Mei 2024