Ceramah Master Cheng Yen: Memperdalam Akar Kebijaksanaan untuk Menyucikan Hati Manusia

Dalam Pemberkahan Akhir Tahun yang digelar setahun sekali, kita harus bersyukur atas setiap hari yang telah kita lalui dengan aman dan tenteram. Sungguh, kita harus bersyukur atas setiap hari yang telah kita lalui. Saya juga bersyukur setiap hari. Setiap pagi, saya berkata pada diri sendiri, “Saya bersyukur masih bisa bergerak hari ini. Saya harus menjalani hari ini dengan sangat tulus dan mawas diri.”

Tzu Chi telah berdiri selama 50 tahun. Kalian tentu ingat pada 50 tahun yang lalu, saat baru didirikan, organisasi kita dinamakan Badan Amal Ke Nan Tzu Chi. Kalian juga tentu ingat tentang kisah celengan bambu dan perjalanan awal kita yang penuh rintangan. Kini kita telah memasuki tahun ke-51.

Selama 50-an tahun ini, semangat celengan bambu telah tersebar ke seluruh dunia. Di berbagai negara, relawan kita menyosialisasikan semangat celengan bambu. Kita juga melihat di Indonesia, celengan yang diambil berjumlah lebih dari 400 ribu buah. Lebih dari 400 ribu buah celengan ini diambil oleh para pengusaha yang berbagi semangat celengan bambu dengan karyawan mereka.

Setiap hari, setiap karyawan menyisihkan satu koin ke dalam celengan bambu untuk menciptakan berkah dengan penuh rasa syukur. Mereka bersyukur kepada pimpinan mereka yang membuat mereka dapat bekerja di lingkungan yang aman dan perusahaan yang makmur. Mereka menyisihkan satu koin setiap hari sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan mereka hari itu. Banyak karyawan yang bersedia menyisihkan uang.

Ceramah Master Cheng Yen

Relawan kita berkata bahwa para pengusaha yang mengambil celengan bambu juga sangat bersyukur. Mereka berkata bahwa karena karyawan mereka mengawali setiap hari dengan bersyukur dan menciptakan berkah, maka mereka lebih mudah mengatur para karyawan. Para karyawan bahkan bekerja dengan baik tanpa perlu diatur. Setiap orang memiliki hati penuh rasa syukur.

Setiap hari, mereka bersyukur dan menyisihkan uang ke dalam celengan. Karena itu, mereka bisa bekerja dengan hati penuh rasa syukur setiap hari. Seperti yang saya katakan kepada kalian, setiap hari, saat membuka mata serta menggerakkan tangan dan kaki, saya bersyukur di dalam hati dan mengingatkan diri untuk melakukan hal yang harus saya lakukan dengan baik. Kedua hal ini didasari oleh prinsip yang sama. Kini ada banyak perusahaan di Indonesia yang menyambut semangat celengan bambu sehingga para karyawan dapat bersyukur dan menciptakan berkah setiap hari. Ini sungguh merupakan metode yang baik.

Janganlah kita meremehkan dana kecil. Yang terpenting adalah dapat menyucikan hati manusia. Yang saya utamakan adalah menyucikan hati manusia. Contohnya seorang pimpinan perusahaan yang berkata, “Saya sangat bersyukur. Karena karyawan saya dipenuhi rasa syukur, perusahaan saya menjadi lebih mudah dikelola.” Jadi, perusahaan juga menyucikan hati karyawan. Kita berharap dapat menyucikan hati masyarakat.

Saya sering berkata bahwa Taiwan tidak memiliki permata apa pun, kecuali kebajikan dan cinta kasih. Jika kita kehilangan kebajikan dan cinta kasih, maka dunia akan penuh dengan bencana. Kita yang hidup di Taiwan hendaknya senantiasa bersyukur. Setiap kali topan berlalu, saya selalu bersyukur. Beberapa topan yang hampir mendarat di Taiwan akhirnya berubah arah meninggalkan Taiwan sehingga dampak bencana berkurang.

Ceramah Master Cheng Yen

Singkat kata, kita harus senantiasa memiliki hati penuh rasa syukur. Hidup aman dan tenteram adalah berkah. Kebajikan dan cinta kasih merupakan permata Taiwan. Karena itu, kita harus bersungguh hati dan jangan meremehkan cinta kasih sekecil apa pun.

Kita bagaikan bunga teratai. Kita hidup di dunia yang penuh Lima Kekeruhan yang sering dilanda badai kegelapan batin dan terbakar oleh api kegelapan batin. Karena itu, kita harus sanggup menghadapinya tanpa terpengaruh oleh kegelapan batin.

Teratai yang disematkan di depan dada kalian melambangkan kemurnian hati. Di depan dada kalian juga disematkan pita bertuliskan “Hati Buddha, Tekad Guru”. Mulai hari ini, kalian harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus meneladani hati Buddha. Kita harus melantunkan nama Buddha ke dalam hati kita dan membangkitkan hakikat kebuddhaan. Jika kalian bisa meneladani hati Buddha dan tekad saya dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, berarti kita semua memiliki kesatuan hati dan tekad yang bagaikan bola kristal.

Bodhisatwa sekalian, anggota Tzu Cheng dan komite harus bekerja sama untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Semua relawan harus bekerja sama dengan harmonis. Hati kita harus semurni teratai dan kristal yang tidak ternodai. Contohnya bunga teratai. Semakin keruh kolamnya, semakin murni teratai yang bermekaran. Jika hati kita bebas dari noda batin, maka kita akan memiliki kemurnian dan kesatuan hati bagai bola kristal.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita juga harus mengembangkan hutan Bodhi dari akar yang sama. Bodhi berarti kesadaran. Hanya sebatang pohon Bodhi tidaklah cukup. Kita harus menghijaukan Bumi sekarang. Kita harus menumbuhkan sebatang demi sebatang pohon Bodhi. Pohon Bodhi melambangkan kesadaran hakiki. Jadi, untuk membangkitkan kesadaran hakiki setiap orang, kita harus memperdalam akar kebijaksanaan. Dari akar kebijaksanaan inilah hutan Bodhi akan berkembang.

Semua relawan juga harus bersatu hati untuk menggarap ladang berkah. Seluruh anggota Tzu Cheng dan komite harus bekerja sama dengan harmonis untuk menggarap ladang berkah di bumi ini guna menciptakan berkah bagi dunia. Berhubung dunia ini penuh dengan penderitaan akibat penyakit dan bencana, maka kita harus menyucikan hati lebih banyak orang dan mengajak mereka menggarap ladang berkah. Jadi, akar kebijaksanaan harus tertanam dalam di Jalan Bodhisatwa.

Kita harus bersungguh-sungguh menanam akar kebijaksanaan dalam-dalam. Jangan sampai tergoyahkan oleh tiupan angin kegelapan batin. Kita harus memiliki tekad pelatihan yang teguh, percaya diri untuk bersumbangsih tanpa pamrih, dan percaya pada cinta kasih orang lain. Saat cinta kasih setiap orang terbangkitkan, barulah masyarakat bisa harmonis dan kita bisa hidup aman dan tenteram.

“Murid Jing Si Kaohsiung berikrar di hadapan Master: tekad pelatihan tidak akan mundur dalam mendengar, merenung, dan mempraktikkan Dharma; giat melatih diri dan menjalankan ikrar; bersiteguh menaati sila serta mengembangkan konsentrasi dan kebijaksanaan; bervegetaris dan menjalin jodoh baik.”

 Baik. Ribuan orang yang memiliki kesatuan hati berikrar dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Kalian membangkitkan ikrar untuk kehidupan ini dan kehidupan mendatang. Saudara sekalian, saya yakin kita memiliki jalinan jodoh sebagai guru dan murid. Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk, inilah tekad dan tujuan kita bersama. Ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi harus kita lindungi, paham? (Paham) Saya mendoakan kalian semua, terima kasih.

Semua orang berbuat baik untuk menghimpun berkah

Semangat celengan bambu membawa manfaat bagi seluruh dunia

Seluruh relawan Tzu Chi memiliki kesatuan hati bagai bola kristal yang berpusat pada satu titik

Akar kebijaksanaan tertanam dalam di Jalan Bodhisattva

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 November 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 November 2016

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -